METODE
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif.
Metode kuantitatif merupakan metode ilmiah, karena telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmu yang konkrit atau empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis.
Disebut kuantitatif, karena data penelitiannya berupa angka-angka dan analisanya
menggunakan statistik.[1] Alasan dipilih metode ini adalah pertama,
yang diteliti dalam penelitian ini adalah frekuensi adanya hubungan antara
variabel-variabel. Kedua, penelitian
dilakukan di sekolah yang melibatkan banyak sampel. Ketiga, yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian kuantitatif
adalah obyek yang diteliti menurut apa adanya, dan ini sesuai dengan tujuan
penelitian.[2]
Sesuai dengan permasalahan yang hendak diteliti, maka penelitian ini
tergolong pada penelitian deskriptif
asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.[3] Deskriptif merupakan salah satu bentuk penelitian
yang bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa atau kejadian variabel-variabel
dalam penelitian”.
Penelitian asosiatif bertujuan untuk
menemukan ada atau tidaknya hubungan
atau pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dan
tingkat signifikansi antara variabel bebas dengan variabel terikat.[4] Dalam penelitian ini penulis ingin melihat pengaruh yang diberikan
kemampuan mengajar guru dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar Pendidikan
Agama Islam di SMAN 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
B. Tempat dan
Lokasi Penelitian
Penelitian
ini diadakan di SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan tahun ajaran 2012/2013.
Waktu yang dipakai untuk penelitian adalah pada semester 1.
C. Populasi dan
Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[5]
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa di SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan,
yang terdiri dari tiga kelas, seperti yang terlihat dibawah ini:
Tabel
3.1 Populasi
Penelitian
No.
|
Kelas
|
Jumlah
|
1.
2.
3.
|
X
XI
XII
|
295
orang
208
orang
198
orang
|
Jumlah
|
|
701 Orang
|
Sumber: Tata
usaha SMAN 1 Bayang Kab. Pesisir Selatan
2.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.[6]
Mengingat jumlah populasi yang cukup besar, maka pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling yang digunakan adalah Proportional
Stratified Random Sampling. Penentuan
sampel didasarkan pada teknik proportional stratified random sampling,
yaitu populasi yang dianggap heterogen menurut karakteristik tertentu
dikelompokkan dalam beberapa sub populasi sehingga sub populasi yang ada
memiliki anggota sampel yang relatif homogen[7].
Untuk mendapatkan jumlah sampel dalam penelitian ini
digunakan rumus yang dikemukakn oleh Slovin dalam Umar.[8]
n
=
Keteranngan:
n
= Ukuran sampel
N
= Ukuran populasi
e
= Nilai kritis / batas ketelitian yang
diinginkan
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah:
n =
N / (1 + Ne2)
n = 701
/ (1+701
× 10% 2)
n = 701 / (1+7,01)
n = 87,52
87,52 (digenapkan menjadi 88 orang)
Dari rumus di atas, maka diperoleh jumlah
sampel sebanyak 88
orang siswa. Pengambilan sampel sebanyak 88 orang, yang terdiri dari kelas
X, XI dan XII di SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan.
Sampel tersebut sebagai berikut:
Tabel 3.2. Jumlah Sampel
No
|
kelas
|
Populasi
|
Sampel
|
1
|
X
|
295
|
(295/701)
× 88 = 37
|
2
|
X1
|
208
|
(208/701)
× 88 = 26
|
3
|
X11
|
198
|
(198/701)
× 88 = 25
|
Jumlah
|
701
|
88
|
D. Teknik
Pengumpulan Data
1.
Jenis Instrumen
Alat
pengumpulan
data disebut juga instrumen penelitian. Instrumen adalah alat untuk melakukan
pengumpulan data, seperti angket, skala bertingkat, pedoman wawancara, pedoman
observasi, dan lain-lain.[9]
Penelitian akan mencari data primer dan sekunder. Data primer penelitian adalah
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 2 Bayang, kemampuan mengajar guru
dan lingkungan belajar. Data diharapkan dapat memberikan gambaran ada atau
tidaknya hubungan variabel
di atas. Data didapatkan harus secara
langsung dari subjek penelitian. Sesuai dengan pendekatan penelitian, yaitu
pendekatan kuantitatif, maka metode pengumpulan data dan instrumen harus
mengarah pada perhitungan statistik, yaitu angket dengan skala pengukuran model Likert.
Data
sekunder meliputi data dan informasi tentang kondisi umum fokus penelitian
sebelum disebarkan angket seperti data hasil belajar Pendidikan Agama Islam di
SMAN 2 Bayang, jumlah siswa, guru dan sebagainya. Metode yang dipakai untuk
mencari data sekunder ini menggunakan studi dokumentasi, wawancara bebas dan
observasi.
2.
Instrumen
penelitian
Instrumen
penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan adalah
instrumen berupa angket atau kuesioner.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Penyusunan Angket Penelitian
Variabel
|
Indikator
|
No. Item
|
Sumber
|
|
Positif
|
Negatif
|
|||
Kemampuan mengajar
|
-
Variasi gaya mengajar
a.
Variasi Suara
b.
Penekanan
c.
Pemberian waktu
d.
Kontak pandang
e.
Gerakan anggota badan
f.
Pindah
posisi
-
Variasi media
a.
Keterampilan merancang media
b.
Penggunaan variasi media
-
Variasi pola interaksi
a.
Pola
interaksi satu arah, dua arah, multi arah
b.
Mendorong
siswa untuk terlibat aktif
|
1-4
6-8
9-12
13-15
17-21
23-26
27-31,33
34-43
44-49,51
52-54
|
5
16
22
32
50
|
Slameto
2006
|
Lingkungan belajar
|
Lingkungan
sosial
a.
Kepedulian dan dukungan orang
tua/wali terhadap kegiatan belajar anak
b.
Suasana belajar di rumah
c.
Kondisi lingkungan masyarakat di sekitar tempat
tinggal siswa
d.
Relasi guru dengan siswa
e.
Relasi siswa dengan siswa
-Lingkungan
non sosial:
a.
Keadaan
ekonomi keluarga
b.Kelengkapan perlengkapan belajar
c.
Penggunaan televisi dan
internet
d. Keadaan
gedung,
e.
Suasana
sekolah,
f.
Sarana
prasarana sekolah
|
1-2
4, 6
7,8
9-11
12-13
15,17,18,
19-21
22,24,25,26
27-28
29,33
|
3
5
14
16
23
|
Slameto
2006
|
Untuk menghitung skor indikator variabel kemampuan
mengajar dan lingkungan belajar maka alat ukur yang digunakan adalah skala model Likert yang telah dimodifikasi
terdiri dari lima kategori untuk pertanyaan positif dan negatif. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, tetapi
juga mengukur persepsi,
minat, motivasi, malah kegiatan, pelaksanaan program, dll.[10]
Adapun skor masing-masing jawaban tersebut sebagaimana terlihat dalam tabel
berikut ini :
Tabel 3.4
Skala Likert
Kategori
|
Skor
(Item positif)
|
Skor
(Item negatif)
|
Sering Sekali (SS)
|
5
|
1
|
Sering (SR)
|
4
|
2
|
Jarang (JR)
|
3
|
3
|
Jarang Sekali (JS)
|
2
|
4
|
Tidak pernah (TP)
|
1
|
5
|
3.
Uji Coba
Instrumen
a.
Responden Uji
Coba
Instrumen penelitian
ini diujicobakan kepada responden di luar sampel, namun masih dalam populasi
penelitian yaitu
siswa kelas XI sebanyak 30 responden di luar sampel .
b.
Pelaksanan Uji
Coba
Uji coba
terhadap siswa kelas XI yang dipilih sebagai responden uji coba dengan teknis
pelaksanaannya adalah dengan menyerahkan angket kepada siswa melalui guru.
Kemudian guru menyebarkan angket tersebut kepada siswa, diisi dan diserahkan
kembali kapada guru.
E. Teknik Pengujian
Keabsahan Data
1)
Uji Validitas
Instrumen
Uji
validitas digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan atau kesahihan, suatu instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan instrumen
dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat.[11]
Instrumen
penelitian yang berupa angket dikonstruksikan terlebih dahulu kepada dosen
pembimbing, apakah instrumen tersebut layak digunakan di lapangan, setelah
instrumen dinyatakan layak baru diadakan uji coba. Data uji instrumen dioleh
dengan bantuan program SPSS Versi 15.
Berdasarkan
hasil uji coba penelitian terlihat bahwa dari 57 butir instrument penelitian
tentang kemampuan mengajar yang diuji cobakan ternyata 54 butir soal valid dan 3 butir soal tidak valid. Kemudian
pada variabel lingkungan belajar, berdasarkan hasil uji coba penelitian
terlihat bahwa dari 35 butir instrument penelitian yang diuji cobakan ternyata
33 butir soal valid dan 2 butir soal
tidak valid (lampiran 134-139).
2)
Uji Reliabilitas
Instrumen
Uji
reliabilitas digunakan untuk mendapatkan kesamaan data dalam waktu yang
berbeda.[12]
Pengujian reliabilitas suatu instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat
pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. instrumen yang reliabel yang
sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga untuk mengetahui
sejauhmana tingkat signifikannya melalui rumus alfa cronbach.
Reliabilitas
kemampuan mengajar guru pendidikan agama Islam sebesar 0,972 yang berada pada tingkat reliabilitas tinggi.
Reliabilitas lingkungan belajar sebesar 0,931
yang berada pada tingkat reliabilitas tinggi (lampiran 134-139)..
3)
Instrumen final
Setelah
diadakan uji coba untuk instrumen penelitian, maka soal yang tidak valid
dibuang. Instrumen penelitian yang valid dan reliabel digunakan untuk
penelitian.
F. Teknik Analisa
Data
1.
Analisis
Deskriptif
Analisis ini
bersifat uraian atau penjelasan dengan menggunakan tabel. Data dikelompokkan
dan dianalisis berdasarkan pada hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari
tanggapan responden dengan menggunakan tabulasi data. Analisis deskriptif
dilakukan untuk melihat kecendrungan penyebaran data secara umum pada setiap
variabel. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengolah data
yang diperoleh dari responden. Proses ini terdiri atas :
a. Verifikasi
Data
Yaitu
memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk memastikan
apakah semua pernyataan sudah dijawab dengan lengkap oleh responden.
b. Menghitung
Nilai Jawaban Responden
Hasil jawaban responden yang perlu di hitung atau
dikalkulasikan yaitu sebagai berikut :
1) Persentase
dari karakteristik responden
2) Distribudi
frekuensi jawaban responden atas pertanyaan yang di ajukan.
P
=
x 100%
Keterangan :
P
= Persentase
yang diperoleh
F
= Frekuensi
jawaban responden
n =
Jumlah sampel/responden
100% = Angka tetap persentase
3)
Skor rata-rata total item pertanyaan, digunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan :
X =
Skor rata-rata total item
f =
Frekuensi
n = Jumlah responden
SS = Nilai
untuk jawaban sangat sering sekali
SR =Nilai untuk jawaban sering
JR = Nilai untuk jawaban jarang
JS = Nilai
untuk jawaban jarang sekali
TP = Nilai
untuk jawaban tidak pernah
4)
Menghitung nilai Tingkat Capaian Responden (TCR)
masing-masing kategori dari deskriptif variabel. Rumus yang digunakan yaitu :
TCR =
Keterangan
TCR = Tingkat Capaian Responden
Rs = Rata-rata skor jawaban responden
n = Nilai skor jawaban
Tabel 3.5
Rentang Skala TCR
No.
|
%
Pencapaian
|
Keterangan
|
1
|
0
– 54
|
Tidak
baik
|
2
|
55
– 64
|
Kurang
baik
|
3
|
65
- 79
|
Cukup
baik
|
4
|
80
– 89
|
Baik
|
5
|
90
- 100
|
Sangat
Baik
|
2. Pengujian
Prasyarat Analisis
Sebelum
uji
hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisi. Adapun uji
prasyarat analisis yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji normalitas,
uji homogenitas dan uji multikolinearitas. Dalam pelaksanaan uji prasyaratan
ini menggunakan program komputer dengan bantuan program SPSS.
a. Uji Normalitas
Uji
normalitas digunakan untuk melihat apakah data yang diperoleh berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik normal probability plot yang didapat dari
olahan data menggunakan SPSS. Suatu data akan terdistribusi dengan normal jika
probabilitas yang diharapkan sama dengan nilai probabilitas pengamatan. Jika
data memperlihatkan karakteristik normal, maka titik-titiknya akan berada di sekitar garis diagonal .[14]
b. Uji Homogenitas
Uji
homogenitas dilakukan untuk melihat kesamaan varian data populasi variabel
terikat (Y) yang berdistribusi normal. Uji ini menggunakan uji One Sample Kalmogorov-Simirnov Tes,
dengan kriteria uji yaitu:
a.
Jika sig > α, berarti data sampel memiliki varian yang sama
b.
Jika sig ≤ α, berarti data sampel memiliki varian berbeda
Selain
itu, uji homogenitas ini juga dapat dilihat dari hasil output SPSS pada garfik Scatterplot. Jika terjadi homogenitas
maka sebaran data berada pada 0 atau berkisar pada daerah 0.
c. Uji Multikolinearitas
Salah
satu syarat untuk memakai analisis dengan menggunakan regresi berganda terlebih
dahulu dilakukan uji multikolinearitas yaitu mengetahui ada tidaknya hubungan
antara sesama variabel bebas.
Uji
ini berguna untuk menghindari supaya jangan ada di antara variabel bebas yang berkorelasi
sesamanya, maka terlebih dahulu harus dilihat hubungan masing-masing variabel.
Rumus untuk uji multikolinearitas ini dengan menggunakan uji Variance Inflation Factor (VIF) yang
diolah dengan menggunakan program SPSS dengan kriteria pengujian sebagai
berikut:
a.
Jika nilai VIF > 5
maka terjadi kasus multikolineriaritas.
b.
Jika nilai VIF ≤ 5 maka tidak terjadi kasus
multikolineriaritas
3. Uji hipotesis
a. Analisis
regresi berganda
Regresi
berganda adalah suatu perluasan dari teknik regresi apabila terdapat lebih dari
satu variabel bebas untuk mengadakan prediksi terhadap variabel terikat.[15]
Pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat
dituliskan dengan persamaan sebagai berikut:[16]
Y
= a + b1x1 + b2x2 + e
Untuk
menghitung a, b1, b2, maka digunakan rumus sebagai berikut:
∑y
=
a.n + b1.∑x1 + b2.∑x2
∑x1y
= a.∑x1 + b1.∑x12
+ b2.∑x1 x2
∑x2y
= a.∑x2 + b1.∑x1x2
+ b2.∑x22
Keterangan :
Y
= Hasil belajar
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi X1
b2 = Koefisien regresi X2
X1 = Variabel kemampuan mengajar guru
X2 = Variabel lingkungan belajar
Dengan
menggunakan rumus regresi berganda ini dapat menemukan besarnya koefisien
regresi dari masing-masing variabel bebas.
b. Uji
hipotesis
a. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan
variabel bebas terhadap variabel terikat. Di mana rumusnya:[17]
Di mana : b = Koefisien regresi variabel xi
S(b) = Standar error
dari koefisien b
Dengan
ketentuan:
-
Jika
>
, atau
≤
, maka
ditolak atau
diterima, atau
ditolak
, jika sig < α = 0,05.
-
Jika
<
, atau
, maka
diterima atau
ditolak, atau
diterima
, jika sig > α = 0,05.
b. Uji F
Uji F adalah untuk membuktikan tingkat keberartian
seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Di mana rumusnya adalah:[18]
Di mana: r2 = Koefsien korelasi berganda
n = Banyak sampel
k = Banyak variabel bebas
fhitung = Nilai f yang dihitung
Dengan ketentuan:
Jika Fhitung > Ftabel, maka ho ditolak, ha diterima pada α =0,05
Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka ho
diterima, ha ditolak pada α =0,05
[5] Sugiyono,
Metode Penelitian Pendidikan,Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, ( Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 117
[6] Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian, ( Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 131
[7] Ibid., h. 132
[8]
Husain Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Edisi Kedua
(Jakarta : Pt. raja Grafindo Persada, 2011), h.78
[10] Nana Syaodih
Sukmadinata, Metode
Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 2010), h. 242
[14] Idris, Aplikasi Model Analisis Data
Kuantitatif Dengan Program SPSS,
(Padang: Universitas Negeri
Padang, 2008), h. 75
[15] Suharsimi, 2006
[17]
Ibid,
h. 204
[18]
Ibid,
h. 207
Tidak ada komentar:
Posting Komentar