Cari Blog Ini

Senin, 30 April 2018

Teknologi Pendidikan


A.    Teknologi
  1. Pengertian Teknologi
Antara ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tidak bisa terpisahkan, yang mana teknologi merupakan sumbangan dari ilmu pengetahuan, tetapi secara umum ilmu pengetahuan terbagi dalam dua jenis, yaitu ilmu pengetahuan murni (pure science) dan terapan (applied science). Produk ilmu terapan tersebut dikenal sebagai teknologi.22 Masing-masing ilmu pengetahuan tersebut memberikan sumbangsih tersendiri terhadap kehidupan manusia.
Ketika terjadi polemik-polemik nasional, misalnya ruang lingkup kenegaraan baik dalam tataran nasional maupun internasional seperti kontrofersi sosial, konflik dalam struktur pemerintahan, sistem pendidikan, sistem perekonomian atau problema ketatanegaraan, maka ilmu sosial tampil secara fungsional menjadi solusi dalam bentuk kebijakan, ketetapan, perubahan dan perbaikan terhadap suatu problem yang sedang berkembang. Namun orang lebih banyak tertarik pada teknologi daripada ilmu. Karena ia lebih dekat ke konsumsi, sehingga lebih dikenal oleh konsumen dan lebih dekat dengan produsen, jadi dengan modal dan perusahaan, sehingga lebih “basah”, lebih disokong dan lebih mengundang terima kasih.23
Sumbangsih ilmu terapan muncul dalam bentuk wujud nyata. Dia bersifat memberikan fasilitas, alat, sarana, dan prasarana yang sifatnya mempercepat, mempermudah, memperbaiki dan mempertangguh kerja. Alat untuk mempercepat dan mempermudah itu dalam ilmu pengetahuan disebut dengan teknologi. Dalam realitas empirik antara ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan satu siklus yang saling terkait dan tidak bisa dipisah satu sama lain. Pernyataan ini menunjukkan bahwa teknologi dalam hidup mempunyai peran yang sangat penting dan selalu dibutuhkan oleh manusia. Tapi teknologi tidak selamanya mendatangkan manfaat bagi manusia. Seketika dia bisa mencelakakan manusia. Di sini penulis perlu menjelaskan pengertian teknologi secara etimologi dan teknisi.
Secara etimologi teknologi berasal dari bahasa Inggris technology artinya serba mesin. Secara teknisi merujuk pada pendapat Alisyahbana yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal (hardware and software) sehingga akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indra dan otak lainnya.24
Dalam bukunya Craig N. Locatis dan Francis D. Atkinson mengartikan teknologi sebagai:
a.       Technology as a process, the systematic application of scientific or other organized knowledge to practical tasks, the process of devising reliable and repeatable solutioris to tasks.
b.      Technology as product, the hardware and software that result from the application of technological processes.
c.       Technology as a mix of process and product.25

Dapat dipahami dari pendapat di atas bahwa teknologi merupakan:
a.       Sebuah proses, yakni penerapan ilmu yang sistematis atau pengaturan ilmu pengetahuan lainnya, untuk mempermudah suatu pekerjaan.
b.      Sebuah produk, yakni perangkat keras dan lunak yang dihasilkan dari penerapan proses teknologi itu sendiri.
c.       Sebuah proses dan produk, yakni kombinasi teknologi dan hasil teknologi itu sendiri.
Menurut Baiquni teknologi adalah sebagai himpunan pengetahuan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari penerapan sains dalam kegiatan yang lebih produktif ekonomis.26 Pendapat ini didukung oleh Djaelani yang mengatakan bahwa “Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan kealaman secara sistematis dalam proses produktif ekonomis untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia”.27
Berdasarkan kutipan di atas dapat penulis simpulkan bahwa teknologi merupakan himpunan pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dengan bantuan alat dan akal, dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan manusia. Selaian itu teknologi merupakan penerapan dari sains. Sains merupakan himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh sebagai konsesus dari pakar, pada penyimpulan secara rasional mengenai hasil analisis kritis terhadap data-data pengukuran yang diperoleh dari observasi pada gejala-gejala alam. Dalam aktivitas kehidupan manusia telah banyak memamfaatkan jasa teknologi pada setiap bidang kehidupan.
Bila dirumuskan pengertian teknologi pendidikan, maka pengertian teknologi pendidikan ialah suatu proses kompleks yang terintegrasi meliputi manusia, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar, serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah.28
Heinich, Molenda, dan Russell memberi pengertian tentang pembelajaran berbasis teknologi sebagai sebuah proses yang berhubungan dengan masalah-masalah pembelajaran, yaitu menganalisa, pemecahan masalah, penerapan ilmu pengetahuan, pembelajaran dan media yang terkait dengan hal itu.29
Lebih lanjut lagi James W. Brown, Richard B. Lewis, dan Fred F. Harcleroad mengatakan bahwa pembelajaran teknologi beranjak dari beberapa media dan peralatan khusus, dalam hal ini teknologi pembelajaran lebih dari peralatan khusus, ia adalah sebuah cara sistematis dalam pembentukan, meloloskan, atau mempengaruhi dan mengevaluasi seluruh proses belajar mengajar.30
  1. Bentuk-bentuk Teknologi Pendidikan
Teknologi selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, semakin canggih dan semakin kritis analisa manusia maka semakin canggih juga temuan teknologi. Temuan teknologi pertama dalam literatur ilmiah adalah teknologi api. Dengan api dibuat makanan lebih lembut, lebih lezat, bisa memanaskan badan. Kemudian api dikembangkan lagi menjadi alat penerang. Dan dikembangkan lagi untuk mengolah logam, emas, perak, tembaga, mangan dan timah menjadi perhiasan dan kebutuhan manusia dan harganya lebih mahal. Karena api bisa menyebabkan kebakaran, kemudian ditemukan pula teknologi pemadam kebakaran. Temuan teknologi yang lain adalah teknologi pertanian yang bisa mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya.
Temuan teknologi yang semakin berkembang dari waktu ke waktu itu sangat menentukan gerak laju peradaban baik dalam tataran lokal maupun internasional. Teknologi baru selalu muncul ketika manusia terasa terbentur dan sulit berkembang dengan peralatan yang sudah ada. Nana Syaodih Sukmadinata menjelaskan bentuk teknologi dari bentuk yang sederhana maupun bentuk yang canggih serta manfaat yang diberikan kepada manusia dalam dasawarsa terakhir ini yaitu:
                   a.      Api dengan manfaat yang telah disebutkan di atas. Kecanggihan teknologi api dewasa ini sudah bisa mengolah logam, tembaga, emas, dan perak menjadi perhiasan yang mahal.
                  b.      Teknologi budi daya dan teknologi pertanian. Banyak manfaat yang diperoleh darinya, bisa membuat hasil lebih banyak dan bisa membuat masyarakat lebih sejahtera. Manusia bisa membudidayakan bermacam-macam tanaman. Sehingga tercipta sistem tata susila yang baru dan mapan.
                   c.      Teknologi industri bisa memenuhi kebutuhan yang berskala besar.
                  d.      Teknologi transfortasi, sudah berkembang dengan pesat, baik transfortasi laut, darat dan udara. Teknologi ini memungkinkan orang dan barang berpindah dari satu tempat ketempat yang lain, dalam waktu yang singkat dan jarak geografis yang berbeda. Untuk hubungan antar orang, antar kelompok, dan antar bangsa. Alat transfortasi bukan hanya digunakan untuk alat angkut barang dan orang, akan tetapi juga untuk kepentingan penelitian teknologi lebih lanjut. Transfortasi angkasa luar telah bisa membuat manusia keluar orbit bumi menuju planet-planet lain dan menempatkan berbagai satelit untuk memantau apa yang terjadi di bumi dan memperlancar komunikasi antar bumi.
                   e.      Perkembangan teknologi terbesar pada pertengahan abad ke-20 adalah penjelajahan angkasa luar, peluncuran Sputnik satu, tahun 1958 oleh Unisoviet. Dengan kemajuan teknologi angkasa luar ini manusia telah berhasil meneliti planet yang jauh bukan dari hasil spekulasi dan peneropongan, melainkan dengan pesawat-pesawat yang berawak manusia. Penerbangan angkasa luar bisa digunakan untuk kepentingan bumi seperti meneliti daedah-daerah yang mengandung minyak atau mineral, masalah arus laut, cuaca dan iklim.
                   f.      Teknologi komunikasi dan informasi seperti radio dan TV telah membuka bagian-bagian dunia yang terbelakang menjadi daerah terbuka. Karena arus informasi. Apa yang terjadi disatu negara dalam beberapa menit bisa diketahui negara lain.
                  g.      Kemajuan bidang telekomunikasi seperti telepon, faximail yang dikombinasikan dengan kemajuan komputer dan menghasilkan komunikasi gaya baru yaitu internet. Dengan komunikasi media masa sangat bergantung pada jam siar, tapi dengan internet jam siar jadi hilang. Orang bisa memperoleh informasi di setiap saat tanpa permisi.
                  h.      Teknologi media cetak, walaupun jangkauan dan kecepatan perluasannya tidak secepat komunikasi masa dan telekomunikasi, namun punya keunggulan tersendiri yaitu kemampuan cetak yang sangat cepat dan menghasilkan barang cetakan seperti majalah, buku dan surat kabar yang bermutu tinggi. Barang cetakan ini bisa didokumentasikan dalam waktu yang cukup lama sampai ratusan tahun. Bahkan untuk dokumentasi yang terlalu besar sekarang sudah ada alat teknologi micrifilm dan micro fichi untuk mengecilkannya.
                    i.      Temuan di bidang kimia, fisika dan matematika. Seperti senjata biasa, teknologi senjata mutakhir, peluru kendali antar benua, misil, bom, hidrogen, dan lain-lain.31 Bioteknologi dan biokimia inilah diantara temuan teknologi yang menimbulkan kekhawatiran dan ancaman terhadap stabilitas kehidupan masyarakat jika teknologi itu digunakan oleh manusia-manusia yang mengabaikan nilai-nilai normatif. Sebenarnya teknologi tidak pernah merusak tapi dia akan menimbulkan kerusakan jika digunakan oleh manusia yang bermental rusak.
Teknologi telah berperan dalam menghemat tenaga manusia dan telah membuat sekelompok masyarakat jadi sejahtera karena bisa memproduksi barang lebih dari tenaga manusia. Salah satu keuntungan dari pemakaian teknologi adalah bersifat produktif kalau benar-benar difungsikan secara optimal. Namun ada satu asumsi umum mengatakan bahwa krisis moral yang dialami suatu masyarakat merupakan akibat dari kemajuan teknologi. Karena kemajuan teknologi secara langsung mempengaruhi pola pikir, pola sikap masyarakat akan terserap oleh budaya yang di proyeksikan melalui media teknologi. Ketidak stabilan emosi yang dirasakan dalam masyarakat sekarang berkaitan erat dengan perubahan yang dahsyat yang terjadi pada manusia yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi yang melahirkan revolusi industri di Eropa.32
Dampak teknologi bisa memakan tuannya sendiri. Kemajuan teknologi ditandai apabila mesin mulai menggantikan tangan manusia dan ditemukannya peralatan-peralatan modern untuk kehidupan komunikasi masyarakat. Diproduksi secara massal derail kancing-kancing baju tentara, sampai pada meriam besar dan bom yang dapat menghancurkan manusia berpuluh-puluh ribu dalam satu detik.33
Disatu pihak ada yang mengatakan bahwa kemajuan teknologi tersebut berarti menang perang yang jika dibandingkan dengan perang-perang sebelumnya tidak terbayangkan dahsyatnya.
Kini sudah menjadi sebuah klise untuk mengatakan bahwa hidup di dalam abad informasi penemuan microchip dan sebagainya, perkembangan teknologi mikro telah menimbulkan kekuatan yang memungkinkan diperolehnya informasi hanya dengan sentuhan sebuah tombol saja.
Revolusi informasi kini sedang dijajakan sebagi suatu rahmat besar bagi umat manusia. Penjajakannya yang agresif di televisi, surat kabar, dan majalah-majalah yang mewah, begitu menarik.34 Di dalam jurnal-jurnal penelitian dan buku-buku akademis, disebutkan bahwa revolusi informasi akan menyebabkan timbulnya desentralisasi dan oleh karena itu akan melahirkan suatu masyarakat yang demokratis telah meningkatkan keragaman budaya melalui penyediaan informasi yang menyeluruh sesuai dengan berbagai jenis selera, memberi orang kesempatan untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan baru, meningkatkan produksi dan dengan demikian menciptakan kemakmuran untuk semua lapisan masyarakat. Penyebaran besar-besaran teknologi informasi baru, akan membawa kita ke suatu peradaban elektronik, suatu lompatan panjang ke arah suatu peradaban yang lebih tinggi.
Bagi dunia muslim, revolusi informasi menghadirkan tantangan khusus yang harus diatasi demi kelangsungan hidup fisik maupun budaya umat. Tantangan-tantangan teknologi informasi yang baru harus dihadapi bukan dengan optimisme yang berlebihan maupun pesimisme. Tapi dengan tindakan yang penuh pertimbangan.
Semua bentuk teknologi adalah sistem yang diciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujuan tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada. Teknologi itu pada hakikatnya adalah bebas nilai, namun penggunaannya akan sarat dengan aturan nilai dan estetika. Teknologi telah membantu kita dalam penglihatan (kacamata, mikroskop, teleskop, dan sebagainya). Dalam bidang pendidikan juga diperlukan teknologi antara lain untuk menjangkau peserta didik/ warga belajar di tempat yang jauh dan terasing, melayani sejumlah besar dari mereka yang belum memperoleh kesempatan pendidikan. Kegunaan teknologi pendidikan telah terbukti dengan diterapkannya sejumlah program pendidikan seperti dengan digunakannya siaran radio untuk menyajikan bahan pelajaran pada tahun 1950, digunakannya siaran radio dan televisi untuk peningkatan mutu dan pemerataan kesempatan pendidikan pada awal Orde Baru. Kebijakan inilah yang merupakan awal tumbuh dan berkembangnya apa yang kita kenal sekarang dengan teknologi pendidikan.35
Adapun bentuk perkembangan teknologi pendidikan ialah:
a.       Sekitar tahun 1950, untuk mengatasi masalah pendidikan bagi para pelajar pejuang, yaitu mereka yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah dan tergabung dalam tentara pelajar, dicoba diatasi dengan digunakannya siaran radio untuk menyajikan bahan pelajaran.36
b.      Pada awal Orde Baru, dalam PELITA I telah dicantumkan secara eksplisit mengenai kebijakan digunakannya siaran radio dan televisi untuk peningkatan mutu dan pemerataan kesempatan pendidikan.37 Media elektronik televisi sebagai salah satu bentuk teknologi komunikasi yang banyak mendapat perhatian akhir-akhir ini, telah menunjukkan pengaruhnya yang sangat besar kepada masyarakat, yaitu dalam berlangsungnya perubahan sosial dalam penyebaran budaya popular, dan dalam mempengaruhi bahkan membentuk persepsi masyarakat terhadap realitas hidup.
c.       Penggunaan komputer dalam bidang pendidikan, pada mulanya penggunaan komputer sebagi superkalkulator merupakan satu-satunya manfaat yang dikemukakan pada saat itu, hingga sampai beberapa lama penggunaan komputer hanya sebagai alat untuk memecahkan masalah perhitungan waktu di berbagai program penelitian di perguruan tinggi. Penggunaan komputer dalam hal pendidikan dan latihan adalah untuk belajar mandiri computer assisted-learning (CAL), di mana komputer memegang peranan penting dalam proses belajar/ mengajar.38 Penggunaan komputer lainnya di bidang pendidikan adalah dalam bidang administrasi dan manajemen, misalnya sistem administrasi secara keseluruhan, perencanaan waktu, pengawasan anggaran, manajemen, dan proses belajar/ mengajar.39  
d.      Pada gelombang inovasi selanjutnya, para ahli telah melakukan inovasi yang luar biasa dengan menggabungkan teknologi komputer, telekomunikasi, dan multimedia. Penggabungan tiga kutub teknologi tersebut telah membuka pelung terciptanya inovasi baru, khususnya yang mendukung terciptanya kemudahan layanan dalam sistem internet pendidikan.40
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam konsepsi teknologi pendidikan adalah:
-    Teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terintegrasi meliputi manusia, alat dan sistem, termasuk diantaranya gagasan, prosedur, dan organisasi.
-    Teknologi pendidikan memakai pendekatan yang sistematis dalam rangka menganalisa dan memecahkan persoalan proses belajar.
-    Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang yang berkepentingan dengan pengembangan yang sistematis berbagai macam sumber belajar, termasuk di dalamnya pengelolaan dari penggunaan sumber tersebut.
-    Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang profesi yang terbentuk dengan adanya usaha terorganisasikan dalam mengembangkan teori, melaksanakan penelitian dan aplikasi praktis perluasan dan peningkatan sumber belajar.
-    Teknologi pendidikan beroperasi dalam seluruh bidang pendidikan secara integratif, yaitu secara rational berkembang dan berintegrasi dalam berbagai kegiatan pendidikan.41
  1. Bahaya-bahaya Teknologi
Teknologi seperti pedang bermata dua, jika teknologi kita analogikan kepada pisau maka pisau dapat melukai empunya jika empunya tidak mempergunakan pisau tersebut pada tempatnya. Artinya bukan tidak mungkin pisau tersebut merusak dan melukai pembuatnya dan bukan tidak mungkin juga teknologi menghancurkan penciptanya.
Kita telah menyaksikan bagaimana teknologi berkembang melebihi perkiraan ilmu pengetahuan manusia, maka dalam menghadapi dilema ini pendidikan Islam meletakkan iman sebagai standar utama untuk menetralisir kemajuan teknologi. Dalam hal ini penulis sependapat dengan Yusuf Amir Feisal, menurutnya “Epistimologi ilmu dan teknologi masih mengandung kerawanan-kerawanan tertentu karena secara diametral bertentangan dengan formula-formula keagamaan khususnya dengan wahyu yang sifatnya muhkamat. Akses teknologi telah menyebabkan pergeseran nilai-nilai yang transformatif baik secara budaya, sensasi, rasional sampai yang ideologi. Transformasi kebudayaan telah membuktikan adanya titik balik pandangan dari yang bersifat sektoral spesifik. Dan tidak jarang mengandung kebenaran yang saling bertentangan”.42
Telah penulis paparkan di atas bahwa teknologi selain memiliki dampak positif, ia juga memiliki dampak negatif  bagi pemakainya. Hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi di luar kontrol.
 Teknologi informasi yang merupakan sentral dari perkembangan-perkembangan teknologi yang lain telah merubah jarak waktu antara satu perubahan dengan perubahan lainnya, antara satu priode kemajuan dengan periode-periode kemajuan berikutnya makin lama makin dekat.
Revolusi informasi yang terkandung dalam ramalan Alfin Toffler (The Third Wave)43 memang sedang menggetarkan sendi-sendi masyarakat diseluruh dunia. Hal itu dapat dilihat dari menyebarnya hasil-hasil teknologi yang semakin canggih. Kecanggihan teknologi komunikasi dan informasi diramalkan akan terus berkelanjut, banyak pengamat-pengamat masalah komunikasi ini mengungkapkan, bahwa cepatnya pertumbuhan teknologi komunikasi dan informasi itu belum bisa diketahui kapan akan mereda.44 Yang jelas perubahan itu akan terus menimbulkan kegoncangan-kegoncangan maupun pergeseran-pergeseran pada sistem-sistem nilai yang ada di dunia ini. Berbagai macam penyimpangan perilaku sosial, berubahnya persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai budaya, tradisi maupun pranata-pranata sosial. Banyak nilai-nilai baru yang tidak lagi mendukung nlai-nilai budaya masyarakat penerima informasi.
Semua sistem budaya sedang terlibat dalam konflik yang serius dengan kemajuan teknologi yang semakin modern (canggih). Sebab, hampir-hampir tidak ada lagi tempat di bumi ciptaan Tuhan ini yang luput dari terpaan hasil-hasil teknologi. Bahkan negara-negara maju sendiri sudah merasakan adanya penjajahan informasi dan penjajahan kultural.45
Teknologi berkembang menjadi autom, ia menuntut perkembangan selanjutnya. Komersialisasi teknologi menyebabkan ia dibuat dengan keusangan melekat. Ia menuntut pembaharuan, perbaikan atau sekedar perubahan. Perkembangan teknologi lebih cepat dari manusia, bahkan dari budaya, padahal pengaruhnya sangat besar, lebih-lebih teknologi yang fundamental yang berdampak sosial sangat luas dan menetap.
Jacob. T dalam bukunya “Menuju Teknologi yang Berperikemanusiaan” menyebutkan beberapa akibat yang ditimbulkan oleh teknologi:
…beberapa segi dirongsong oleh teknologi. Teknologi membuat tuntutan pada ekonomi selanjutnya pada politik dan militer, dan akhirnya pada perilaku manusia. Hak-hak asasi manusia menjadi tertekan, terkurangi, malahan terlanggar secara terang-terangan. Teknologi dipakai untuk mencapai tujuan, untuk mendesakkan kemauan, memuaskan hasrat, mengendalikan manusia, mencuci otaknya, meregimentasi rakyat, menghukum dan mengintimidasi.46

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi lebih cepat. Manusia seakan-akan memakan buah khuldi kedua dan harus keluar lagi dari “surga”. Jikalau tidak dikendalikan dengan baik, ia dapat menjadi negatif bagi tuannya.
Dapat dilihat manusia di negara-negara maju telah kehilangan “pedoman” dalam menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Padahal teknologi itu sesungguhnya untuk mempertinggi martabat manusiawi dan kesejahteraan umat. Akan tetapi yang muncul pada realitasnya justru kebalikannya, yaitu “kemungkaran” yang digandengkan dengan “ilmu pengetahuan dan teknologi”, akhirnya teknologi itu tidak lagi berfungsi sebagai sarana perangkat citra manusiawi, malah sebaliknya menjadi bencana bagi peradaban manusia itu sendiri.
Dapat disaksikan contoh krisis moral dari tantangan perkembangan teknologi seperti non budaya Islami (Khamar, Vulgarisme, free sex, buka aurat dan lain-lain) melanda masyarakat muslim dengan zalim semua tradisi non Islami itu dipaparkan dengan perilaku kehidupan film dalam program TV, radio, pentas seni, pentas promosi, gencar oleh media massa yang dikelola dengan canggih dan bermodalkan miliaran rupiah.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa teknologi informasi lebih cepat memberikan pengaruh karena ia mempunyai pesona tersendiri dalam mempengaruhi daya nalar masyarakat, seperti yang penulis ulas di halaman depan bahwa teknologi informasi terdiri dari TV, Internet, koran, majalah, radio dan lain-lain. Kenapa teknologi informasi lebih banyak menjadi penyebab rusaknya moral dan mentalitas remaja. Karena melalui teknologi informasi budaya-budaya Barat yang non Islam menyedot nilai-nilai masyarakat. Berangkat dari pandangan Azyumardi Azra memaparkan akibat pengaruh TV terhadap anak.
TV sebagai sebuah produk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diakui telah banyak memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap kebudayaan masyarakat. Dari segi positifnya TV bisa menerima berita-berita tentang kejadian-kejadian penting di ujung bumi dengan cepat diketahui dan disaksikan dibagian bumi lain. Kejadian seperti ini membuat dunia terasa mengecil, TV terasa mampu membatasi ruang dan waktu dengan sangat cepat, apa yang terjadi di negara besar bisa disaksikan di desa terpencil. Tapi yang perlu dicatat adalah secara perlahan-lahan TV telah mempengaruhi peradaban nilai-nilai kearah yang negatif karena TV merupakan media yang ampuh untuk menyampaikan pesan-pesan modernisasi.47
Kehadiran TV dalam konteks perubahan nilai-nilai inilah yang menjadi pengamatan penulis secara khusus untuk menanggulangi pengaruh-pengaruhnya yang negatif terhadap anak. TV di negara Indonesia pertama kali diperkenalkan pada tahun 1962. TV waktu itu hanya dimiliki oleh sebagian kecil masyarakat terdiri dari orang-orang yang memiliki perekonomian yang sudah mapan. TV masih merupakan barang mewah dan diimpikan oleh semua orang. Barulah 20 tahun kemudian TV menbanjiri pasaran. Apalagi setelah adanya sistem komunikasi satelit domestik (SKSD) sebuah satelit palapa yang memungkinkan seluruh pelosok daerah terjangkau informasi. Seiring gerak lajunya perkembangan TV membanjiri di tengah masyarakat bukan hanya TV hitam putih saja. Dan sudah banyak juga TV berwarna dimiliki oleh masyarakat. Dengan TV orang yang berada di benua timur dapat menyaksikan Taufik Hidayat juara bulu tangkis bermain di gelanggang dunia. Orang juga akan ikut emosi mendengarkan Madona berjingkrak-jingkrak di pentas dunia, orang akan ikut kehilangan keseimbangan ketika petinju Cris Jhon beradu raga dengan lawannya, orang juga akan ikut menangis menyaksikan rakyat Irak dalam suasana peperangan yang berkepanjangan.
Teknologi media massa telah menimbulkan budaya malas. Orang akan terpengaruh oleh opini masyarakat yang kita tonton di TV yang terkesan segala sesuatu bisa didapatkan serba cepat tanpa disadari semua itu adalah untuk menina bobokkan dan membuat orang-orang terlena dibuatnya. Satu efek negatifnya yang faktual adalah TV membentuk seseorang menjadi individu yang tidak ramah. Tidak ada lagi kunjungan silaturrahmi kepada keluarga dan tipisnya hubungan emosional.
TV telah membuat kesenangan-kesenangan pasif. Dia akan lebih terbiasa menonton orang bekerja, bermain, ketimbang dirinya sendiri yang melakukannya. Keadaan ini akan lebih buruk apabila pihak penyelenggara acara TV tidak menyadarinya dengan tetap menyiarkan acara-acara yang dapat menambah subur sikap mental di atas.
Secara ideal, para pengguna teknologi harus mengembangkan kecakapan khas dalam menciptakan dan memanfaatkan teknologi. Kendati demikian, sementara segala jenis teknologi hadir dengan perangkat ideologis dan kultural dari peradaban yang melahirkannya, ia pun bisa diubah dan dimodifikasikan sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan dengan teknologi yang ada, maka ia harus dimodifikasikan agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan keperluan-keperluan manusia.
Untuk itu manusia harus mengembangkan dan menerapkan suatu strategi yang menyeluruh, matang dan jelas, untuk menghadapi tantangan abad informasi. Sardar dalam bukunya “Tantangan Dunia Abad–21” mengatakan :
Strategi untuk menghadapi tantangan-tantangan kemajuan teknologi harus mencakup pemahaman tentang sifat informasi maupun visi mengenai masyarakat yang hendak kita ciptakan untuk diri kita sendiri. Di samping itu strategi itu harus mampu melayani kebutuhan masing-masing negeri muslim maupun warga kota dan desanya.48

Ketika ilmu pengetahuan tidak mampu menciptakan pengertian tentang dunia, kekacauan dan ekstrimisme menjadi normanya. Dapat dilihat kekacauan puncak dalam hidup dan perilaku kaum muda Amerika dan Eropa, serta gejala munculnya banyak tahayul, berhala, dan filsafat-filsafat yang fanatik. Ini disebabkan karena ilmu pengetahuan yang mereka peroleh tidak relevan. Oleh karena itu universitas-universitas membekali diri mereka dengan informasi dan keahlian-keahlian tertentu.


22 H. Jalaluddin, Teknologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-2, hal. 133
23 T. Jacob, Menuju Teknologi Berperikemanusiaan, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 1995), hal. 47
24 Nana Syaodih Sukma Dinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1999), Cet. Ke-2, hal. 67-69
25 Craig N. Locatis, et all, Media and Technology for Education and Training, (United States America: Columbus, 1984), hal. 6
26 Ahmad Baiquni, Al-Qur’an Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (Jakarta: Dana Bhakti Waqaf, 1994), Cet. Ke-1, hal. 20
27 A. Kadir Djaelani, Konsepsi Pendidikan Agama Islam dalam Era Transformasi Global, (Jakarta : CV. Putra Harapan, 1997), hal. 6
28 Yusufhadi Miarso, dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan: Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986) hal. 4-5
29 Robert Heinich, Michael Molenda, dan James D. Russell, Instructional Media; and The New Technologies of Instruction, (United States America: USC, 1985), hal 3
30 James W. Brown, Richard B. Lewis, dan Fred F. Harcleroad, Av Instruction Technology, Media, and Methods, (United States America: York Graphic, 1977), hal. 2
31 A. Kadir Djaelani, Op Cit., hal. 67-69
32 Yusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1995), Cet. Ke-1, hal. 308
33 Ibid, hal. 86
34 Zianuddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad-21, (London-New York ; Manzell Publishing Limited, 1988), hal. 13
35 Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2007), Ed. 1, Cet-3, hal. 151
36 Ibid., hal 147
37 Ibid., hal. 148
38 Fred Percival dan Henry Ellington, Teknologi Pendidikan; Terjemahanan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1988), hal. 140
39 Ibid., hal. 141
40 Budi Sutedjo Dharma Oetomo, e-Education, (Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta, 2002), hal 33-34
41 Yusufhadi Miarso, Op Cit., hal. 17-18
42 Yusuf Amir Feisal, Op.Cit, hal. 55
43 Dimitri Mahayana, Menjemput Masa Depan, Futuristik Dan Rekayasa Masyarakat Menuju Era Global, (Bandungh : PT. Remaja Rosda Karya, 1999), hal.55
44 Rusjdi Hamka dan Rafiq, Islam dan Era Informasi, (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1989), hal. 14
45 Ibid, hal. 15
46 T. Jacob, Op.Cit, hal. 121
47 Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1998), Cet. Ke-1, h.169-170
48 Zianudin Sardar, Op Cit., (Bandung : Mirzan, 1988), h. 17

Tidak ada komentar: