A. Teknologi
- Pengertian
Teknologi
Antara ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan dua hal yang tidak bisa terpisahkan, yang mana teknologi merupakan
sumbangan dari ilmu pengetahuan, tetapi secara umum ilmu pengetahuan terbagi
dalam dua jenis, yaitu ilmu pengetahuan murni (pure science) dan terapan (applied
science). Produk ilmu terapan tersebut dikenal sebagai teknologi.22 Masing-masing ilmu pengetahuan
tersebut memberikan sumbangsih tersendiri terhadap kehidupan manusia.
Ketika terjadi polemik-polemik
nasional, misalnya ruang lingkup kenegaraan baik dalam tataran nasional maupun
internasional seperti kontrofersi sosial, konflik dalam struktur pemerintahan,
sistem pendidikan, sistem perekonomian atau problema ketatanegaraan, maka ilmu
sosial tampil secara fungsional menjadi solusi dalam bentuk kebijakan,
ketetapan, perubahan dan perbaikan terhadap suatu problem yang sedang
berkembang. Namun orang lebih banyak tertarik pada teknologi daripada ilmu.
Karena ia lebih dekat ke konsumsi, sehingga lebih dikenal oleh konsumen dan
lebih dekat dengan produsen, jadi dengan modal dan perusahaan, sehingga lebih
“basah”, lebih disokong dan lebih mengundang terima kasih.23
Sumbangsih ilmu terapan muncul dalam
bentuk wujud nyata. Dia bersifat memberikan fasilitas, alat, sarana, dan
prasarana yang sifatnya mempercepat, mempermudah, memperbaiki dan mempertangguh
kerja. Alat untuk mempercepat dan mempermudah itu dalam ilmu pengetahuan
disebut dengan teknologi. Dalam realitas empirik antara ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan satu siklus yang saling terkait dan tidak bisa dipisah satu
sama lain. Pernyataan ini menunjukkan bahwa teknologi dalam hidup mempunyai
peran yang sangat penting dan selalu dibutuhkan oleh manusia. Tapi teknologi
tidak selamanya mendatangkan manfaat bagi manusia. Seketika dia bisa
mencelakakan manusia. Di sini penulis perlu menjelaskan pengertian teknologi
secara etimologi dan teknisi.
Secara etimologi teknologi berasal
dari bahasa Inggris technology artinya
serba mesin. Secara teknisi merujuk pada pendapat Alisyahbana yaitu cara
melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal
(hardware and software) sehingga akan
memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indra
dan otak lainnya.24
Dalam bukunya Craig N. Locatis dan
Francis D. Atkinson mengartikan teknologi sebagai:
a.
Technology
as a process, the systematic application of scientific or other organized
knowledge to practical tasks, the process of devising reliable and repeatable
solutioris to tasks.
b.
Technology
as product, the hardware and software that result from the application of
technological processes.
c.
Technology
as a mix of process and product.25
Dapat dipahami dari pendapat di atas
bahwa teknologi merupakan:
a.
Sebuah
proses, yakni penerapan ilmu yang sistematis atau pengaturan ilmu pengetahuan
lainnya, untuk mempermudah suatu pekerjaan.
b.
Sebuah
produk, yakni perangkat keras dan lunak yang dihasilkan dari penerapan proses
teknologi itu sendiri.
c.
Sebuah
proses dan produk, yakni kombinasi teknologi dan hasil teknologi itu sendiri.
Menurut Baiquni teknologi adalah
sebagai himpunan pengetahuan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam
yang diperoleh dari penerapan sains dalam kegiatan yang lebih produktif
ekonomis.26 Pendapat ini didukung oleh Djaelani
yang mengatakan bahwa “Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan kealaman
secara sistematis dalam proses produktif ekonomis untuk menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat bagi peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia”.27
Berdasarkan kutipan di atas dapat
penulis simpulkan bahwa teknologi merupakan himpunan pengetahuan tentang cara
melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dengan bantuan alat dan akal, dalam
rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan manusia. Selaian itu
teknologi merupakan penerapan dari sains. Sains merupakan himpunan pengetahuan
manusia tentang alam yang diperoleh sebagai konsesus dari pakar, pada
penyimpulan secara rasional mengenai hasil analisis kritis terhadap data-data
pengukuran yang diperoleh dari observasi pada gejala-gejala alam. Dalam
aktivitas kehidupan manusia telah banyak memamfaatkan jasa teknologi pada
setiap bidang kehidupan.
