Cari Blog Ini

Kamis, 03 Mei 2018

Sistim Informasi Manajemen


A.   Sistim  Informasi Manajemen
1.   Pengertian Manajemen .
Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manage berarti kontrol.[1] Dalam Kamus Bahasa Indonesia manajemen dapat diartikan mengendalikan, menangani atau mengelola.[2] Selanjutnya kata benda manajemen dapat mempunyai beberapa arti. Pertama manajemen adalah pengelolaan, pengendalian, atau penangganan. Kedua manajemen adalah perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu berupa skill ful treatment. Ketiga gabungan dari kedua pengertian tersebut yaitu yang berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaan, rumah tangga, atau suatu bentuk kerja sama dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Di antara definisi manajemen adalah sebagai berikut:
1.      Manajemen sebagai ilmu artinya manajemen memenuhi kriteria ilmu dan metode keilmuan yang menekankan kepada konsep-konsep, teori, prinsip dan teknik pengelolaan.[3]
2.      Manajemen sebagai seni, artinya kemampuan pengelolaan sesuatu itu merupakan seni menciptakan krteratif.
3.      George R. Terry menyatakan, manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, and controling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan mengunakan manusia dan sumber daya lainnya.[4]
4.      Idochi Anwar mengatakan manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang lain untuk bekerja.[5]
5.      Menurut Badri Munir Sukoco, pengelolaan pekerjaan itu terdiri dari bermacam ragam, misalnya berupa pengelolaan industri, pemerintahan, pendidikan, pelayanan sosial, olah raga, kesehatan, keilmuan dan lain-lain.[6]
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan dari tiga unsur pokok dalam manajemen yaitu:
a.       Manajemen merupakan suatu kelompok orang yang bekerja sama.
b.      Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
c.       Dalam manajemen terdapat proses manajemen yang meliputi perencanaan (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan).
  Tugas manajemen pendidikan antara lain mengintegrasikan dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber – sumber pendidikan dengan seefektif dan seefisien mungkin. Para guru diharapkan dapat menggunakan dan memanfaatkanya dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar pada masing-masing sekolah atau lembaga pendidikan dimana mereka bertugas. Pengertian organisasi yaitu sekelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih bekerja sama untuk mencapai tujuan.
 Dale mengutip  beberapa pendapat ahli tentang pengertian manajemen sebagai berikut: (1)  mengelola orang-orang, (2) pengambilan keputusan, (3) proses mengorganisasi dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan sudah ditentukan.
Dalam pendidikan manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.[7]
2.      Hakikat Manajemen
Mula-mula fungsi manajemen banyak ragamnya seperti merencanakan, mengorganisasi, menyusun staf, mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengontrol, mencatat dan melaporkan, serta menyusun anggaran belanja.[8]
Manajemen membutuhkan aktivitas-aktivitas tertentu dalam lembaga pendidikan dengan program-programnya, sarananya, anggaranya, kriteria pelaksanaan dan keberhasilan, dan petunjuk–petunjuk kepada para pelaksana, sementara itu manajer telah siap menerima laporan baik supervisor tentang hal-hal yang prinsip, maupun dari pelaksanaan pendidikan itu sendiri. Para manajer juga melakukan pengawasan/kantrol langsung terhadap proses pendidikan yang sedang berjalan. Hasil pengawasan dan laporan-laporan diolah oleh manajer sebagai umpan balik untuk memberikan refisi seperlunya kepada proses pendidikan tersebut.
Jadi manajemen dan supervisi adalah aktivitas-aktivitas yang saling menunjang dan sebagai besar langsung dalam waktu yang berbersamaan bedanya ialah manajemen terjadi di kantor tetapi supervisi terjadi di lapangan yaitu tempat proses pendidikan berlangsung. Supervisi menghasilkan umpan balik, manajemen memproses umpan balik untuk mendapatkan kebijakan baru. Pengawas terakhir ialah bermaksud menilai proses dan hasil pendidikan. Manajer melakukan kontrol apakah proses dan hasil pendidikan itu sudah sesuai dengan rencana semula atau dengan revisinya, secara kualitatif maupun kuantitatif.
Kontrol terhadap proses pendidikan mencakup materi pelajaran yang didirikan, media yang dipakai, metode belajar dan mengajar, pengendalian kelas dan guru menilai siswa. Kegiatan ini dilakukan pada akhir semester dan akhir tahun ajaran/tahun kuliah. Hasil pengawasan ini juga dipakai umpan balik bagi menejer atau tim menejer untuk punyusunan aktivitas semester/tahun berikutnya.
Memperhatikan uraian di atas, ternyata manajemen merupakan aktivitas yang paling menentukan,. Sebab ia ibarat perintas, pemacu dan pengontrol adalah  juga berada di tangannya.
Manajemen adalah pusat administrasi, administrasi berawal dan berakhir pada manajemen. Manajemen adalah inti administrasi (Siagian 1979, h. 5). Karena tugas manajemen merupakan bagian utama administrasi, dengan tugas-tugasnya yang paling menentukan administrasi. Inilah yang merupakan hakikat manajemen, suatu aktivitas yang menjadi pusat administrasi pusat atau inti kerjasama antara angota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.      Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Menurut Gordon B. Davis,  menyatakan bahwa Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi  sipenerima dan  bermanfaat bagi  pengambilan keputusan saat ini atau mendatang [9]
Menurut Jhon G, Burch, Informasi adalah hasil pembentukan penyusunan, pengorganisasian atau pengubahan data yang menambah tingkat pengetahuan.[10]
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Sedangkan pengertian Sistem informasi manajemen secara keseluruhan adalah mengelola pekerjaan informasi dengan mengunakan pendekatan sistem yang berdasarkan pada prinsip-prinsip manajemen. [11]
Sistim Informasi Manajement dalam suatu lingkungan sistem informasi harus mempunyai persyaratan umum sebagai berikut :
-       Harus diketahui oleh penerima sebagai referensi yang tepat
-       Harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam proses pembuatan/ pengambilan keputusan
-       Harus mempunyai nilai surprise, yaitu hal yang sudah diketahui hendaknya jangan diberikan
-       Harus dapat menuntun pemakai untuk membuat keputusan. Suatu keputusan tidak selalu menuntut adanya tindakan.[12]
            Menurut Gordon B. Davis Sistem Informasi Manajemen  adalah sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi[13]
Ada kaitan yang erat antara organisasi, administrasi, dan manejemen. Organisasi adalah sekumpulan orang ikatan-ikatan tertentu yang merupakan wadah untuk mencapai cita-cita mereka, mula-mula mereka mengintegrasikan sumber-sumber materi maupun sikap para anggota yang dikenal sebagai manajemen dan akhirnya barulah mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai cita-cita tersebut. Baik manajemen maupun melaksanakan kegiatan itu disebut administrasi.[14]
Sistem adalah suatu model berpikir atau suatu cara memandang. Sekolah misalnya dapat dipandang sebagai bagian dari perumahan yang khusus dipakai untuk belajar oleh para siswa.[15] Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dengan bagian-bagiannya yang tersusun secara sistematis, yang mempunyai relasi satu dengan yang lain, dan yang sesuai dengan konteksnya (Immegart, 1972, h. 5). 
Ciri-ciri sistem adalah:
1.      Merupakan satu kebulatan
2.      Yang mempunyai bagian-bagian disebut sub sistem
3.      Bagian-bagian itu mempunyai relasi satu dengan yang lain
4.      Selalu berada pada konteksnya yaitu lingkungannya atau latar belakangnya.
Bila melaksanakan manajemen secara sistem berarti memberi perhatian dan perlakuan dengan proporsi yang relatif sama kepada sub sistem-sub sistemnya. Tidak dibenarkan manejer hanya memperhatikan beberapa saja dari sub sistemnya dengan menomor duakan sub sistem yang lainnya. Misalnya kalau ingin memajukan pendidikan hendaknya perhatian terhadap perbaikan informasi dan personalia sama intensitasnya dengan perhatian terhadap perbaikan teknik atau kurikulum.  
Konsep sistem informasi manajemen dalam organisasi telah ada sebelum perkakas komputer diciptakan, yang pada intinya sistem informasi manajemen konvensional merupakan pekerjaan sistematis seperti pencatatan, agenda, kearsipan, komunikasi di antara menejer-menejer organisasi, penyajian informasi untuk pengambilan keputusan.  Namun dengan tersedianya teknologi pengolahan data dengan komputer untuk menunjang sistem informasi manajemen tidak dapat dihindarkan lagi.[16]
Informasi manajemen tidak dapat dilepaskan dari manajemen secara umum. Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses merencana, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efesien.[17]
Sistem informasi manajemen adalah mengelola pekerjaan informasi dengan mengunakan pendekatan sistem yang berdasarkan pada prinsip-prinsip manajemen. [18]
Secara operasional sistem informasi manajemen dapat diartikan sebagai pelaksanaan fungsi-fungsi unit-unit organisasi untuk merencanakan, menganggarkan, mengorganisasikan, mengarahkan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi dalam pekerjaan informasi unit masing-masing untuk mencapai tujuan keseluruhan organisasi secara efesien dan efektif.
SIMDIK (Sistim Informasi Manajemen Pendidikan) adalah sebuah sistem informasi untuk kebutuhan manajemen lembaga pendidikan dalam hal ini adalah sekolah. Sekolah yang dapat di cover dengan SIMDIK ini adalah sekolah TK, SD, SMP, SMA dan sederajat. SIMDIK juga dirancang untuk memenuhi  segala kebutuhan pelaporan dari sekolah ke Dinas Pendikan Daerah maupun untuk kebutuhan Depdiknas dapat dilakukan dengan mudah. Dengan adanya SIMDIK manajemen pendidikan menjadi lebih mudah dan terkontrol[19]
Sedangkan Sistim Informasi yang digunakan oleh Madrasah di bawah naungan Kementerian Agama dinamakan dengan EMIS (Education Management Information Sistem). Masing-masing Kankemenag juga terdapat suatu unit kerja yang bertanggungjawab terhadap kegiatan EMIS yaitu bidang Mapenda yang ditunjuk sebagai koordinator kegiatan EMIS yang bertanggungjawab dalam kegiatan pendistribusian dan pengembalian instrumen stastistik, serta pengelolaan data. Setelah Seluruh instrumen pendataan dari seluruh wilayah berhasil terkumpul secara lengkap, selanjutnya EMIS memasuki tahap pengolahan dan analisis data untuk selanjutnya  menjadi informasi-informasi yang bermanfaat, berupa indikator-indikator pendidikan dan sebagai alat untuk pengambilan keputusan bagi pemerintah pusat pada Bidang Pendidikan Islam
Informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu.[20] Data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau rekam ke dalam berbagai bentuk media. Pekerjaan informasi adalah pekerjaan yang meliputi pengumpulan data, penyebaran data dengan meneruskannya ke unit lain, atau langsung diolah menjadi informasi, kemudian informasi tersebut diteruskan keunit lain. Pada SIMDIK ini informasi yang dapat diberikan berupa pengelolaan kesiswaan, Data induk siswa, Penilaian KTSP, Pengelolaan guru dan karyawan termasuk pengelolaan adminstrasi keuangan sekolah.
Secara umum SIMDIK indentik dengan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan yaitu merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung kembali proses pengambilan keputusan bidang pendidikan.  Data-data tersebut adalah data empiris atau data/fakta sebenarnya yang benar-benar ada dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya[21]
Semua data tersebut kemudian dihitung, diolah, dikelompokkan  dan selanjutnya dianalisis.  Setelah melalui proses pengolahan informasi tersebut data tersebut dapat disajikan kepada pimpinan sekolah, dinas pendidikan, masyarakat/publik, sebagai bahan bagi mereka dalam mengambil keputusan pendidikan.
Pekerjaan informasi yang dilakukan berdasarkan konsep sistem yang disebut sistem informasi yaitu suatu rangkaian informasi yang di dalamnya terdapat bagian-bagian yang berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain, mulai dari bagian yang besar sampai kebagian yang kecil, yaitu dari sub, sub-sub dan seterusnya sampai yang terkecil. 
4.      Peran dan Fungsi Informasi Manajemen
Dalam sistem informasi Manajemen (SIM) kita akan mengolah data menjadi informasi sesuai keperluan manajemen sebagai proses kegiatan dan keperluan menejer sebagai pimpinan manajemen lini bawah, tengah, dan atas. Agar informasi sesuai dengan keperluan manajemen dan menejer harus sesuai dengan fungsi manajemen, tingkat manajemen, dan kemampuan manajerial.
Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi manajemen berhubungan lansung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pimpinan berada di dalam bukan di luar situasi terserbut fungsi pimpinan merupakan suatu gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi suatu kelompok organisasi.[22]
Secara operasional fungsi sitem informasi manajemen dapat dibedakan empat fungsi pokok sistem informasi dalam manajeen yaitu:
1.      Perencanaan
Perencanaan berkaitan dengan penyusunan tujuan dan menjabarkannya dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan organisasi.[23] perencanaan sistem informasi maksudnya bagaimana menerapkan pengetahuan sistem informasi ke dalam organisasi. Sistem informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi masing-masing, oleh karena itu untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efesien diperlukan perencanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan dan nilai masing-masing organisasi.
2.      Pengorganisasian
Pengorganisasian berkaitan dengan pengelompokan personel dan tugasnya untuk menjalankan pekerjaan sesuai tugas dan misinya. Pengelolaan sistem informasi adalah bagian yang tak dapat dipisahkan dari manajemen, sebagaimana halnya pengelolaan ketenagaan, keuangan, organisasi dan tatalaksana dan lain sebagainya.
3.      Pengarahan
Pengarahan berkaiatan dengan kegiatan melakukan pengarahan-pengarahan, tugas-tugas dan instruksi. Fungsi ini juga berkaitan dengan pengendalian sistem informasi yang merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari pengelolaan sistem informasi, bahkan ia melaksanakan fungsi yang sangat penting karena mengamati setiap tahapan dalam proses pengelolaan informasi. Pengelolaan sistem informasi perlu memahami dan memiliki keterampilan manajerial dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian sistem informasi yakni:
a.         Kemampuan mengendalikan kegiatan perencanaan informasi
b.        Kemampuan mengendalikan kegiatan transpormasi informasi
c.         Kemampuan mengendalikan kegiatan pengorganisasian pelaksana sistem informasi
d.        Kemampuan melaksanakan kegiatan koordinasi dalam pelaksanaan sistem informasi.[24] 
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengendalian sistem informasi adalah keseluruhan kegiatan dalam bentuk mengamati, membina, dan mengawasi pelaksanaan mekanisme pengelolaan sistem  informasi khususnya dalam fungsi-fungsi perencanaan informasi, transpormasi, organisasi, dan kooardinasi. Penegendalian sistem informasi bertujuan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pengelolaan dan produk-produk informasi, baik segi kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktunya.
Adapun pelaksanaan pengendalian sistem informasi adalah melalui pengawasan dan pembinaan. Pengawasan dilakukan baik secara langsung yakni di tempat dilaksanakannya sistem informasi itu, maupun secara tak langsung melalui laporan-laporan tertulis dan secara lisan.[25] Sedangkan pembinaan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan pelatihan, pengkajian, dan kerjasama internal dan eksternal.
4.      Pengawasan
Kegiatan manajemen yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan apakah pelaksanaannya sudah dikerjakan sesuai dengan perencanaan, sudah sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai, dan perencanaan yang belum mencapai kemajuan, serta melakukan koreksi bagi pelaksanaan yang belum terselesaikan sesuai rencana.[26] Dalam pengelolaan sistem informasi dapat kita lihat kembali bahwa komponen penilaian tergolong sebagai komponen yang strategis, yang berarti ada kaitan sistematik dengan komponen masukan (input), komponen proses dan komponen produk. 
Dukungan sitem informasi manajemen pada pembuatan keputusan dalam suatu organisasi menurut Herbet A Simon yang dikutip oleh Ukhyana Effendi Onong, dapat diuraikan menurut tiga tahapan, proses pembuatan keputusan yaitu:
1.      Tahap pemahaman
Pada tahap ini hubungannya dengan SIM adalah pada proses penyelidikan yang meliputi pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. .
2.      Tahap perancangan
Pada tahap ini kaitannya dengan SIM adalah membuat model-model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta memprakarsai pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus membantu menganalisis alternatif-alternatif. 
3.      Tahap pemilihan 
Pada tahap ini SIM menjadi paling efektif apabila hasil-hasil perancanagan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan maka peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian


[1] Ausain Umar,  Buiness An Introduction, (Jakarta: Business Research Center, 2001), h. 17
[2] Depdikbud, Kamus Besar, h. 556
[3] Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen,  (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), h. 5 
[4] George R Terry, Principles of Management, (Homewood Illionis: Ricard D. Irwin Inc, 1977), h. 25
[5] Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan Teori Konsep dan Isu, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 77
[6] Badri Munir Sukoco, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, (Bogor: PT. Grasindo Persada, 2000), h. 5 
[7]Ibid., h. 4
[8] Ibid., h.12
[9] Gordon B. Davis, Margrethe H. Olson, Managemen Information System: Conceptual Foundations, structure, and Development. (Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, International Student Edition, 1984)  hal 5
[10] John G, Burc, Information System Theory and Practice, (1996, Prentice Hall) h. 30
[11] Herbert G. Hicks & G. Gay Gullett, Mnagement Fourt Edition, International Edition for Studen, (Auckland: MacGraw Hill Kongakusha Ltd, 1981), h. 572
[12] http://visiquantum.blogspot.com/2008/08/manajemen-sistem-informasi-pendidikan.html
[13] Gordon B. Davis, Margrethe H. Olson. Op.Cit, h. 67
[14]Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 2
[15] Made Pidarta, Ibid.,h. 23  
[16]Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono, Sitem Informasi Manajemen dalam Organisasi-organisasi Publik (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2001), h. 8
[17]Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000,), h. 11
[18]Herbert G. Hicks & G. Gay Gullett, Mnagement Fourt Edition, International Edition for Studen, (Auckland: MacGraw Hill Kongakusha Ltd, 1981), h. 572
[19] Dinas Pendidikan, Pengelolaan Informasi Pendidikan, (Jakarta, 2000) h. 20
[20] Suwarni Tri YC, sistem informasi manajemen,  (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1996), h.9
[21] http://visiquantum.blogspot.com/2008/08/manajemen-sistem-informasi-pendidikan.htm
[22] Soetejdjo Moeljodiharjo, Management information system, () Yogyakarta: Asndi Offset, 1996), h. 91

[23] Isjoni, Manajemen Kepemimpinan dalam Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), h. 77 
[24] Sondang P. Siagan, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Gunung Agung, 1995), h. 129
[25] J. M Burn, Leadership, (New York: Happer, 1987), h. 111
[26] Saiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabelat, 2005), h. 59

Tidak ada komentar: