Cari Blog Ini

Kamis, 31 Mei 2018

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar


A.    Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam yakni : faktor internal (faktor dari dalam siswa), faktor eksternal (faktor dari luar siswa), faktor pendekatan belajar siswa (aproach to learning).
1.      Faktor internal siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); 2) aspek psikis (yang bersifat rohaniah).
(a)    Aspek fisiologis (fisik)
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengaran dan indera penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalammenyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. Untuk mengatasi masalah mata dan telinga diatas, kita selaku pendidik yang profesional seyogyanya bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin (periodik) dari dinas-dinas kesehatan setempat. Kalau permasalah tersebut tidak kita atasi dengan sebijaksana mungkin maka seorang siswa akan menimbulkan prustasi yang pada giliranya cepat atau lambat siswa tersebut akan menjadi under achiever atau mungkin gagal, meskipun kapasitas kognitif mereka normal atau lebih tinggi dari pada teman-temanya.[1]
(b)   Aspek psikis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikis yang bisa mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran. Diantara begitu banyak faktor psikis, yang paling banyak atau paling sering disoroti pada saat ini adalah faktor-faktor berikut :
(1)   Faktor intelegensi atau kemampuan siswa
Pada dasarnya, manusia itu berbeda satu sama lain, salah satu perbedaan menujukan ada orang yang dikaruniai kemampuan tinggi, sehingga mudah mempelajari sesuatu. Dan sebaliknya, ada orang yang kemampuanya kurang, sehingga mengalami kesulitan untuk sesuatu disebabkan antara lain, oleh perbedaan pada taraf kemampuanya. Kemampuan itu penting untuk mempelajari sesuatu.
Sebaliknya, anak yang dikaruniai kemampuan tinggi akan lebih berhasil didalam kegiatan belajar karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran. Anak yang cerdas akan lebih mudah berfikir kreatif dan cepat mengambil keputusan. Meskipun demikian, anak yang mempunyai kemampuan tinggi tidak akan kesulitan didalam belajar.
(2)   Faktor perhatian dan minat
Secara sederhana minat minat bearti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantunganya sangat banyak pada faktor-faktor internal lainya seperti pemusatan perhatian keingin tahuan motivasi dan kebutuhan.
Sebagai seorang anak mempelajari sesuatu hal yang menarik perhatian akan lebih mudah diterima dari pada mempelajari hal yang tidak menarik perhatian. Dalam menyajikan pembelajaran faktor memotivasi anak tidak bisa diabaikan terutama anak kecil. Anak-anak akan tertarik pada hal yang baru dan menyenangkan.[2]
(3)   Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenddrungan untuk mereaksi atau merespon (response tedency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif pada guru dan mata pelajaran yang disajikan  merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaranya dapat meninbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.
         Untuk mengatasi kemungkinan munculnya sikap negatif siswa seperti tersebut diatas, guru dituntut untuk terlebih dahulu menujukan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran yang menjadi vaknya. Dalam hal bersikap positif terhadap mata pelajaranya, seorang guru sangat dianjurkan untuk senantiasa menghargai dan mencintai profesinya.    
(4)   Faktor bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang, dengan demikian setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Secara global bakat itu mirip dengan intelegensi, itu sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) disebut juga sebagai talented child yakni anak berbakat.
(5)   Faktor motivasi
Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : 1) motivasi intrinsik; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhan terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.

2.      Faktor eksternal siswa
Faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
(a)    Lingkungan sosial
Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat dilingkungan kumuh dan serba kekurangan dan anak-anak pengangur, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Palin tidak siswa tersebut akan menemukan kesulitan memerlukan teman belajar atau reduksi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
(b)   Lingkungan nonsosial
Faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 
Rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja, akan mendorong siswa untuk berkeliaran ketempat-tempat yang sebenarnya tak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dang perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
3.      Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar, sepeti yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efesiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini bearti seperangkat langkah operasional yang dirakayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.[3]
        Berdasarkan penjelasan diatas faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat simpulkan melalui tabel sebagai berikut :


Tabel 2
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Ragam faktor dan unsurnya
Internal Siswa
Eksternal Siswa
Pendekatan
1.      Aspek fisiologis
-          Tonus jasmani
-          Mata dan telinga


2.      Aspek psikologis
-          Intelegensi
-          Sikap
-          Minat
-          Bakat
-          Motivasi
1.      Lingkungan sosial
-          Keluarga
-          Guru dan staf
-          Masyarakat
-          Teman
2.      Lingkungan nonsosial
-          Rumah
-          Sekolah
-          Peralatan
-          Alam
1.      Pendekatan tinggi
-          Speculative
-          Achieving


2.      Pendekatan menengah
-          Analitical
-          Deep
3.      Pendekatan rendah
-          Reproductive
-          Surface

Berdasarkan dari dan tabel diatas dapat penulis ambil kesimpulan faktor yang paling dominan mempengaruhi belajar peserta didik adalah faktor internal dan faktor eksternal siswa. Faktor internal siswa yang dominan mempengaruhi belajarnya adalah aspek psikologis, sedangkan faktor ekternal siswa adalah lingkungan sosial seperti keluarga. Keluarga adalah garda depan penggarak utama untuk menentukan tingkat keberhasilan dari siswa didalam pembelajaran dan baru di dukung oleh faktor-faktor yang lain.



[1] Muhibbin Syah, op.cit., h. 148
[2] Alek Sobur,  op.cit., h. 245
[3] Muhibbin Syah, op. cit., h. 157

Tidak ada komentar: