A.
Hakikat Remaja
1. Pengertian
Remaja
Masa remaja merupakan suatu periode dalam rentan kehidupan
manusia.Tiap-tiap masyarakat mempunyai standar atau batasan yang berbeda masa kanak-kanak
dan masa dewasa demikian juga teori-teori perkembangan. Namun umumnya rentan
usia remaja berkisar antara 11-14 tahun
sampai 21 tahun. Pada masa ini berlangsung proses-proses perubahan secara
biologis (Perubahan hormon terutama hormon reproduksi) dan perubahan secara
psikologis yang dipengaruhi oleh masyarakat, teman sebaya dan media masa.
Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak
berakhir. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan
yang cepat membawa akibat terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta karakter
atau keperibadiaanya.[1] Jika ditinjau dari dalam Islam, istilah remaja tidaklah ditemukan,
hanya hanya ada kata Baligh, sebagaimana terdapat dalam surat an-Nur ayat 59.
#sÎ)ur
x÷n=t ã@»xÿôÛF{$# ãNä3ZÏB zOè=ßsø9$# (#qçRÉø«tFó¡uù=sù $yJ2 tbxø«tGó$# úïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% 4 Ï9ºxx. ßûÎiüt7ã ª!$# öNà6s9 ¾ÏmÏG»t#uä 3 ª!$#ur íOÎ=tæ ÒOÅ6ym ÇÎÒÈ ( النور : 59)[2]
Artinya : Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, maka
hendaklah mereka meminta izin, sepeti orang-orang yang sebelum mereka meminta
izin. (Q.S an-Nur ayat 59).
Dalam yakni surat as-Shaffat
ayat 102:
$¬Hs>sù x÷n=t çmyètB zÓ÷ë¡¡9$# tA$s% ¢Óo_ç6»t þÎoTÎ) 3ur& Îû ÏQ$uZyJø9$# þÎoTr& y7çtr2ør& öÝàR$$sù #s$tB 2ts? 4 tA$s% ÏMtr'¯»t ö@yèøù$# $tB ãtB÷sè? (
þÎTßÉftFy bÎ) uä!$x© ª!$# z`ÏB tûïÎÉ9»¢Á9$# ÇÊÉËÈ $¬Hs>sù x÷n=t çmyètB zÓ÷ë¡¡9$# tA$s% ¢Óo_ç6»t þÎoTÎ) 3ur& Îû ÏQ$uZyJø9$# þÎoTr& y7çtr2ør& öÝàR$$sù #s$tB 2ts? 4 tA$s% ÏMtr'¯»t ö@yèøù$# $tB ãtB÷sè? (
þÎTßÉftFy bÎ) uä!$x© ª!$# z`ÏB tûïÎÉ9»¢Á9$# ÇÊÉËÈ ( الّصفّات : 102)[3]
Artinya : Maka tatkala anak
itu telah sampai (pada umur yang sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata : hai anakku, sesungguhnya aku menyembelihmu, maka pikirkanlah
bagaimana pendapatmu.(Q.S as-Shaffat ayat 102)
Pada ayat pertama, istilah baligh yang dikaitkan dengan mimpi
(al-huluma). Kata baligh dalam istilah hukum Islam digunakan untuk menentukan
awal kewajiban melaksanakan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari atau
terhadap mereka yang telah baligh berlakuklah segala ketentuan hukum Islam.
Pada ayat kedua, kata baligh merujuk pada usia dewasa, maksudnya
adalah memiliki kesadaran penuh pada dirinya, sehingga sudah dapat diberi beban
tanggung jawab (taklif), terutama tanggung jawab agama dan sosial.[4]
Al-Ghazali menamakannya dengan fase aqil, dimana tingkatan
intelektual seseorang berada dalam kondisi puncak, sehingga ia mampu membedakan
perilaku yang benar dan mana yang buruk. [5]
Ibnu kastir [6]
menyatakan bahwa jika anak-anak sudah balig, maka mereka wajib meminta izin
untuk memasuki kamar orang tuannya dalam segala kondisi.
Kata balig dalam hukum islam sebagai penetuan usia awal kewajiban
dalam melaksanakan hukum islam dalam kehidupan sehari-hari. Seorang yang telah
balig dan berakal, beraku padanya seluruh ketentuan hukum islam. Apa bila anak
yang belum balig melakukan dosa atau kejahatan maka ia berada pada posisi
khusus sejalan dengan ketentuan perundang-undang.
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menggunakan istilah remaja,
maka akan diungkapkan pengertian remaja menurut etimologi dan terminology.
Istilah yang sering dipakai,menunjukan makna remaja antara lain : Pubertiet,
Adolenscence, Dan Young . dalam bahasa Indonesia, sering dikatakan sebagai
pubertas atau remaja. Istilah puberty (Inggris), atau Puberteit
(Belanda), berasal dari bahasa latin. Puberitas berarti kekuasaan.Puberty
sering diistilahkan masa pencapaian kematangan seksual, ditinjau dari aspek
biologisnya.[7]
Adolescence berasal daribahasa latin bertti tumbuh
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence ini dalam arti yang luas.
Sering yang mencakup kematangan mental, emosional, social dan fisik.[8] Ini sesuai dengan beberapa riwayat Nabi
SAW yang membahas tentang ini, diriwayatkan oleh Ibn Umar r.a dia berkata :
Aku dihadapkan Rasulullah SAW untuk
ikut serta dalam pasukan perang. Ketika itu aku masih berusia 14 tahun. Namun
Rasulullah SAW menolak aku. Pada tahun berikutnya, aku kembali mengajukan diri
untuk menjadi pasukan perang. Ketika itu aku brusia 15 tahun, maka beliau mau menerimaku. (H.R.
Bukhari Muslim, Abu Daud, al-Tarmidzi dan an-Nasa’i).
Hadits diatas memberikan gambaran bahwa usia puberitas diperkirakan
berusia 15 tahun.pada usia itulah seorang individu atau remaja akan bisa
dibedakan secara tegas sebagai anak kecil atau remaja. Jika ditinjau dari islam sudah diberi beban
atau taklif dan diperhitungkan sebagai seorang dewasa.
a.
Masa remaja pertama (13-16
tahun), yakni masa perpindahan dari
kanak-kanak yang terkenal terang, tidak banyak debat dan soal. Mereka memasuki masa goncang karena
pertumbuhan yang cepat disegala bidang.
b.
Masa remaja akhir (17-21 tahun), dapat dikatakan bahwa perkembangan
anak pada waktu itu dari segi jasmani dan rohani dan kecerdasan yang telah
mendekati kesempurnaan atau dalam istilah agama dikatakan telah mencapai
baligh berakal.
Adanya
perbedaan karakteristik di antara masa fase pra-puberitas, pubertas dan
adolesen antara lain :[10]
a.
Pada masa pra-puberitas anak sering merasa bingung, cemas, takut, gelisah dan
sebagainya. Anak tidak tau seab-musabab dari berbagai macam perasaan yang
menimbulkan keresahan pada dirinya.
b.
Pada masa pubertas, anak muda menginginkan atau mendambakan sesuatu
dan mencari sesuatu, namun apa sebenarnya sesuatu itu sendiri atau tidak tahu.
c.
Ada masa adolesen, anak muda ini mulai merasa stabil, ia sudah
mulai mengenal dirinya, arah hidupnya, dan sudah memiliki pendirian tertentu
berdasarkan suatu pola hidup yang jelas.
Dari
batasan-batasan karakteristik di atas, terlihat tidak adanya batas yang jelas
yang bisa ditangkap dengan panca indera.Perbedaan-perbedaan dari ketiga fase
tersebut, batasan-batasan yang diberikan, adalah batasan yang bersifat
kuantitatif.
Lazimnya masa
remaja diangap mulai saat anak secara
seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara
hukum. Namun, penelitian tentang perubahan tingkahlaku, sikap, dan nilai- nilai
sepanjang masa remaja tidak hanya menunjukan bahwa setiap perubahan terjadi
lebih cepat pada awal masa remaja dari pada masa akhir masa remaja. Dengan
demikian secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu masa awal dan
masa akhir.
Kehidupan
remaja dalam bersikap tentunya sesuai dengan perkembangan yang sedang
berkembang. Dari berbagai pengertian diatas maka dapat ditarik garis lurus
bahwa sikap, akhlak, kepribadian, karakter merupakan keadaan dalam diri manusia
terhadap sesuatu obyek atau situasi yang mendorongnya untuk memberikan respon
berupa perilaku atau tindakan.
Sikap mempunyai
tiga komponen yaitu :
1). Komponen
kognitif (cognitive component): komponen ini menyangkut pengetahuan yang sudah
ada dalam diri seseorang. Pengetahuan terebut berkaitan dengan
ketentuan-ketentuan tentang sesuatu apakah sesuatu itu benar atau salah, baik
atau buruk, pantas atau tidak pantas.
2). Komponen
afektif (affective component) komponen ini hanya berkaitan dengan
perasaan (emosi) positif atau negativ), Senang atau tidak senang.
3). Komponen
perilaku (behavior component) komponen ini menyangkut kemauan untuk
memberikan respon dalam bentuk perilaku.[11]
2.
Tugas dan Perkembangan
Remaja
Tugas-tugas
perkembangan tersebut oleh Havighrust dikaitkan dengan fungsi belajar, karena
pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya
mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat agar ia (mereka) mampu
melakukan penyesuaian diri dengan baik dalam kehidupan nyata.
Untuk
memahami tugas perkembangan remaja, perlu dipahami hal-hal yang harus dilakukan
oleh orang dewasa.“ Dewasa” dapat diartikan dari berbagai segi, sehingga
dikenal istilah dewasa secara fisik, sosial, psikologis, dewasa menurut hukum
dan sebagainya. Setelah seorang berusia 17 tahun dikatakan sebagai seorang yang
telah dewasa dan dapat diartikan sebagai dewasa dari beberapa segi, baik dari
segi fisik berarti orang tersebut telah siap melaksanakan tugas-tugas reproduksi,
dewasa dari hukum yang berarti seorang telah dapat aturan-aturan dihukum atau telah harus mempertanggungjawabkan
segala perbuatannya sesuai dengan hukum yang berlaku.
Havighurts
mengemukakan ada 10 macam jenis tugas perkembangan remaja, yaitu :
1).
Mencapai hubungan dengan teman antara lawan jenis secara lebih memuaskan dan
matang.
2).
Mencapai perasaan seks dewasa yang
diterima secara social.
3).
Menerima keadaan badanya dan menggunakannya secara efektif.
4).
Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa.
5).
Mencapai kebebasan ekonomi.
6).
Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan.
7) Menyiapkan perkawinan dan kehidupan
berkeluarga.
8).
Mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga Negara
yang kompeten.
9).
Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara social,
dan
Dari pihak lain, remaja telah mengantisipasi
tugas-tugas dalam kehidupan sosial. Bagi seorang pria, yakni merencanakan untuk
menjadi seorang yang bertanggung jawab bagi kehidupan berkeluarga, sehingga
tugas mempersiapkan diri untuk mencapai manusia bertanggung jawab dalam arti
menjadi pendukung keluarga, baik dari segi keamaman maupun ketentraman jiwa
wanita dan anak-anak telah direncanakan. Bagi remaja wanita, naluri untuk
menjadi wanita yang penuh kasih sayang tetapi sekaligus menjadi wanita yang
membutuhkan perlindungan, telah pula mempengaruhi upaya untuk mempersiapkan
dirinya memasuki jenjang kedewasaan. [13]
Kata perkembangan seringkali digandengkan dengan
pertumbuhan dan perkembangan. Ketiganya memang mempunyai hubungan yang sangat
erat. Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya adalah perubahan-perubahan
menuju tahap yang lebih tinggi atau lebih baik.
Ada perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan,[14] pertumbuhan lebih banyak berperan pada
sapek-aspek jasmaniah atau fisik, sedangkan perkembangan dengan aspek-aspek
psikis atau rohaniah. Pertumbuhan menunjukan perubahan atau penambahan secara
kuantitas, yaitu penambanhan dalam ukuran besar atau tinggi, sedangkan
perkebangan dengan peningkatan atau penyempurnaan fungsi. Dengan demikian dapat
disimpukan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur, sedangkan
perkembangan dengan penyempurnaan fungsi.
Kriteria
perkembangan rohani remaja dapat dilihat dari sikap hidup, sifat-sifat,
perkembangan emosional dan sebagainya. Sebenarnya dari definisi yang telah
dikemukakan diatas telah dapat diambil gambaran bagaimana perkembangan rohani
remaja.dari banyak pendapat para ahli, salah satu pendapat tentang perkembangan
remaja adalah :
1.
Perkembangan konsep diri
Pada masa ini,
remaja mulai mencari siapa dirinya, perkembangan pemikiran masa formal
operasional, yaitu seharusnya ia sudah mampu berpikir abstark dan hipotesis dan
bisa memperkirakan apa yang akan terjadi dan bisa mengambil keputusan.
2.
Perkembangan Intelegensi
Pada masa ini
remaja, sudah masuk pada tahap perkembangan pemikiran formal operasional, yaitu
seharusnya sudah mampu berpikir abstrak dan hipotesis dan memperkirakan apa
yang akan terjadi dan bisa mengambil keputusan.
3.
Perkembangan emosi
Pada usia remaja, emosi seseorang
belum bisa dikatakan stabil, ini ditandai dengan pengendalian emosi yang kurang,
dan cenderung meledak-ledak. Hal tersebut di karenakan konflik peran yang
dialami remaja. Di satu sisi ia masih di anggap anak-anak tapi di sisi lain ia
dituntut untuk menjadi dewasa.
4.
Perkembangan peran sosial
Gejolak emosi
yang ada pada remaja, sangat mempengaruhi peran sosial remaja, di satu sisi ia
harus mengikuti keinginanan orag tua. Keinginan untuk menunjukan siapa dirinya
pada orang lain, juga menentukan perkembangan peran sosial remaja, oleh karena
itu ia sudah mulai berinteraksi dengan lingkungannya.
5.
Perkembangan peran seksual
Perkembangan seksual merupakan
rentetan dari perkembangan fisik dan sosilal remaja, dengan adanya
perubahan-perubahan fisik maka ia mulai
memikirkan ia sebagai laki-laki atau wanita. Apa yang harus ia lakukan
sesuai dengan jenis kelaminnya itu. Pada peran sosial ia pun sudah mendapatkan
perlakuan sesuai dengan jenis kelaminya, karena itu ia harus melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan tuntunan sosial atau masyarakat,
berdasarkan jenis kelaminnya.
6.
Perkembangan moral dan
religi
Moral dan religi merupakan bagian penting
dalam mengisi kegoncangan jiwa remaja yang disebabkan pertumbuhan jasmani yang
tidak sama satu sama lainnya, sehingga menimbulkan kecemasan, dan terjadinya
kegoncangan emosi, kecemasan, khawatir dan bahkan kepercayaan terhadap agama
yang telah tumbuh sebelumnya mungkin akan ikut goncang karena kecewa terhadap
dirinya. Yang berakibat remaja kadang-kadang ragu terhadap Tuhannya, yang
terlihat dari cara beribadahnya yang kadang-kadang rajin dan kadang-kadang
malas. Kadang-kadang ia sangat membutuhkan Tuhan, terutama saat mereka menghadapi bahaya, takut akan gagal,
atau merasa berdosa. Tapi ia kadang-kadang ia kurang membutuhkan Tuhan, ketika
mereka sedang senang, riang gembira.
Moral dan religi merupakan bagian yang sangat penting baik
pertumbuhan remaja, karena moral dan religi mampu mengendalikan tingkah laku
remaja. Sebagai akibat perkembangan sosial, seksual, intelegensi, dan fisiknya.
Pada masa remaja mulai memikirkan arah kehidupannya berdasarkan keyakinannya.
Oleh karena itu sebagian remaja
bertambah dekat dengan religi dengan moral yang baik, tetapi sebagian lagi
semakin menjauh dari religi (agama) hal ini di sebabkan oleh karagu-raguan tentang kebenaran yang ada.
Sikap
keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang
mendorongnya terhadap agama. Sikap keagamaan tersebut karena adanya konsistensi
antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif, perasaan terhadap
agama sebagai unsur afektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif.
Jadi sikap keagamaan merupakan integrasi secara komplek antara pengetahuan dan
perasaan agama serta tindak keagamaan dalam diri seseoang. Hal ini menunjukan
bahwa sikap keagamaan erat hubungannya dengan gejala kejiwaan.
Pertumbuhan
mental remaja kea arah berpikir logis, mempengaruhi pandangan dan kepercayaan
kepada Tuhan. Ide-ide agama, dasar keyakinan serta pokok-pokok ajaran yang
diterimanya sewaktu kecil akan berkembang dan bertambah subur sejalan dengan
pertumbuhan kecerdasaan. Tidak jarang ide-ide dan pokok ajaran agama ditolak
datau dikritik. Bahkan remaja kadang-kadang menjadi bimbang beragama, terutama
bagi mereka yang mendapat didikan agama yang memungkinkan untuk berpikir bebas
dan mengkritik.
Pada
masa ini remaja yang mengalami gejolak perasaan yang terkadang bertentangan
antara satu dengan yang lain. Seperti rasa ketergantungan kepada orang tua yang
belum dapat dihindari, pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan, pebedaan
antara nilai-nilai moral dan kelakuan orang-orang disekitarnya,
dorongan-dorongan seks dan lain sebagainya.
Kegoncangan
jiwa yang disebabkan oleh ha-hal tersebut diatas tampak dalam sikap acuh tak
acuh dan pemalas, sakit-sakitan, bodoh dan nakal. Akibat emosi yang tidak
stabil maka keyakinannya pun terlihat maju mundur (abivalence) dan
pandangannya tentang tuhan akan berubah-ubah sesuai dengan kondisi emosinya
pada waktu tertentu. [15]
[3] Al-Qur;an surat as-Shaffat ayat 102: Maka tatkala anak itu telah
sampai (pada umur yang sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata
: hai anakku, sesungguhnya aku menyembelihmu, maka pikirkanlah bagaimana
pendapatmu...”
[4]
Baca lebih lanjut Wahbah Al-Zuhaili, Ushul al-Fiqh al-Islam, (Damaskus :
Dar al Fikr : 1986), h. 158-159
[5]
Zainuddin, Seluk Beluk Pendidikan Menurut Al-Ghazali, (Jakarta : Bumi
Aksara, 1991), h. 69.
[6]
Ismail Ibnu Kasir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azim, Jilid 3, (Beirut : Dar
al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1999), h284.
[7]Sunarto,
dan B. Agung Hartono, Perkembangan
Peseta Didik, (Jakarta : Rineka cipta,1998), h. 321
[8]Elizabeth,
B. Hurlock, Psikologi Perkembangan :
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Penerjemah Istiwidayanti Dan
Soejarwo, Judul Asli Development Psycology : A Life Span Approcach, (Jakarta : Erlangga, 1992), h. 206
[9]
Zakiah Darajat , Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1997), h. 71
[10]Abu
Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), h.
92. Pada refrensi lain juga mengatakan
bahwa adanya 3 peiode pada masa remaja akhir (late adolescence) , remaja madya, (midde adolescent ) dan remaja
akhir (late adolescent) perubahan pada tubuhnya, cepat terangsang pada alwan
jenis dan berpotensi erotis, remaja tingakh ditandai pertumbuhan sosialnya
mulai meningkat yaitu sangat embutuhkan kawan-kawan. Sedangkan remaja akhir
ditandai dengan minat yang makin tinggi terhadap fungsi-fungsi inteek, bergaul
bersama orang-orang lain, identitas seksual tidak berubah lagi, mulai
memikirkan kepentingan orang lain.
[11]David L. Sills (ed.). International
Encyclopedia of social Sciences Vol. I, (London : Macmillan Company and
Free Press, t.t.), . 450
[12]Havighurts, Perkembangan Perserta Didik, (Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) h. 45
[13] Sunarto, Perkembangan
Peserta Didik, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), 43-45
[14] Nana Syaodih,
landasan Psikologi Peoses Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda Karya,
2003), h. 111
[15] Zakiah Darajat, Ilmu
Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1970), h 35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar