A. Hal-hal
yang Mempengaruhi Prestasi Siswa
Dalam
suatu teori motivasi yang dikemukakan oleh McCelland terpusat pada suatu
kebutuhan yakni kebutuhan berprestasi. McCelland mengatakan bahwa manusia pada
hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi di atas kemampuan orang lain.
Selanjutnya McCelland mengatakan bahwa setiap orang mempunyai keinginan untuk
melakukan karya yang berprestasi atau yang lebih baik dari karya orang lain.
Dalam pada itu McCelland mengatakan ada tiga kebutuhan manusia, yakni (1)
kebutuhan untuk berprestasi, (2) kebutuhan untuk berafiliasi, (3) kebutuhan
kekuasaan. Ketiga kebutuhan ini terbukti merupakan unsur-unsur yang amat
penting dalam menentukan prestasi seseorang pekerja.[1]
Pendapat
lain mengatakan bahwa suatu alasan karakteristik kepribadian anak yang bisa dan
banyak dipengaruhi kemunculannya adalah dorongan prestasi pada anak,
sebagaimana dikemukakan juga oleh Prof. Dr. Singgih D Gunarsa dalam bukunya
yang berjudul (Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan keluarga), menyatakan: jadi
dalam batas-batas tertentu dorongan berprestasi adalah suatu yang ada yang
menjadi ciri-ciri kepribadian seorang anak, sesuatu mengenai apa yang ada dan
dibawa dari lahir. Kemudian lanjutnya: sesuatu yang ditumbuhkan, dikembangkan,
hasil dari mempelajari melalui interaksi dengan lingkungan.[2]
Beberapa
pendekatan yang dapat membangkitkan aspirasi dan ambisi berprestasi pada anak,
antara lain:
1.
Menanamkan
cara bernalar aktif sedini mungkin pada anak.
2.
Biasakan
anak belajar mandiri.
3.
Menciptakan
lingkungan yang kondusif.
4.
Mengembangkan
jiwa kompetitif pada anak.
5.
Mengembangkan
rasa percaya diri anak.
6.
Mengembangkan
mutu pergaulan pada anak.
Selain pendekatan di atas ada juga faktor yang mempengaruhi belajar
siswa:
1.
Faktor internal
(faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta
didik. Yang termasuk faktor internal antara lain:
a.
Faktor
fisiologis, keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan
dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik
akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.
b.
Faktor
psikologis, yang termasuk dalam faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa adalah antara lain:
1)
Intelegensi
siswa, faktor ini berkaitan dengan Intelegency Quotlent (IQ) seseorang.
2)
Sikap
siswa (sikap dan perhatian terarah dengan baik akan menghasilkan pemahaman dan
kemampuan yang mantap).
3)
Bakat,
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk keberhasilan di masa yang
akan datang.
4)
Minat,
merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu.
5)
Motivasi,
merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
2.
Faktor eksternal
(faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta
didik. Adapun termasuk dalam faktor-faktor ini antara lain yaitu:
a.
Faktor
sosial, yang terdiri dari: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat.
b.
Faktor
non-sosial, yang meliputi:
1)
Keadaan
dan letak gedung sekolah.
2)
Keadaan
dan letak rumah tempat tinggal keluarga.
3)
Alat-alat
dan sumber belajar.
4)
Keadaan
cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.[3]
3.
Faktor
pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Faktor-faktor
di atas sering berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga
karena pengaruh faktor-faktor di atas muncul siswa-siswa yang high-achievers
(berprestasi tinggi) dan under-achievers (berprestasi rendah) atau
gagal sama sekali.
Untuk
memperoleh hasil belajar anak yang optimal dan prestasi yang membanggakan,
serta mendapatkan kecakapan yang benar-benar di butuhkan anak setelah melalui
proses mengikuti sekolah dalam kehidupan nyata dalam masyarakat, sejak dini
harus dikembangkan dan dibiasakan berpikir logis dan sistematis pada anak setiap
melakukan kegiatan belajarnya.
Kemudian
dalam buku yang lain terdapat juga faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut:
1.
Faktor
pada pihak siswa, terdiri dari:
a.
Faktor-faktor
psikis intelektual, yang meliputi taraf intelegensi, meliputi motivasi belajar,
sikap perasaan, minat, kondisi akibat keadaan sosiokultural atau ekonomi.
b.
Faktor-faktor
fisik yang meliputi keadaan fisik
2.
Faktor
dari luar siswa yang terdiri dari:
a.
Faktor-faktor
pengatur proses belajar di sekolah, yang meliputi kurikulum pengajaran,
disiplin sekolah, teacher effectiveness, fasilitas belajar dan
pengelompokan siswa.
b.
Faktor-faktor
sosial di sekolah yang meliputi sistem sosial, status sosial dan interaksi guru
dan siswa.
c.
Faktor
situasional, yang meliputi keadaan politik ekonomis, keadaan waktu dan tempat
serta musim iklim.
Dari
pendapat tersebut bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu dari dalam (intern)
siswa itu sendiri dan faktor yang berasal
dari pengaruh luar siswa (ekstern). Sehubungan dengan hal tersebut agar siswa dapat memperoleh prestasi
belajar siswa yang seoptimal
mungkin, maka siswa perlu meningkatkan kemampuan, minat
dan motivasi yang ada dalam dirinya. Demikian
pula halnya dengan faktor yang ada
di luar diri siswa. Faktor ini dapat mendorong dan menghambar siswa dalam proses belajar. Lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat dapat
memberi dukungan siswa dalam belajar. Diantara ketiga lingkungan tersebut, lingkungan sekolah merupakan
lingkungan yang terpenting yang berfungsi
sebagai lingkungan kedua yang sangat mendukung dalam mendidik
anak atau siswa, setelah lingkungan utama yaitu lingkungan keluarga.
Hal yang
perlu diketahui oleh guru dalam proses belajar adalah mengenai karakteristik
siswa menyelesaikan pelajaran. Adapun karakteristik
siswa dalam mempelajari sesuatu adalah sebagai berikut:
1. Cepat belajar, yaitu anak yang tergolong cepat
dalam menyelesaikan tugas, umumnya mempunyai kecerdasan diatas rata-rata.
2. Lambat dalam belajar, yaitu anak yang
membutuhkan waktu lebih lama dalam belajar dari waktu yang diperkirakan untuk
anak-anak normal.
3. Anak yang kreatif, yaitu anak yang menunjukkan
kreativitas dalam kegiatan-kegiatan tertentu, misalnya dalam kesenian,
olahraga, organisasi, dan sebagainya.
4. Anak berprestasi kurang (underachiever),
yaitu anak yang mempunyai intelegensi tinggi tetapi prestasi belajarnya rendah
(di bawah rata-rata).
5. Anak yang gagal (drop out), yaitu anak
yang tidak berhasil menyelesaikan studinya atau gagal dalam kegiatan belajar.[4]
Kesimpulannya, bahwa ternyata setiap siswa memiliki keunikan yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam proses belajar mengajar. Ada anak yang cepat tanggap, mudah
mengerti atau sebaliknya, ada anak
yang kreatif tapi ada pula anak yang pintar dengan prestasi belajar siswa kurang dan ada anak yang gagal
dalam belajar/sekolah sehingga
dalam kegiatan belajar mengajar terjadi keunikan pula. Keunikan tersebut perlu dipahami oleh guru mengingat
belajar bertujuan membantu memperoleh
perubahan tingkah laku bagi siswa untuk mencapai perkembangan
optimal.
Berbagai
kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa dari proses belajar mengajar tersebut
dipengaruhi oleh berbagai komponen. Berbagai komponen yang terlibat dalam
proses belajar mengajar digambarkan secara visual sebagai berikut:
Kapasitas
IQ
|
Guru dll Metode Bahan Program
Teknik Sumber tugas
Bakat
khusus
|
Media
Instrumental
Input
Sarana Perilaku
Motivasi
|
Expected Out
Hasil belajar
yang
diharapkan
|
Kognitif
Raw input
(siswa)
|
Minat
|
PBM
|
Enviromental input
(Lingkungan)
|
Kematangan
kesiapan
|
Perilaku
Sikap
kebiasaan
|
Dll
|
Kultural
|
Fisik
|
Sosial
|
Komponen
proses belajar mengajar (M.R Loore)
Dari gambar di atas tampak bahwa secara sistematik keempat komponen
utama dari proses belajar mengajar (PBM) akan mempengaruhi performance dan
outputnya:
1.
The
expected out merupakan hasil proses hasil belajar (output)
yang menunjukkan kepada tingkat kualifikasi ukuran baku (standar norms)dan
dapat menjadi daya penarik (insentif) dan motivasi (motivating
factors), jadi hasil belajar bisa menjadi stimulating faktor (S) di samping
termasuk ke dalam respons (faktor). Keberhasilan siswa dalam belajar yang
ditunjukkan dengan prestasi belajar dapat menjadi motivasi siswa untuk belajar
lebih baik dan meningkatkan prestasinya.
2.
Karakteristik
siswa (raw input), menunjukkan kepada faktor-faktor yang terdapat dari
dalam individu mungkin akan memberikan fasilitas (facilitative) atau
pembatasan sebagai faktor organismik di samping pula menjadi motivating
and stimulating factor. Dalam hal ini karakteristik siswa memiliki peranan
ganda yaitu sebagai motivator dan umpan balik dalam proses belajar mengajar.
3.
Instrumental
input (sarana), menunjukkan kepada kualifikasi
serta kelengkapan sarana yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya proses
belajar mengajar, jadi jelas perananya sebagai fasilitative factors, yang
menurut Loree termasuk ke dalam stimulating faktor.
Enviromental input, menunjukkan situasi
dan keadaan fisik (kampus, sekolah, iklim, letak sekolah atau school site dan
sebagainya), hubungan antar insani (human relationship) baik dengan
teman maupun guru dan orang-orang lainnya. Faktor tersebut bisa menjadi faktor
penunjang atau penghambat dalam proses belajar mengajar.[5]
[1] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), h. 123
[2] Hendra Surya, Kiat Mengajak Anak Belajar Dan Berprestasi,
(Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003), h. 40
[3] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2010), h. 129
[4] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2000), h. 11
[5] Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 165
Tidak ada komentar:
Posting Komentar