Bila dirumuskan pengertian teknologi
pendidikan, maka pengertian teknologi pendidikan ialah suatu proses kompleks
yang terintegrasi meliputi manusia, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi
untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar, serta merancang,
melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah.28
Heinich, Molenda, dan Russell memberi
pengertian tentang pembelajaran berbasis teknologi sebagai sebuah proses yang
berhubungan dengan masalah-masalah pembelajaran, yaitu menganalisa, pemecahan
masalah, penerapan ilmu pengetahuan, pembelajaran dan media yang terkait dengan
hal itu.29
Lebih lanjut lagi James W. Brown,
Richard B. Lewis, dan Fred F. Harcleroad mengatakan bahwa pembelajaran
teknologi beranjak dari beberapa media dan peralatan khusus, dalam hal ini
teknologi pembelajaran lebih dari peralatan khusus, ia adalah sebuah cara
sistematis dalam pembentukan, meloloskan, atau mempengaruhi dan mengevaluasi
seluruh proses belajar mengajar.30
- Bentuk-bentuk
Teknologi Pendidikan
Teknologi selalu berkembang seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, semakin canggih dan semakin kritis
analisa manusia maka semakin canggih juga temuan teknologi. Temuan teknologi
pertama dalam literatur ilmiah adalah teknologi api. Dengan api dibuat makanan
lebih lembut, lebih lezat, bisa memanaskan badan. Kemudian api dikembangkan
lagi menjadi alat penerang. Dan dikembangkan lagi untuk mengolah logam, emas,
perak, tembaga, mangan dan timah menjadi perhiasan dan kebutuhan manusia dan
harganya lebih mahal. Karena api bisa menyebabkan kebakaran, kemudian ditemukan
pula teknologi pemadam kebakaran. Temuan teknologi yang lain adalah teknologi
pertanian yang bisa mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya.
Temuan teknologi yang semakin
berkembang dari waktu ke waktu itu sangat menentukan gerak laju peradaban baik
dalam tataran lokal maupun internasional. Teknologi baru selalu muncul ketika
manusia terasa terbentur dan sulit berkembang dengan peralatan yang sudah ada.
Nana Syaodih Sukmadinata menjelaskan bentuk teknologi dari bentuk yang
sederhana maupun bentuk yang canggih serta manfaat yang diberikan kepada
manusia dalam dasawarsa terakhir ini yaitu:
a.
Api dengan
manfaat yang telah disebutkan di atas. Kecanggihan teknologi api dewasa ini
sudah bisa mengolah logam, tembaga, emas, dan perak menjadi perhiasan yang mahal.
b.
Teknologi
budi daya dan teknologi pertanian. Banyak manfaat yang diperoleh darinya, bisa
membuat hasil lebih banyak dan bisa membuat masyarakat lebih sejahtera. Manusia
bisa membudidayakan bermacam-macam tanaman. Sehingga tercipta sistem tata
susila yang baru dan mapan.
c.
Teknologi
industri bisa memenuhi kebutuhan yang berskala besar.
d.
Teknologi
transfortasi, sudah berkembang dengan pesat, baik transfortasi laut, darat dan
udara. Teknologi ini memungkinkan orang dan barang berpindah dari satu tempat
ketempat yang lain, dalam waktu yang singkat dan jarak geografis yang berbeda.
Untuk hubungan antar orang, antar kelompok, dan antar bangsa. Alat transfortasi
bukan hanya digunakan untuk alat angkut barang dan orang, akan tetapi juga
untuk kepentingan penelitian teknologi lebih lanjut. Transfortasi angkasa luar
telah bisa membuat manusia keluar orbit bumi menuju planet-planet lain dan
menempatkan berbagai satelit untuk memantau apa yang terjadi di bumi dan
memperlancar komunikasi antar bumi.
e.
Perkembangan
teknologi terbesar pada pertengahan abad ke-20 adalah penjelajahan angkasa
luar, peluncuran Sputnik satu, tahun 1958 oleh Unisoviet. Dengan kemajuan
teknologi angkasa luar ini manusia telah berhasil meneliti planet yang jauh
bukan dari hasil spekulasi dan peneropongan, melainkan dengan pesawat-pesawat
yang berawak manusia. Penerbangan angkasa luar bisa digunakan untuk kepentingan
bumi seperti meneliti daedah-daerah yang mengandung minyak atau mineral,
masalah arus laut, cuaca dan iklim.
f.
Teknologi
komunikasi dan informasi seperti radio dan TV telah membuka bagian-bagian dunia
yang terbelakang menjadi daerah terbuka. Karena arus informasi. Apa yang
terjadi disatu negara dalam beberapa menit bisa diketahui negara lain.
g.
Kemajuan
bidang telekomunikasi seperti telepon, faximail yang dikombinasikan dengan
kemajuan komputer dan menghasilkan komunikasi gaya baru yaitu internet. Dengan komunikasi
media masa sangat bergantung pada jam siar, tapi dengan internet jam siar jadi
hilang. Orang bisa memperoleh informasi di setiap saat tanpa permisi.
h.
Teknologi
media cetak, walaupun jangkauan dan kecepatan perluasannya tidak secepat
komunikasi masa dan telekomunikasi, namun punya keunggulan tersendiri yaitu
kemampuan cetak yang sangat cepat dan menghasilkan barang cetakan seperti majalah,
buku dan surat
kabar yang bermutu tinggi. Barang cetakan ini bisa didokumentasikan dalam waktu
yang cukup lama sampai ratusan tahun. Bahkan untuk dokumentasi yang terlalu besar
sekarang sudah ada alat teknologi micrifilm
dan micro fichi untuk mengecilkannya.
i.
Temuan di bidang
kimia, fisika dan matematika. Seperti senjata biasa, teknologi senjata
mutakhir, peluru kendali antar benua, misil, bom, hidrogen, dan lain-lain.31 Bioteknologi dan biokimia inilah
diantara temuan teknologi yang menimbulkan kekhawatiran dan ancaman terhadap
stabilitas kehidupan masyarakat jika teknologi itu digunakan oleh
manusia-manusia yang mengabaikan nilai-nilai normatif. Sebenarnya teknologi
tidak pernah merusak tapi dia akan menimbulkan kerusakan jika digunakan oleh
manusia yang bermental rusak.
Teknologi telah berperan dalam
menghemat tenaga manusia dan telah membuat sekelompok masyarakat jadi sejahtera
karena bisa memproduksi barang lebih dari tenaga manusia. Salah satu keuntungan
dari pemakaian teknologi adalah bersifat produktif kalau benar-benar
difungsikan secara optimal. Namun ada satu asumsi umum mengatakan bahwa krisis
moral yang dialami suatu masyarakat merupakan akibat dari kemajuan teknologi.
Karena kemajuan teknologi secara langsung mempengaruhi pola pikir, pola sikap
masyarakat akan terserap oleh budaya yang di proyeksikan melalui media
teknologi. Ketidak stabilan emosi yang dirasakan dalam masyarakat sekarang
berkaitan erat dengan perubahan yang dahsyat yang terjadi pada manusia yang
diakibatkan oleh kemajuan teknologi
yang melahirkan revolusi industri di Eropa.32
Dampak teknologi bisa memakan tuannya
sendiri. Kemajuan teknologi ditandai apabila mesin mulai menggantikan tangan
manusia dan ditemukannya peralatan-peralatan modern untuk kehidupan komunikasi masyarakat.
Diproduksi secara massal derail kancing-kancing baju tentara, sampai pada
meriam besar dan bom yang dapat menghancurkan manusia berpuluh-puluh ribu dalam
satu detik.33
Disatu pihak ada yang mengatakan
bahwa kemajuan teknologi tersebut berarti menang perang yang jika dibandingkan
dengan perang-perang sebelumnya tidak terbayangkan dahsyatnya.
Kini sudah menjadi sebuah klise untuk
mengatakan bahwa hidup di dalam abad informasi penemuan microchip dan sebagainya, perkembangan
teknologi mikro telah menimbulkan kekuatan yang memungkinkan diperolehnya
informasi hanya dengan sentuhan sebuah tombol saja.
Revolusi informasi kini sedang dijajakan
sebagi suatu rahmat besar bagi umat manusia. Penjajakannya yang agresif di
televisi, surat
kabar, dan majalah-majalah yang mewah, begitu menarik.34 Di dalam jurnal-jurnal penelitian dan
buku-buku akademis, disebutkan bahwa revolusi informasi akan menyebabkan
timbulnya desentralisasi dan oleh
karena itu akan melahirkan suatu masyarakat yang demokratis telah meningkatkan
keragaman budaya melalui penyediaan informasi yang menyeluruh sesuai dengan
berbagai jenis selera, memberi orang kesempatan untuk mengembangkan
kecakapan-kecakapan baru, meningkatkan produksi dan dengan demikian menciptakan
kemakmuran untuk semua lapisan masyarakat. Penyebaran besar-besaran teknologi
informasi baru, akan membawa kita ke suatu peradaban elektronik, suatu lompatan
panjang ke arah suatu peradaban yang lebih tinggi.
Bagi dunia muslim, revolusi informasi
menghadirkan tantangan khusus yang harus diatasi demi kelangsungan hidup fisik
maupun budaya umat. Tantangan-tantangan teknologi informasi yang baru harus
dihadapi bukan dengan optimisme yang berlebihan maupun pesimisme. Tapi dengan tindakan
yang penuh pertimbangan.
Semua bentuk teknologi adalah sistem yang
diciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujuan tertentu, yang pada intinya adalah
mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan hasilnya, dan
menghemat tenaga serta sumber daya yang ada. Teknologi itu pada hakikatnya
adalah bebas nilai, namun penggunaannya akan sarat dengan aturan nilai dan
estetika. Teknologi telah membantu kita dalam penglihatan (kacamata, mikroskop,
teleskop, dan sebagainya). Dalam bidang pendidikan juga diperlukan teknologi antara
lain untuk menjangkau peserta didik/ warga belajar di tempat yang jauh dan
terasing, melayani sejumlah besar dari mereka yang belum memperoleh kesempatan
pendidikan. Kegunaan teknologi pendidikan telah terbukti dengan diterapkannya
sejumlah program pendidikan seperti dengan digunakannya siaran radio untuk
menyajikan bahan pelajaran pada tahun 1950, digunakannya siaran radio dan
televisi untuk peningkatan mutu dan pemerataan kesempatan pendidikan pada awal
Orde Baru. Kebijakan inilah yang merupakan awal tumbuh dan berkembangnya apa
yang kita kenal sekarang dengan teknologi pendidikan.35
Adapun bentuk perkembangan teknologi
pendidikan ialah:
a.
Sekitar
tahun 1950, untuk mengatasi masalah pendidikan bagi para pelajar pejuang, yaitu
mereka yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah dan tergabung dalam tentara
pelajar, dicoba diatasi dengan digunakannya siaran radio untuk menyajikan bahan
pelajaran.36
b.
Pada awal
Orde Baru, dalam PELITA I telah dicantumkan secara eksplisit mengenai kebijakan
digunakannya siaran radio dan televisi untuk peningkatan mutu dan pemerataan
kesempatan pendidikan.37 Media
elektronik televisi sebagai salah satu bentuk teknologi komunikasi yang banyak
mendapat perhatian akhir-akhir ini, telah menunjukkan pengaruhnya yang sangat
besar kepada masyarakat, yaitu dalam berlangsungnya perubahan sosial dalam
penyebaran budaya popular, dan dalam mempengaruhi bahkan membentuk persepsi
masyarakat terhadap realitas hidup.
c.
Penggunaan
komputer dalam bidang pendidikan, pada mulanya penggunaan komputer sebagi
superkalkulator merupakan satu-satunya manfaat yang dikemukakan pada saat itu,
hingga sampai beberapa lama penggunaan komputer hanya sebagai alat untuk
memecahkan masalah perhitungan waktu di berbagai program penelitian di
perguruan tinggi. Penggunaan komputer dalam hal pendidikan dan latihan adalah
untuk belajar mandiri computer assisted-learning (CAL ), di mana komputer memegang peranan
penting dalam proses belajar/ mengajar.38
Penggunaan komputer lainnya di bidang pendidikan adalah dalam bidang
administrasi dan manajemen, misalnya sistem administrasi secara keseluruhan,
perencanaan waktu, pengawasan anggaran, manajemen, dan proses belajar/
mengajar.39
d.
Pada
gelombang inovasi selanjutnya, para ahli telah melakukan inovasi yang luar
biasa dengan menggabungkan teknologi komputer, telekomunikasi, dan multimedia.
Penggabungan tiga kutub teknologi tersebut telah membuka pelung terciptanya
inovasi baru, khususnya yang mendukung terciptanya kemudahan layanan dalam
sistem internet pendidikan.40
Beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam konsepsi teknologi pendidikan adalah:
-
Teknologi
pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terintegrasi meliputi
manusia, alat dan sistem, termasuk diantaranya gagasan, prosedur, dan
organisasi.
-
Teknologi
pendidikan memakai pendekatan yang sistematis dalam rangka menganalisa dan
memecahkan persoalan proses belajar.
-
Teknologi
pendidikan merupakan suatu bidang yang berkepentingan dengan pengembangan yang
sistematis berbagai macam sumber belajar, termasuk di dalamnya pengelolaan dari
penggunaan sumber tersebut.
-
Teknologi
pendidikan merupakan suatu bidang profesi yang terbentuk dengan adanya usaha
terorganisasikan dalam mengembangkan teori, melaksanakan penelitian dan
aplikasi praktis perluasan dan peningkatan sumber belajar.
-
Teknologi
pendidikan beroperasi dalam seluruh bidang pendidikan secara integratif, yaitu
secara rational berkembang dan berintegrasi dalam berbagai kegiatan pendidikan.41
- Bahaya-bahaya
Teknologi
Teknologi seperti pedang bermata dua,
jika teknologi kita analogikan kepada pisau maka pisau dapat melukai empunya
jika empunya tidak mempergunakan pisau tersebut pada tempatnya. Artinya bukan
tidak mungkin pisau tersebut merusak dan melukai pembuatnya dan bukan tidak
mungkin juga teknologi menghancurkan penciptanya.
Kita telah menyaksikan bagaimana
teknologi berkembang melebihi perkiraan ilmu pengetahuan manusia, maka dalam
menghadapi dilema ini pendidikan Islam meletakkan iman sebagai standar utama
untuk menetralisir kemajuan teknologi. Dalam hal ini penulis sependapat dengan
Yusuf Amir Feisal, menurutnya “Epistimologi ilmu dan teknologi masih mengandung
kerawanan-kerawanan tertentu karena secara diametral bertentangan dengan
formula-formula keagamaan khususnya dengan wahyu yang sifatnya muhkamat. Akses
teknologi telah menyebabkan pergeseran nilai-nilai yang transformatif baik
secara budaya, sensasi, rasional sampai yang ideologi. Transformasi kebudayaan
telah membuktikan adanya titik balik pandangan dari yang bersifat sektoral
spesifik. Dan tidak jarang mengandung kebenaran yang saling bertentangan”.42
Telah penulis paparkan di atas bahwa
teknologi selain memiliki dampak positif, ia juga memiliki dampak negatif bagi pemakainya. Hal ini disebabkan oleh
perkembangan teknologi di luar kontrol.
Teknologi informasi yang merupakan sentral
dari perkembangan-perkembangan teknologi yang lain telah merubah jarak waktu
antara satu perubahan dengan perubahan lainnya, antara satu priode kemajuan
dengan periode-periode kemajuan berikutnya makin lama makin dekat.
Revolusi informasi yang terkandung
dalam ramalan Alfin Toffler (The Third
Wave)43 memang sedang
menggetarkan sendi-sendi masyarakat diseluruh dunia. Hal itu dapat dilihat dari
menyebarnya hasil-hasil teknologi yang semakin canggih. Kecanggihan teknologi
komunikasi dan informasi diramalkan akan terus berkelanjut, banyak
pengamat-pengamat masalah komunikasi ini mengungkapkan, bahwa cepatnya
pertumbuhan teknologi komunikasi dan informasi itu belum bisa diketahui kapan
akan mereda.44 Yang jelas perubahan
itu akan terus menimbulkan kegoncangan-kegoncangan maupun pergeseran-pergeseran
pada sistem-sistem nilai yang ada di dunia ini. Berbagai macam penyimpangan
perilaku sosial, berubahnya persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai budaya,
tradisi maupun pranata-pranata sosial. Banyak nilai-nilai baru yang tidak lagi
mendukung nlai-nilai budaya masyarakat penerima informasi.
Semua sistem budaya sedang terlibat
dalam konflik yang serius dengan kemajuan teknologi yang semakin modern
(canggih). Sebab, hampir-hampir tidak ada lagi tempat di bumi ciptaan Tuhan ini
yang luput dari terpaan hasil-hasil teknologi. Bahkan negara-negara maju
sendiri sudah merasakan adanya penjajahan informasi dan penjajahan kultural.45
Teknologi berkembang menjadi autom,
ia menuntut perkembangan selanjutnya. Komersialisasi teknologi menyebabkan ia
dibuat dengan keusangan melekat. Ia menuntut pembaharuan, perbaikan atau
sekedar perubahan. Perkembangan teknologi lebih cepat dari manusia, bahkan dari
budaya, padahal pengaruhnya sangat besar, lebih-lebih teknologi yang
fundamental yang berdampak sosial sangat luas dan menetap.
Jacob. T dalam bukunya “Menuju
Teknologi yang Berperikemanusiaan” menyebutkan beberapa akibat yang ditimbulkan
oleh teknologi:
…beberapa segi dirongsong oleh teknologi. Teknologi membuat tuntutan
pada ekonomi selanjutnya pada politik dan militer, dan akhirnya pada perilaku
manusia. Hak-hak asasi manusia menjadi tertekan, terkurangi, malahan terlanggar
secara terang-terangan. Teknologi dipakai untuk mencapai tujuan, untuk
mendesakkan kemauan, memuaskan hasrat, mengendalikan manusia, mencuci otaknya,
meregimentasi rakyat, menghukum dan mengintimidasi.46
Dari kutipan di atas dapat dilihat
bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi lebih cepat. Manusia
seakan-akan memakan buah khuldi kedua dan harus keluar lagi dari “surga”. Jikalau
tidak dikendalikan dengan baik, ia dapat menjadi negatif bagi tuannya.
Dapat dilihat manusia di negara-negara
maju telah kehilangan “pedoman” dalam menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Padahal teknologi itu sesungguhnya untuk mempertinggi martabat
manusiawi dan kesejahteraan umat. Akan tetapi yang muncul pada realitasnya
justru kebalikannya, yaitu “kemungkaran” yang digandengkan dengan “ilmu pengetahuan
dan teknologi”, akhirnya teknologi itu tidak lagi berfungsi sebagai sarana
perangkat citra manusiawi, malah sebaliknya menjadi bencana bagi peradaban
manusia itu sendiri.
Dapat disaksikan contoh krisis moral
dari tantangan perkembangan teknologi seperti non budaya Islami (Khamar,
Vulgarisme, free sex, buka aurat dan lain-lain) melanda masyarakat muslim
dengan zalim semua tradisi non Islami itu dipaparkan dengan perilaku kehidupan
film dalam program TV, radio, pentas seni, pentas promosi, gencar oleh media
massa yang dikelola dengan canggih dan bermodalkan miliaran rupiah.
Dari uraian di atas dapat dilihat
bahwa teknologi informasi lebih cepat memberikan pengaruh karena ia mempunyai
pesona tersendiri dalam mempengaruhi daya nalar masyarakat, seperti yang
penulis ulas di halaman depan bahwa teknologi informasi terdiri dari TV,
Internet, koran, majalah, radio dan lain-lain. Kenapa teknologi informasi lebih
banyak menjadi penyebab rusaknya moral dan mentalitas remaja. Karena melalui
teknologi informasi budaya-budaya Barat yang non Islam menyedot nilai-nilai
masyarakat. Berangkat dari pandangan Azyumardi Azra memaparkan akibat pengaruh
TV terhadap anak.
TV sebagai sebuah produk kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi diakui telah banyak memberikan pengaruh positif
dan negatif terhadap kebudayaan masyarakat. Dari segi positifnya TV bisa
menerima berita-berita tentang kejadian-kejadian penting di ujung bumi dengan
cepat diketahui dan disaksikan dibagian bumi lain. Kejadian seperti ini membuat
dunia terasa mengecil, TV terasa mampu membatasi ruang dan waktu dengan sangat
cepat, apa yang terjadi di negara besar bisa disaksikan di desa terpencil. Tapi
yang perlu dicatat adalah secara perlahan-lahan TV telah mempengaruhi peradaban
nilai-nilai kearah yang negatif karena TV merupakan media yang ampuh untuk
menyampaikan pesan-pesan modernisasi.47
Kehadiran TV dalam konteks perubahan
nilai-nilai inilah yang menjadi pengamatan penulis secara khusus untuk
menanggulangi pengaruh-pengaruhnya yang negatif terhadap anak. TV di negara Indonesia
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1962. TV waktu itu hanya dimiliki oleh
sebagian kecil masyarakat terdiri dari orang-orang yang memiliki perekonomian
yang sudah mapan. TV masih merupakan barang mewah dan diimpikan oleh semua
orang. Barulah 20 tahun kemudian TV menbanjiri pasaran. Apalagi setelah adanya
sistem komunikasi satelit domestik (SKSD) sebuah satelit palapa yang
memungkinkan seluruh pelosok daerah terjangkau informasi. Seiring gerak lajunya
perkembangan TV membanjiri di tengah masyarakat bukan hanya TV hitam putih
saja. Dan sudah banyak juga TV berwarna dimiliki oleh masyarakat. Dengan TV
orang yang berada di benua timur dapat menyaksikan Taufik Hidayat juara bulu
tangkis bermain di gelanggang dunia. Orang juga akan ikut emosi mendengarkan
Madona berjingkrak-jingkrak di pentas dunia, orang akan ikut kehilangan
keseimbangan ketika petinju Cris Jhon beradu raga dengan lawannya, orang juga
akan ikut menangis menyaksikan rakyat Irak dalam suasana peperangan yang
berkepanjangan.
Teknologi media massa telah menimbulkan budaya malas. Orang
akan terpengaruh oleh opini masyarakat yang kita tonton di TV yang terkesan
segala sesuatu bisa didapatkan serba cepat tanpa disadari semua itu adalah
untuk menina bobokkan dan membuat orang-orang terlena dibuatnya. Satu efek
negatifnya yang faktual adalah TV membentuk seseorang menjadi individu yang
tidak ramah. Tidak ada lagi kunjungan silaturrahmi kepada keluarga dan tipisnya
hubungan emosional.
TV telah membuat kesenangan-kesenangan
pasif. Dia akan lebih terbiasa menonton orang bekerja, bermain, ketimbang
dirinya sendiri yang melakukannya. Keadaan ini akan lebih buruk apabila pihak
penyelenggara acara TV tidak menyadarinya dengan tetap menyiarkan acara-acara
yang dapat menambah subur sikap mental di atas.
Secara ideal, para pengguna teknologi
harus mengembangkan kecakapan khas dalam menciptakan dan memanfaatkan
teknologi. Kendati demikian, sementara segala jenis teknologi hadir dengan
perangkat ideologis dan kultural dari peradaban yang melahirkannya, ia pun bisa
diubah dan dimodifikasikan sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan dengan
teknologi yang ada, maka ia harus dimodifikasikan agar sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan dan keperluan-keperluan manusia.
Untuk itu manusia harus mengembangkan
dan menerapkan suatu strategi yang menyeluruh, matang dan jelas, untuk
menghadapi tantangan abad informasi. Sardar dalam bukunya “Tantangan Dunia
Abad–21” mengatakan :
Strategi untuk menghadapi tantangan-tantangan kemajuan teknologi
harus mencakup pemahaman tentang sifat informasi maupun visi mengenai
masyarakat yang hendak kita ciptakan untuk diri kita sendiri. Di samping itu
strategi itu harus mampu melayani kebutuhan masing-masing negeri muslim maupun
warga kota dan
desanya.48
22 H. Jalaluddin, Teknologi
Pendidikan, (Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-2, hal. 133
24 Nana Syaodih Sukma Dinata, Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1999), Cet.
Ke-2, hal. 67-69
25 Craig N. Locatis, et all, Media and Technology for
Education and Training, (United States America: Columbus, 1984), hal. 6
26 Ahmad Baiquni, Al-Qur’an Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (Jakarta:
Dana Bhakti Waqaf, 1994), Cet. Ke-1, hal. 20
27 A. Kadir Djaelani, Konsepsi
Pendidikan Agama Islam dalam Era Transformasi Global, (Jakarta : CV. Putra Harapan, 1997), hal. 6
28 Yusufhadi Miarso, dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan:
Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986)
hal. 4-5
29 Robert Heinich, Michael Molenda, dan James D. Russell, Instructional
Media; and The New Technologies of Instruction, (United States America:
USC, 1985), hal 3
30 James W. Brown, Richard B. Lewis, dan Fred F. Harcleroad, Av
Instruction Technology, Media, and Methods, (United States America: York
Graphic, 1977), hal. 2
32 Yusuf Amir Feisal, Reorientasi
Pendidikan Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1995), Cet. Ke-1, hal. 308
34 Zianuddin Sardar, Tantangan
Dunia Islam Abad-21, (London-New York ; Manzell Publishing Limited, 1988),
hal. 13
35 Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta : Kencana Predana
Media Group, 2007), Ed. 1, Cet-3, hal. 151
36 Ibid., hal 147
37 Ibid., hal. 148
38 Fred Percival dan Henry Ellington, Teknologi Pendidikan;
Terjemahanan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1988), hal. 140
39 Ibid., hal. 141
40 Budi Sutedjo Dharma Oetomo, e-Education, (Yogyakarta :
Penerbit Andi Yogyakarta, 2002), hal 33-34
41 Yusufhadi Miarso, Op Cit., hal. 17-18
43 Dimitri Mahayana, Menjemput
Masa Depan, Futuristik Dan Rekayasa Masyarakat Menuju Era Global, (Bandungh
: PT. Remaja Rosda Karya, 1999), hal.55
47 Azyumardi Azra, Esei-esei
Intelektual Muslim Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1998),
Cet. Ke-1, h.169-170
Tidak ada komentar:
Posting Komentar