PEMBELAJARAN EFEKTIF
Manusia melalui seluruh proses hidupnya
dengan belajar. Sejak manusia lahir senantiasa mempelajari berbagai skill yang
bermuara pada aksi bawaan yang dia miliki. Anak kecil akan belajar bagaimana
mengorganisir gerakan kedua tangan dan jari-jarinya ketika memegang maupun
menerima suatu benda. Dia juga mempelajari bagaimana mengatur gerakan kedua
betis maupun kakinya ketika akan berjalan, berlari, belajar berbicara, dan
terus belajar berbagai hal yang dibutuhkan dalam kehidupannya.
Menurut pengertian secara psikologis
belajar adalah merupakan suatu proses peubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya[1].
Menurut Arijo yang dikutip oleh Abu Ahmadi, belajar mempunyai arti yang sangat
penting dan mendatangkan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, seperti[2]:
1.
Memperkuat
kedudukan ekonomi dikemudian hari.
2. Menciptakan
kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam masyarakat.
3. Menimbulkan kepuasan
bagi diri karena bertambahnya ilmu.
Dengan demikian jelaslah dengan belajar
seseorang akan memperoleh kemajuan-kemajuan, dan yang terpenting dengan belajar
dapat mengantarkan kepada keselamat di dunia dan akhirat.
Di dalam dunia pendidikan, belajar merupakan kegiatan yang berproses
dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis
dan jenjang pendidikan. Tanpa
proses belajar yang baik, maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai.
Sebagaimana yang dinyatakan Muhibbin
Syah , belajar adalah key term (istilah kunci) yang
paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa
belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.[3] Hal ini berarti berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan amat bergantung pada proses belajar yang dialami
peserta didik, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah dan
keluarganya sendiri.
Agar proses belajar ini berjalan dengan
lancar dan berhasil, maka dalam pelaksanaannya harus menerapkan beberapa
prinsip belajar dengan benar. Apabila prinsisp-prinsip tersebut tidak
diterapakan, maka terkadang proses belajar tidak akan pernah terjadi. Kalau pun
terjadi, maka akan berjalan dengan lambat dan sulit. Menurut Muhammad ‘Utsman
Najati, salah seorang psikolog muslim, menyebutkan bahwa prinsip-prinsip
belajar yang mesti diterapkan tersebut dalam proses belajar, adalah[4]:
1.
Motivasi
2.
Reward
(penghargaan/hadiah)
3.
Pembagian
waktu belajar
4.
Repetisi
(pengulangan)
5.
Partisipasi
aktif dan praktek ilmiah
6.
Konsentrasi
7.
Belajar
secara gradual (bertahap)
- Belajar secara aktif.
- Guru harus menggunakan metode ketika belajar
- Motivasi
- Kurikulum yang baik dan seimbang
- Guru perlu mempertimbangkan perbedaan indiVIIidual
- Guru akan mengajar efektif jika membuat
perrencanaan sebelum mengajar.
- Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan kepada
siswa.
- Seorang guru harus memeliki keberanian dalam
Menengahadapi siswanya.
- Guru harus bisa menciptakan suasana yang demokratis
di sekolah.
- Pada penyajian bahan pelajaran pada siswa guru
harus bisa memberikan masalah-masalah yang merangsang untuk berpikir.
- Semua pelajaran yang diberikan kepada siswa aperlu
diintergrasikan.
- Pelajaran disekolah perlu dihubungandengan
kehidupan yang nyata dimasyarakat.
- Dalam interaksi mengajar,guru harus banyak
memberikan kebebasan pada siswa untuk dapat menyelidiki sendiri, belajar
sendiri, dan mencari pemecahan masalah sendiri.
- Pengajaran remedial.
E.
PEMBELAJARAN DENGAN CERAMAH
Metode ceramah yaitu sebuah
metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan
kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif[6].
Pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan
uraiannya, pengajar dapat
menggunakan alat bantu seperti gambar-gambar. Tetapi metode utama, berhubungan
antara pengajar dengan pembelajar ialah berbicara. Peranan dalam metode ceramah
adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok-pokok penting yang
dikemukakan oleh pengajar.
Metode ceramah itu sendiri pada dasarnya
memiliki banyak pengertian dan jenisnya. Berikut ini beberapa pengertian dari
metode ceramah, antara lain[7]
:
- Menurut Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah penerangan dan
penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan
murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang
dikemukakan oleh guru.
- Metode
ceramah adalah penyajian informasi secara lisan baik formal maupun informal.
- Metode
ceramah menurut Gilstrap dan Martin 1975 : ceramah berasal dari bahasa latin
yaitu Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati membaca kemudian
diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru
menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran
dengan penggunaan buku.
- Metode
ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap
kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian
yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah ini sering kita jumpai pada
proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah sampai
ke tingkat perguruan tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap
sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar
mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi bahan refleksi bagi guru
adalah tentang efektivitas penggunaan metode ceramah yaitu mengenai minat
dan motivasi siswa, bahkan akhirnya juga berdampak pada prestasi siswa.
- Metode
ceramah juga disebut juga kegiatan memberikan informasi
dengan kata-kata. Pengajaran sejarah, merupakan proses pemberian informasi
atau materi kepada siswa serta hasil dari penggunaan metode tersebut
sering tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Makna dan arti dari
materi atau informasi tersebut terkadang ditafsirkan berbeda atau salah
oleh siswa. Hal ini karena tingkat pemahaman setiap siswa yang
berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat pembelajaran kurang
pandai dalam menyampaikan informasi atau materi kepada siswa.
Jenis-jenis metode ceramah, terdiri dari metode ceramah bervariasi, metode
ceramah campuran dan metode ceramah asli.
Definisi metode ceramah diatas, bila langsung
diserap dan diaplikasikan tanpa melalui pemahaman terlebih dahulu oleh para guru
tentu hasil yang didapat dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan,
seperti halnya yang terjadi dalam problematika saat ini. Hampir setiap guru
sejarah menggunakan metode ceramah yang jauh dari kaidah-kaidah metode ceramah
seharusnya.
Metode ceramah dalam proses belajar mengajar
sesungguhnya tidak dapat dikatakan suatu metode yang salah. Hal ini dikarenakan
model pengajaran ini seperti yang dijelaskan diatas terdiri dari beberapa
jenis, yang nantinya dapat dieksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode
ceramah yang menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah klasik yang
terkesan mendongeng. Metode ceramah
dalam penerapannya di dalam proses belajar mengajar juga memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan, antara lain :
Kelemahan :
- Mudah
menjadi verbalisme.
- Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan) yang
benar-benar menerimanya.
- Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat bosan.
- Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang
menggunakannya.
- Cenderung
membuat siswa pasif
Kelemahan dalam metode ceramah adalah[8]:
1.
Pengajar tidak dapat mengetahui
sampai di mana pembelajar telah mengerti pembicaraannya. Kadang-kadang pengajar
beranggapan bahwa bila pembelajar duduk diam mendengarkan atau sambil
mengangguk-anggukkan kepala, berarti pembelajar telah mengerti. Padahal anggapan
tersebut sering meleset; walaupun, pembelajar menunjukkan reaksi seolah-olah
mengerti, akan tetapi pengajar tidak mengetahui sejauh mana penguasaan
pembelajar terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera setelah ia
berceramah, harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanya jawab.
2.
Kata-kata yang diucapkan pengajar,
ditafsirkan lain oleh pembelajar. Dapat terjadi bahwa pembelajar niemberikan
pengertian yang berlainan dengan apa yang dimaksud oleh pengajar. Kiranya perlu
kita sadari bahwa tidak ada arti yang mutlak bagi setiap kata tertentu. Kata
kata yang diucapkan hanyalah bunyi yang disetujui penggunaanya dalam suatu
masyarakat untuk mewakili suatu pengertian. Misalnya: kata modul, bagi
mahasiswa UT, pengertiannya adalah salah satu bentuk bahan belajar yang berujud
buku materi pokok. Sedangkan bagi-para astronot, modul diartikan sebagai salah
satu komponen dari pesawat luar angkasa. Itulah sebabnya maka setiap anak harus
membentuk perbendaharaan bahasanya berdasarkan pengalaman hidupnya sehari-hari.
Kelebihan metode ceramah adalah[9]:
- Guru mudah menguasai kelas.
- Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas.
- Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
- Mudah
mempersiapkan dan melaksanakannya.
- Guru mudah menerangkan pelajaran
dengan baik.
- Lebih ekonomis dalam hal waktu.
- Memberi
kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan
kearifan.
- Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas
- Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh
perhatian.
- Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan
meningkatkan keinginan belajar siswa dalam bidang akademik.
- Dapat
menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain
[1]
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 2
[3]
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2000), cet. ke-5, h. 94
[4]
Muhammad ‘Utsman Najati, Psikologi dalam Tinjauan Hadits Nabi SAW,
terjemahan Wawan Djunaedi Soffandi, judl asli “Al Hadiitsun-Nabawiy wa
‘Ilmun-Nafs”, (Jakarta: Mustaqim, 2003), cet. ke-1, h. 217
[5]
Slameto,ibid, 92
Tidak ada komentar:
Posting Komentar