Cari Blog Ini

Kamis, 03 Mei 2018

Hal-hal yang Mempengaruhi Prestasi Siswa


A.    Hal-hal yang Mempengaruhi Prestasi Siswa
Dalam suatu teori motivasi yang dikemukakan oleh McCelland terpusat pada suatu kebutuhan yakni kebutuhan berprestasi. McCelland mengatakan bahwa manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi di atas kemampuan orang lain. Selanjutnya McCelland mengatakan bahwa setiap orang mempunyai keinginan untuk melakukan karya yang berprestasi atau yang lebih baik dari karya orang lain. Dalam pada itu McCelland mengatakan ada tiga kebutuhan manusia, yakni (1) kebutuhan untuk berprestasi, (2) kebutuhan untuk berafiliasi, (3) kebutuhan kekuasaan. Ketiga kebutuhan ini terbukti merupakan unsur-unsur yang amat penting dalam menentukan prestasi seseorang pekerja.[1]
Pendapat lain mengatakan bahwa suatu alasan karakteristik kepribadian anak yang bisa dan banyak dipengaruhi kemunculannya adalah dorongan prestasi pada anak, sebagaimana dikemukakan juga oleh Prof. Dr. Singgih D Gunarsa dalam bukunya yang berjudul (Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan keluarga), menyatakan: jadi dalam batas-batas tertentu dorongan berprestasi adalah suatu yang ada yang menjadi ciri-ciri kepribadian seorang anak, sesuatu mengenai apa yang ada dan dibawa dari lahir. Kemudian lanjutnya: sesuatu yang ditumbuhkan, dikembangkan, hasil dari mempelajari melalui interaksi dengan lingkungan.[2]
Beberapa pendekatan yang dapat membangkitkan aspirasi dan ambisi berprestasi pada anak, antara lain:
1.      Menanamkan cara bernalar aktif sedini mungkin pada anak.
2.      Biasakan anak belajar mandiri.
3.      Menciptakan lingkungan yang kondusif.
4.      Mengembangkan jiwa kompetitif pada anak.
5.      Mengembangkan rasa percaya diri anak.
6.      Mengembangkan mutu pergaulan pada anak.
Selain pendekatan di atas ada juga faktor yang mempengaruhi belajar siswa:
1.      Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik. Yang termasuk faktor internal antara lain:
a.       Faktor fisiologis, keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.
b.      Faktor psikologis, yang termasuk dalam faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah antara lain:
1)      Intelegensi siswa, faktor ini berkaitan dengan Intelegency Quotlent (IQ) seseorang.
2)      Sikap siswa (sikap dan perhatian terarah dengan baik akan menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang mantap).
3)      Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk keberhasilan di masa yang akan datang.
4)      Minat, merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
5)      Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
2.      Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik. Adapun termasuk dalam faktor-faktor ini antara lain yaitu:
a.       Faktor sosial, yang terdiri dari: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
b.      Faktor non-sosial, yang meliputi:
1)      Keadaan dan letak gedung sekolah.
2)      Keadaan dan letak rumah tempat tinggal keluarga.
3)      Alat-alat dan sumber belajar.
4)      Keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.[3]
3.      Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Faktor-faktor di atas sering berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga karena pengaruh faktor-faktor di atas muncul siswa-siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali.
Untuk memperoleh hasil belajar anak yang optimal dan prestasi yang membanggakan, serta mendapatkan kecakapan yang benar-benar di butuhkan anak setelah melalui proses mengikuti sekolah dalam kehidupan nyata dalam masyarakat, sejak dini harus dikembangkan dan dibiasakan berpikir logis dan sistematis pada anak setiap melakukan kegiatan belajarnya.
Kemudian  dalam buku yang lain terdapat juga faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut:
1.      Faktor pada pihak siswa, terdiri dari:
a.       Faktor-faktor psikis intelektual, yang meliputi taraf intelegensi, meliputi motivasi belajar, sikap perasaan, minat, kondisi akibat keadaan sosiokultural atau ekonomi.
b.      Faktor-faktor fisik yang meliputi keadaan fisik
2.      Faktor dari luar siswa yang terdiri dari:
a.       Faktor-faktor pengatur proses belajar di sekolah, yang meliputi kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, teacher effectiveness, fasilitas belajar dan pengelompokan siswa.
b.      Faktor-faktor sosial di sekolah yang meliputi sistem sosial, status sosial dan interaksi guru dan siswa.
c.       Faktor situasional, yang meliputi keadaan politik ekonomis, keadaan waktu dan tempat serta musim iklim.
Dari pendapat tersebut bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu dari dalam (intern) siswa itu sendiri dan faktor yang berasal dari pengaruh luar siswa (ekstern). Sehubungan dengan hal tersebut agar siswa dapat memperoleh prestasi belajar siswa yang seoptimal mungkin, maka siswa perlu meningkatkan kemampuan, minat dan motivasi yang ada dalam dirinya. Demikian pula halnya dengan faktor yang ada di luar diri siswa. Faktor ini dapat mendorong dan menghambar siswa dalam proses belajar. Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dapat memberi dukungan siswa dalam belajar. Diantara ketiga lingkungan tersebut, lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang terpenting yang berfungsi sebagai lingkungan kedua yang sangat mendukung dalam mendidik anak atau siswa, setelah lingkungan utama yaitu lingkungan keluarga.
Hal yang perlu diketahui oleh guru dalam proses belajar adalah mengenai karakteristik siswa menyelesaikan pelajaran. Adapun karakteristik siswa dalam mempelajari sesuatu adalah sebagai berikut:
1.      Cepat belajar, yaitu anak yang tergolong cepat dalam menyelesaikan tugas, umumnya mempunyai kecerdasan diatas rata-rata.
2.      Lambat dalam belajar, yaitu anak yang membutuhkan waktu lebih lama dalam belajar dari waktu yang diperkirakan untuk anak-anak normal.
3.      Anak yang kreatif, yaitu anak yang menunjukkan kreativitas dalam kegiatan-kegiatan tertentu, misalnya dalam kesenian, olahraga, organisasi, dan sebagainya.
4.      Anak berprestasi kurang (underachiever), yaitu anak yang mempunyai intelegensi tinggi tetapi prestasi belajarnya rendah (di bawah rata-rata).
5.      Anak yang gagal (drop out), yaitu anak yang tidak berhasil menyelesaikan studinya atau gagal dalam kegiatan belajar.[4]
Kesimpulannya, bahwa ternyata setiap siswa memiliki keunikan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam proses belajar mengajar. Ada anak yang cepat tanggap, mudah mengerti atau sebaliknya, ada anak yang kreatif tapi ada pula anak yang pintar dengan prestasi belajar siswa kurang dan ada anak yang gagal dalam belajar/sekolah sehingga dalam kegiatan belajar mengajar terjadi keunikan pula. Keunikan tersebut perlu dipahami oleh guru mengingat belajar bertujuan membantu memperoleh perubahan tingkah laku bagi siswa untuk mencapai perkembangan optimal.
Berbagai kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa dari proses belajar mengajar tersebut dipengaruhi oleh berbagai komponen. Berbagai komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar digambarkan secara visual sebagai berikut:
Kapasitas
IQ
 


Guru dll          Metode               Bahan    Program

Teknik    Sumber  tugas

Bakat
khusus
Media

 

         Instrumental              Input     Sarana                   Perilaku
Motivasi
Expected Out
Hasil belajar
yang diharapkan
                                                                                                                 Kognitif

Raw input
(siswa)
           

Minat
PBM
                                                                                                  Perilaku                                                                                                                 Afektif

Enviromental input
(Lingkungan)
 

Kematangan
kesiapan
                                                                                                  Perilaku  

                                                                                                   Psikomotor        
Sikap
kebiasaan
 



Dll
Kultural
Fisik
Sosial
                                                        

Komponen proses belajar mengajar (M.R Loore)
Dari gambar di atas tampak bahwa secara sistematik keempat komponen utama dari proses belajar mengajar (PBM) akan mempengaruhi performance dan outputnya:
1.      The expected out merupakan hasil proses hasil belajar (output) yang menunjukkan kepada tingkat kualifikasi ukuran baku (standar norms)dan dapat menjadi daya penarik (insentif) dan motivasi (motivating factors), jadi hasil belajar bisa menjadi stimulating faktor (S) di samping termasuk ke dalam respons (faktor). Keberhasilan siswa dalam belajar yang ditunjukkan dengan prestasi belajar dapat menjadi motivasi siswa untuk belajar lebih baik dan meningkatkan prestasinya.
2.      Karakteristik siswa (raw input), menunjukkan kepada faktor-faktor yang terdapat dari dalam individu mungkin akan memberikan fasilitas (facilitative) atau pembatasan sebagai faktor organismik di samping pula menjadi motivating and stimulating factor. Dalam hal ini karakteristik siswa memiliki peranan ganda yaitu sebagai motivator dan umpan balik dalam proses belajar mengajar.
3.      Instrumental input (sarana), menunjukkan kepada kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya proses belajar mengajar, jadi jelas perananya sebagai fasilitative factors, yang menurut Loree termasuk ke dalam stimulating faktor.
Enviromental input, menunjukkan situasi dan keadaan fisik (kampus, sekolah, iklim, letak sekolah atau school site dan sebagainya), hubungan antar insani (human relationship) baik dengan teman maupun guru dan orang-orang lainnya. Faktor tersebut bisa menjadi faktor penunjang atau penghambat dalam proses belajar mengajar.[5]


[1] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 123
[2] Hendra Surya, Kiat Mengajak Anak Belajar Dan Berprestasi, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003), h. 40
[3] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010), h. 129
[4] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h. 11
[5] Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 165

Tidak ada komentar: