A. GURU
1.
Pengertian Guru
Di dalam kamus Besar Bahasa
Indonesia dinyatakan bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya (mata
pencahariannya, profesinya) mengajar.[1]
Terminologi Guru dalam undang
undang nomor 14 tahun 2005 tengang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.[2]
Menurut Jean D. Grambs dan C.
Morris yang dikutip oleh H. Hamzah B. Uno, mengatakan bahwa “Teacher are
those persons who consciously direct the experiences and behavior of an
individual so that education takes places”, maksudnya guru adalah mereka
yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seorang individu
hingga dapat terjadi pendidikan.[3]
Berdasarkan beberapa kutipan di
atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, dengan
tujuan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan ditentukan.
2. Tugas Pokok
dan Peranan Guru dalam Proses
Pembelajaran
Pada dasarnya ada beberapa tugas
yang harus dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai
pengajar. Menurut Peters yang dikutip Nana Sudjana, ada tiga tugas pokok guru,
yaitu:
a) Guru sebagai pengajar
Guru sebagai pengajar lebih menekankan
kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini
guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis
mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkannya.
b) Guru sebagai pembimbing
Guru sebagai pembimbing memberi tekanan
kepada tugas, memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang
dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik, sebab tidak hanya berkenaan dengan
penyampaian ilmu pengetahuan tetapi juga menyangkut pengembangan kepribadian
siswa.
c) Guru sebagai administrator kelas.
Sedangkan tugas sebagai
administrator kelas pada hakikatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan
bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya. Namun demikian,
ketatalaksanaan bidang pengajaran lebih menonjol dan lebih diutamakan bagi
profesi guru. [4]
Sedangkan menurut Amstrong yang
dikutip oleh Nana Sudjana membagi tugas pokok dan tanggung jawab guru kepada
lima kategori, yaitu:
a) Tanggung jawab dan tugas dalam pengajaran
b) Tanggung jawab dan tugas dalam
memberikan bimbingan
c) Tanggung jawab dan tugas dalam
mengembangkan kurikulum
d) Tanggung jawab dan tugas dalam
mengembangkan profesi
e) Tanggung jawab dan tugas dalam membina
hubungan dengan masyarakat. [5]
Menurut Uzer yang dikutip oleh Hamzah B. Uno, ada tiga jenis tugas guru,
yaitu: (a) tugas dalam bidang profesi, (b) tugas kemanusiaan, (c) tugas dalam
bidang kemasyarakatan.[6] Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi
mendidik dalam arti meneruskan dan mengembangkan nilai hidup, mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan iptek, dan melatih berarti mengembangkan
keterampilan pada peserta didik. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi
guru di sekolah harus dapat menjadi orang tua kedua, dapat memahami peserta
didik dengan tugas perkembangannya mulai dari siswa sebagai makhluk bermain,
sebagai makhluk remaja/berkarya dan sebagai makhluk dewasa/berpikir.
Menurut Muhammad Ali,
sekurang-kurangnya ada tiga tugas pokok guru dalam proses belajar mengajar,
yaitu:
a.
Merencanakan
Perencanaan yang dibuat merupakan
antisipasi dan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan dalam pengajaran,
sehingga tercipta suatu situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar
yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan ini
meliputi: (1) tujuan yang hendak dicapai, (2) bahan pelajaran yang dapat
mengantarkan siswa mencapai tujuan, (3) bagaimana proses belajar mengajar yang
akan diciptakan oleh guru agar siswa mencapai tujuan secara efektif dan efesien
dan (4) bagaimana menciptakan serta menggunakan alat untuk mengetahui atau
mengukur apakah apakah tujuan itu tercapai atau tidak.
b. Melaksanakan pengajaran
Pelaksanaan pengajaran seharusnya
berpegang pada apa yang tertuang dalam perencanaan. Namun situasi yang dihadapi
guru dalam melakukan pengajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses
belajar mengajar itu sendiri. Situasi pengajaran itu banyak dipengaruhi oleh
faktor-faktor: (1) faktor guru, (2) faktor siswa, (3) faktor kurikulum dan (4)
faktor lingkungan.
c.
Memberikan balikan
Balikan mempunyai fungsi untuk membantu
siswa memelihara minat dan antusias siswa dalam melaksanakan tugas
belajar. Salah satu alasan yang
dikemukakan adalah bahwa belajar itu ditandai oleh adanya keberhasilan dan
kegagalan. Bila hal ini diketahui oleh siswa, akan membawa dampak berupa hadiah
dan hukuman. Keberhasilan berdampak hadiah (reward) dan kegagalan
berdampak hukuman (punishment). Suatu hadiah sebagai dampak dari
keberhasilan yang dicapai dapat menjadi penguat
(reinforcement) terhadap hasil belajar, sedangkan suatu hukuman
sebagai dampak dari kegagalan dapat menghilangkan tingkah laku yang tidak diinginkan. Upaya
memberikan balikan ini harus dilakukan secara terus menerus, dengan demikian
minat dan antusias siswa dalam belajar selalu terpelihara. Upaya ini dapat
dilakukan dengan jalan melakukan evaluasi. [7]
Uzer seperti dikutip oleh Hamzah B.
Uno mengemukakan bahwa secara khusus tugas guru dalam proses pembelajaran tatap
muka adalah:
1. Tugas pengajar sebagai pengelola
pembelajaran, meliputi:
- Tugas
manejerial, menyangkut tugas administrasi (memimpin kelas), baik internal maupun eksternal, seperti:
a) berhubungan dengan peserta didik
b) alat perlengkapan kelas (material)
c) tindakan-tindakan professional
- Tugas
edukasional , menyangkut fungsi mendidik yang bersifat:
a) motivasional
b) pendiplisinan
c) sanksi sosial (tindakan hukuman)
- Tugas
instruksional, menyangkut fungsi mengajar yang bersifat:
a) penyampaian meteri
b) pemberian tugas-tugas pada peserta didik
c) mengawasi dan memeriksa tugas
2. Tugas pengajar sebagai pelaksana (executive
teacher), meliputi:
a. Menilai kemajuan program pembelajaran
b. Menyediakan kondisi yang memungkinkan
peserta didik belajar sambil bekerja (learning by doing)
c. Mengembangkan kemampuan peserta didik
dalam menggunakan alat-alat belajar
d. Mengkoordinasi, mengarahkan, dan
memaksimalkan kegiatan kelas
e. Mengkomunikasikan semua informasi dari
dan/atau ke peserta didik
f. Membuat keputusan instruksional dalam
situasi tertentu
g. Bertindak sebagai manusia sumber
h. Membimbing pengalaman peserta didik
sehari-hari
i. Mengarahkan peserta didik agar mandiri
j. Mampu memimpin kegiatan belajar yang
efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang optimal.[8]
Selain mempuyai
tugas pokok seperti yang dijelaskan diatas, guru juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembalajaran. Wina Sanjaya berpendapat bahwa ada beberapa peran guru dalam
proses pembelajaran, diantaranya:
- Guru
sebagai sumber belajar
Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan
materi pelajaran. Dikatakan guru yang
baik manakala ia dapat menguasai materi
pelajaran dengan baik, sehingga ia benar-benar berperan sebagai sumber belajar
bagi anaknya. Sebagai sumber belajar dalam proses pembalajaran hendaknya guru
melakukan hal-hal:
a. Sebaiknya guru memiliki bahan referensi
yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa
b. Guru dapat menunjukkan sumber belajar
yang dapat dipelajari oleh siswa yang biasanya memilki kecepatan belajar di
atas rata-rata siswa yang lain. Siswa yang demikian perlu diberikan perlakuan
khusus, misalnya dengan memberikan bahan pengayaan dengan menunjukkan sumber
belajar yang berkenaan dnagn materi pelajaran.
c. Guru perlu melakukan pemetaan tentang
materi pelajaran.
- Guru
sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Agar dapat melaksanakan
peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal yang
harus dipahami guru yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan
sumber belajar, diantaranya adalah:
a. Guru perlu memahami berbagai jenis media
dan sumber belajar berserta fungsi masing-masing media tersebut.
b. Guru perlu mempunyai keterampilan dalam
merancang suatu media.
c. Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan
berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar.
d. Guru dituntut agar mempunyai kemampuan
dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.
- Guru
sebagai pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran (learning
manajer), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan
siswa dapat belajar secara nyaman. Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran
ada dua macam kegiatan yang harus dilakukan, yaitu mengelola sumber belajar dan
melaksanakan peran sebagai sumber
belajar itu sendiri. Sebagai manajer, guru memiliki empat fungsi umum, yaitu;
a. Merencanakan tujuan belajar
b. Mengorganisasikan berbagai sumber
belajar untuk mewujudkan tujuan belajar
c. Memimpin, yang meliputi memotivasi,
mendorong, dan menstimulasi siswa
d. Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah
berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapauan tujuan.
- Guru
sebagai demonstrator
Yang dimaksud dengan peran sebagai
demonstrator adalah peran untuk
mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa
lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan dan guru harus
menunjukkan sikap-sikap yang terpuji. Sebagai demonstrator guru harus dapat
menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan
dihayati oleh setiap siswa.
- Guru
sebagai pembimbing
Agar guru berperan sebagai pembimbing
yang baik, maka guru harus memiliki beberapa hal, diantaranya:
a. Memiliki pemahaman tentang anak yang
dibimbingnya.
b. Memahami dan terampil dalam merencanakan
, baik merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan
proses pembelajaran.
- Guru
sebagai motivator
Untuk memperoleh hasil belajar yang
optimal, guru dituntut kratif membangkitkan motivasi belajar siswa, sebab kuat
lemahnya atau kuat tidaknya usaha yang dilakukan seseorang mencapai suatu
tujuan akan ditentukan oleh kuat lemahnya motif yang dimilikinya. Adapun
cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi cara belajar
siswa adalah:
a. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
b. Membangkitkan minat siswa dengan cara:
menghubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa,
menyesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa,
serta menggunakan berbagai model dan strategi pembalajaran secara bervariasi
c. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
d. Memberi pujian yang wajar terhadap
setiap keberhasilan siswa
e. Memberikan penilaian
f. Memberi komentar terhadap hasil
pekerjaan siswa
g. Menciptakan persaingan dan kerjasama
- Guru
sebagai evaluator
Sebagai evaluator, guru berperan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah
dilakukan. Ada dua fungsi peran guru sebagai evaluator, yaitu:
a. Untuk menentukan keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan siswa
dalam menyerap materi kurikulum
b. Untuk menentukan keberhasilan guru dalam
melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan. [9]
Menurut Moon yang dikutip oleh
Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa terdapat beberapa peran guru dalam
pembelajaran tatap muka, yaitu:
1. Guru sebagai perancang pembelajaran (designer
of instruction)
Sebagai
perancang pembelajaran, guru harus memperhatikan berbagai komponen dalam
sistem pembelajaran yang meliputi:
a. Membuat dan merumuskan TIK
b.
Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas,
perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan siswa
c. Merancang metode yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi siswa
d. Menyediakan sumber belajar
e. Menyediakan media pembelajaran
2. Guru sebagai pengelola pembelajaran (manager
of instruction)
Sebagai
manager, guru harus mampu mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar
mengajar dan teori perkembangan hingga memungkinkan untuk menciptakan situasi
belajar yang baik mengendalikan pelaksanaan pengajaran dan pencapaian tujuan
- Guru
sebagai pengarah pembelajaran
Sebagai
pengarah pembelajaran hendaknya guru senantiasa menimbulkan, memelihara, dan
meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Ada empat hal yang dapat
dikerjakan guru dalam memberikan motivasi, yaitu:
a. Membangkitkan dorongan siswa untuk
belajar
b. Menjelaskan secara konkrit apa yang
dapat dilakukan pada akhir pengajaran
c. Memberikan penghargaan terhadap prestasi yang dicapai hingga
merangsang pencapaian prestasi yang
lebih baik di kemudian hari
d. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
- Guru
sebagai evaluator (evaluator of student learning)
Tujuan
utama penilaian adalah untuk melihat tingkat keberhasilan, efektivitas, dan
efesiensi dalam proses pembelajaran, serta untuk mengetahui kedudukan peserta
didik dalam kelas atau kelompoknya. Sebagai evaluator, guru hendaknya secara
terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari
waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini akan menjadi
umpan balik terhadap proses pembelajaran dan dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran selanjutnya.
- Guru
sebagai konselor
Sebagai konselor diharapkan guru dapat
merespons segala masalah tingkah laku yang terjadi dalam proses pembelajaran,
sehingga guru dituntut untuk dapat:
a. Menolong peserta didik memecahkan
masalah-masalah yang timbul antara peserta didik dengan orang tuanya
b. Memperoleh keahlian dalam membina
hubungan yang manusiawi dan dapat mempersiapkan untuk berkomunikasi dan
bekerjasama dengan bermacam-macam manusia
- Guru
sebagai pelaksana kurikulum
Keberhasilan
dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat bergantung pada faktor kemampuan
yang dimiliki oleh seorang guru. Seorang guru harus memiliki tanggung jawab
untuk mengembangkan kurikulum, selain tugas utamanya sebagai pembina kurikulum.
Ini berarti bahwa guru dituntut untuk selalu mencari gagaan baru demi
penyempurnaan praktik pendidikan dan praktik pembelajaran pada khususnya. Hal
ini harus dilakukan agar hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan dari
waktu ke waktu. [10]
Menurut Hamalik yang dikutip oleh
Kunandar, menyatakan bahwa paling tidak terdapat 13 peranan guru di dalam
kelas, yaitu:
- Guru sebagai pengajar menyampaikan
ilmu pengetahuan
- Guru sebagai pemimpin kelas perlu
memiliki keterampilan cara memimpin kelompok-kelompok siswa
- Guru sebagai pembimbing perlu
memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar
siswa
- Guru sebagai pengatur lingkungan
perlu memiliki keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan
pelajaran
- Guru sebagai partisipan perlu
memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas,
dan memberikan penjelasan
- Guru sebagai ekspeditur perlu
memiliki keterampilan menyelidiki sumber-sumber masyarakat yang akan
digunakan
- Guru sebagai perencana perlu
memiliki keterampilan cara memilih, meramu bahan pelajaran secara
profesional
- Guru sebagai supervisor perlu
memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak dan keterlibatan kelas
- Guru sebagai motivator perlu
memiliki keterampilan mendorong motivasi belajar siswa
- Guru sebagai penanya perlu memiliki
keterampilan cara bertanya yang merangsang berpikir dan memecahkan masalah
- Guru sebagai pengajar perlu
keterampilan cara memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi
- Guru sebagai evaluator perlu
memiliki keterampilan cara menilai siswa secara objektif, kontiniu dan
komprehensif
- Guru sebagai konsuler perlu
memiliki keterampilan cara membantu siswa yang mengalami kesulitan
tertentu.[11]
[1]Departemen Pendidikan
Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002),
Edisi III, cet ke-2, h. 330
[2] Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 2
[3] Hamzah B. Uno, Profesi
Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 15
[4]Nana Sudjana, op.cit.,
h. 15
[5]Nana Sudjana, Ibid.
h. 16
[6]Hamzah B. Uno. op.cit.,
h. 20
[7]Muhammad Ali, Guru
dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008), h. 4
[8]Hamzah B. Uno, op.cit.,
h. 21
[10]Hamzah B.Uno, op.cit.,
h. 22
[11]Kunandar, Guru
Profesional , (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), h. 58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar