A. Disiplin Siswa
1. Pengertian Disiplin
Menurut MacMillan
Dictionary, (dalam Tulus Tu,u, 2004) bahwa disiplin adalah tertib, taat atau
mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri, latihan membentuk,
meluruskan atau menyempurnakan sesuatu sebagai kemampuan mental atau karakter
moral. Hukuman yang di berikan untuk melatih atau
memperbaiki kumpulan sistem peraturan bagi tingkah laku.[1]
Bohar Soeharto (Tulus Tu,u 2004)
menyebutkan tiga hal mengenai disiplin yakni disiplin sebagai latihan, disiplin
sebagai hukuman dan disiplin sebagai alat pendidikan
1.
Disiplin
sebagai latihan untuk menuruti kemauan seseorang jika dikatakan “melatih untuk
menurut” berarti jika seseorang memberi perintah, orang lain akan menuruti
perintah itu.
2.
Disiplin
sebagai hukuman. Bila seseorang berbuat salah, harus di hukum. Hukuman itu
sebagai upaya mengeluarkan yang jelek dari dalam diri orang itu sehingga
menjadi baik.
Seorang anak memiliki potensi untuk
berkembang melalui interaksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan realisasi
dirinya. Dalam interaksi tersebut anak belajar tentang nilai-nilai sesuatu.
Proses balajar dengan lingkungan yang di dalamnya terdapat nilai-nilai tertentu
telah membawa pengaruh dan perubahan perilakunya. Perilaku ini berubah tertuju
pada arah yang sudah ditentukan oleh nilai-nilai yang di pelajari. Jadi fungsi
belajar adalah mempengaruhi dan mengubah perilaku seorang anak, semua perilaku
merupakan hasil sebuah proses belajar.[3]
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere
yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina
yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami
perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan
sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan, dan
pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri
agar dapat berperilaku tertib[4].
Berdasarkan uraian di atas dapatlah
disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah sikap seseorang yang menunjukkan ketaatan
atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib yang telah ada dan dilakukan
dengan senang hati dan kesadaran diri.
Lingkungan sekolah yang teratur, tertib, tenang tersebut memberi
gambaran lingkungan siswa yang giat, gigih, serius, penuh perhatian,
sungguh-sungguh dan kompetitif dalam kegiatan pembelajarannya. Lingkungan
disiplin seperti itu ikut memberi andil lahirnya siswa-siswa yang berprestasi
dengan kepribadian unggul.
2. Fungsi Kedisplinan pada
Madrasah/ Sekolah
Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu
siswa itu sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun di
rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapinya.
Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik jika siswa
sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.
Kedisiplinan sebagai alat pendidikan yang dimaksud adalah suatu
tindakan, perbuatan yang dengan sengaja diterapkan untuk kepentingan pendidikan
di sekolah. Tindakan atau perbuatan tersebut dapat berupa perintah, nasehat,
larangan, harapan, dan hukuman atau sanksi. Kedisiplinan sebagai alat
pendidikan diterapkan dalam rangka proses pembentukan, pembinaan dan
pengembangan sikap dan tingkah laku yang baik. Sikap dan tingkah laku yang baik
tersebut dapat berupa rajin, berbudi pekerti luhur, patuh, hormat, tenggang
rasa dan berdisiplin.
Di samping sebagai alat pendidikan, kedisiplinan juga berfungsi
sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini
kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri terutama dalam
menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan itu.
Dalam kontek tersebut kedisiplinan sebagai alat menyesuaikan diri di
sekolah berarti kedisiplinan dapat mengarahkan siswa untuk dapat menyesuaikan
diri dengan cara menaati tata tertib sekolah. Berfungsinya kedisiplinan sebagai
alat pendidikan dan alat menyesuaikan diri akan mempengaruhi berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di sekolah yang kedisiplinannya baik,
kegiatan belajar mengajar akan berlangsung tertib, teratur, dan terarah.
Sebaliknya di sekolah yang kedisiplinannya rendah maka kegiatan belajar
mengajarnya juga akan berlangsung tidak tertib, akibatnya kualitas pendidikan
sekolah itu akan rendah.
Fungsi kedisiplinan pada Madrasah/sekolah
adalah sebagai berikut:
1). Menata Kehidupan Bersama
Manusia
adalah makhluk unik yang memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar belakang dan
pola pikir yang berbeda-beda. Sebagai makhluk sosial, selalu terkait dan
berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan tersebut diperlukan norma, nilai
peraturan untuk mengatur agar kehidupan dan kegiatannya dapat berjalan lancar
dan baik. Jadi fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam
kelompok tertentu atau dalam masyarakat.
2). Membangun Kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat dan lingkungan
sekolah. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi
dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Jadi lingkungan yang berdisiplin
baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.
3) Melatih Kepribadian
Sikap,
perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta
merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui suatu proses yang
membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian
tersebut dilakukan melalui latihan.
4) Pemaksaan
Disiplin
dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran
diri ini lebih baik dan kuat. Disiplin dapat pula terjadi karena adanya
pemaksaan dan tekanan dari luar. Dikatakan terpaksa karena melakukannya bukan
berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa takut dan ancaman sanksi
disiplin. Jadi disiplin berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk
mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu.
5) Hukuman
Tata
tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa.
Sisi lainnya berisi sanksi/hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut.
Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekutan
bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi,
dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah.
6) Mencipta Lingkungan Kondusif
Sekolah
merupakan ruang lingkup pendidikan (Wawasan Wiyatamandala). Dalam pendidikan
ada proses mendidik, mengajar dan melatih. Sekolah sebagai ruang lingkup
pendidikan perlu menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi
yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi aman, tenang, tertib dan teratur,
saling menghargai, dan hubungan pergaulan yang baik, hal itu dicapai dengan
merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para
siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian
diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Apabila kondisi ini terwujud,
sekolah akan menjadi lingkungan kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan.
Di tempat seperti itu, potensi dan hasil siswa akan mencapai hasil optimal.
Untuk sekolah, disiplin itu sangat perlu dalam proses belajar mengajar,
alasannya yaitu: disiplin dapat membantu kegiatan belajar, dapat menimbulkan
rasa senang untuk belajar dan meningkatkan hubungan sosial.[5]
Apabila peraturan sekolah tanpa tata tertib, akan muncul perilaku
yang tidak tertib, tidak teratur, tidak terkontrol, perilaku liar, yang pada
gilirannya mengganggu kegiatan pembelajaran. Suasana kondusif yang dibutuhkan
dalam pembelajaran menjadi terganggu. Dalam hal ini, penerapan dan pelaksanaan
peraturan sekolah, menolong para siswa agar dilatih dan dibiasakan hidup
teratur, bertanggung jawab dan dewasa.
Disiplin sekolah apabila dikembangkan dan diterapkan dengan baik,
konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku
siswa. Disiplin dapat mendorong mereka belajar secara konkret dalam praktik
hidup di sekolah tentang hal-hal positif yaitu melakukan hal-hal yang lurus dan
benar, dan menjauhi hal-hal yang negatif. Dengan pemberlakuan disiplin, siswa
belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baik itu, sehingga muncul
keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain.
3. Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Disiplin
Aturan dibuat untuk dilaksanakan agar tujuan yang diinginkan bisa
tercapai. Tidak semua orang setuju dengan aturan yang dibuat. Jika aturan
dianggap baik, maka kita mau melaksanakan aturan yang ada. Sebaliknya jika
aturan yang dibuat dianggap tidak baik, maka kita tidak mau menaati peraturan
yang dibuat. Aturan yang tidak memiliki sanksi tegas akan membuat orang tidak
mematuhi aturan yang ada. Aturan yang memiliki sanksi tegas akan membuat orang
untuk mematuhi aturan itu dengan disiplin.
Sikap disiplin atau kedisiplinan seseorang, terutama siswa
berbeda-beda. Ada siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi, sebaliknya ada
siswa yang mempunyai kedisiplian rendah. Tinggi rendahnya kedisiplinan
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dalam diri maupun
yang berasal dari luar.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut, antara lain
yaitu:
1.
Anak itu sendiri
Anak memiliki potensi dan kepribadian yang berbeda
antara yang satu dan yang lain. Pemahaman terhadap individu anak secara cermat
dan tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kedisiplinan.
2.
Sikap pendidik
Sikap
pendidik yang bersikap baik, penuh kasih sayang, memungkinkan keberhasilan
penanaman kedisplinan pada anak. Hal ini dimungkinkan karena pada hakikatnya
anak cenderung lebih patuh kepada pendidik yang bersikap baik. Sebaliknya,
sikap pendidik yang kasar, keras, tidak peduli, dan kurang wibawa akan
berdampak terhadap kegagalan penanaman kedisiplinan di sekolah.
3.
Lingkungan
Faktor lingkungan juga
mempengaruhi kedisiplinan seseorang. Situasi lingkungan akan mempengaruhi
proses dan hasil pendidikan
4.
Tujuan.
Agar
penanaman kedisiplinan kepada siswa dapat berhasil, maka tujuan tersebut harus
ditetapkan dengan jelas, termasuk penentuan kriteria pencapaian tujuan
penanaman kedisiplinan di sekolah[6]
[1] Tu,u Tulus, Peranan Disiplin pada Perilaku dan
Prestasi Siswa. (Jakarta : Grafindo,2004) h. 30-31.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar