1.
Pengertian Kerohanian Islam (Rohis)
Rohis
merupakan singkatan dari Kerohanian Islam, yaitu wadah bagi siswa untuk
berekspresi khusuusnya yang bersifat formal .Dengan demikian Rohis merupakan
wadah yang paling strategis untuk menanamkan nilai-nilai keislaman bagi
pelajar.Rohis menjadi corong yang langsung berkompeten terhadap
kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah-sekolah melaui program baik formal
maupun non formal yang dikordinir oleh pengurusnya.[1]
Kerohanian Islam (Rohis) memiliki strutur keorganisasian
seperti organisasi lainnya yang ada di sekolah-sekolah. Namun pengelolaanya
berada dibawah naungan OSIS..Rohis menjadi bagian dari OSIS dan bergabung dalam
suatu seksinya. Seluruh organisasi siswa berada dinaungan OSIS melalui bagian kesiswaan.
Umumnya
kegiatan Rohis dilaksanakan di Masjid dan dimushalah sekolah.Berikut ini salah
satu model pengorganisasian yang berbasiskan masjid sekolah yang dapat
dikembangkan sesuai dengan kreatifitas dan daya dukung setiap sekolah.
a.
Dewan Pembina, terdiri dari
guru-guru agama islam yang membina dan memberikan sarana/fasilitas dan nasihat
bagi pengurus. Majelis pertimbangan, terdiri dari kelas III dan tim alumni.
b. Ditentukan
serta dapat memberikan bantuan berupa tenaga, saran dan bimbingan.
c.
Badan pengurus harian (BPH),
terdiri dari ketua, wakil ketua 1 ( Putera), wakil ketua II ( Puteri),
sekretaris, bendahara, dan ketua bidang. Dan mereka ini adalah lembaga
eksekutif penggerak organisasi Rohis di sekolah.
d.
Bidang- bidang.
1).
Bidang kaderisasi ; mengelola berbagai kegiatan kaderisasi, seperti mentoring
siswa, training dan lain sebagainya.
2).
Bidang Dakwah; mengelola berbagai kegiatan syiar dan dakwah secara umum
sehingga dapat terbagi kedalam beberapa seksi sesuai dengan kebutuhan seperti
sesksi pengajian kelas, seksi PHBI dan sebagainya.
3).
Bidang Hubungan Masyarakat; sesuai dengan tugasnya dapat di bagi menjadi
beberapa seksi, seperti publikasi, dokumentasi, hubungan alumni, perwakilan
kelas dan seksi hubungan guru.sekolah.
4).
Bidang pendidikan dan media; dapat dibagi menjadi beberapa bagian seperti
menangani berbagai kegiatan yang menunjang peningkatan prestasi belajar siswa
muslim dan para aktifis Rohis seperti
KBM ( kelompok Belajar Muslim), try Out dan sebagainya.
2.
Konsep Organisasi Kerohanian Islam
Sebagaimana
kita ketahui bahwa organisasi kerohanian islam (Rohis) merupakan wadah dan
sekaligus maddah organisasi internal sekolah dibawah naungan bidang kesiswaan
yang mengelola dan memberikan fasilitas berupa kegiatan/program yang bersifat
keagamaan (penananaman nilai-nilai keagamaan) yang terdapat di sekolah.
Konsep
yang ada pada organisasi kerohanian ini mengacu pada penanaman nilai aqidah,
akhlak, syari’ah, mu’amalat, yang bertujuan untuk membimbing, mengarahkan,
membentuk kepribadian, akhlak, karakter yang sesuai dengan ajaran islam.
a.
Aqidah
Penanaman
aqidah hendaklah diberikan sejak dini dalam kehidupan manusia agar manusia
dapat mengimani Allah dan rasulnya secara utuh. Hal inilah yang dilakukan oleh
kerohanian islam dalam rangka membentuk kepribadian, karakter kepada peserta
didik. Dengan memberikan penanaman aqidah ini maka peserta didik secara
beransur ansur akana memiliki kedewasaan dan kepribadian serta kedewasaan
beragama.
Keseimbangan antara pikiran dan perasaan serta antara indera dan
intuisi. Hal ini untuk menanamkan Belie, Ideological, keyakinan
beragama, Knowledge atau Wawasan pengetahuan agama, Practical. Ritual/Amaliah
Keagamaan, Experience atau Pengalaman eksperiensial tingkat kekhusyukan. Triologi
Kedewasaan Beragama : Iman, Islam, dan
Ihsan Agama bukanlah Khayalan/Imaginasi. Akan tetapi, agama merupakan keimanan
hidup dan kehidupan, serta sikap dan tingkah laku, serta pengembangan hubungan
komunikasi dan interaksi manusia dengan Tuhan dan lingkungan. Orientasi
Keberagamaan dalam Beragama; Hablun
Minallah, Hablun Minannas, Hablun Minalalam, Hablun Minannafsi, dan Hablun
Minal Jismi. [2]
Rukun
iman, islam dan ihsan, Rukun Iman 6: Aamantu bi Allaahi, wa malaa`ikatihi, wa
kutubihi, wa rusuulihi, ilakh. Rukun Islam 5: An tasyhada an laa ilaha illa
Allaah. Rukun Ihsan 5: Anta’buda Allaaha kaannaka taraahu faillam takun taraahu
fainnahu yaraaka. 1) itqaanul ‘amal, 2) al-’amalu bit tartiib, 3) al-’amalu bi
waqtihi, 4) al-’amalu bish shidqi, dan 5) al-’amalu bish shabri.
Untuk
memperkuat analisis penulis dalam memahami konsep kerohanian islam maka
dijelaskan dalam al-Quran surat al-luqman ayat 13 sebagai berikut :
øÎ)ur
tA$s%
ß`»yJø)ä9
¾ÏmÏZö/ew
uqèdur
¼çmÝàÏèt
¢Óo_ç6»t
w
õ8Îô³è@
«!$$Î/
(
cÎ)
x8÷Åe³9$#
íOù=Ýàs9
ÒOÏàtã (لقمان : [3](13
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: " Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar".(Q.S. al-Luqman ayat 13).
Dari
penjelasan di atas maka penulis menganailis bahwa penanaman aqidah yang
hendaklah diberikan sejak awal. Karena penanman aqidah inilah yang akan menjadi
dasar bagi terbentuknya pribadi, karakter peserta didik.
b.
Syari’at
Pembentukan karakter bukan hanya mengacu pada konsep aqidah asaja
tetapi harus dilengkapi dengan syari’at, artinya ada sebuah aturan baik yang menyangkut
dengan pergaulan, adap, sikap, norma-norma yang berlaku selama ia sesuai dengan
ajaran islam. Oleh karena itu syari’at dalam hal ini merupakan hal terpenting
agar pseserta didik tetap berada dijalan
atau posisi yang tepat.
c.
Mu’amalah
Praktek Keberagamaan harus memproteksi dan mengembkan hubungan
komunikasi dan interaksi individu dengan Tuhan dan lingkungan secara sehat
serta membuahkan keselamatan dan kesentosaan. Sifat batin (spiritualitas) agama
membuat orang ramah terhadap berbagai bentuk ekspresi kebudayaan Interpersonal
relationship are a key faktor in human well-being or happiness. [4]
Dari
penjelasan diatas maka penulis menganalisis bahwa manusia memiliki Agama
bukanlah Khayalan Imaginasi. Akan tetapi, agama merupakan keimanan hidup dan kehidupan,
serta sikap dan tingkah laku, serta pengembangan hubungan komunikasi dan
interaksi manusia dengan Tuhan dan lingkungan. Orientasi Beragama; Hablun
Minallah, Hablun Minannas, Hablun Minalalam, Hablun Minannafsi, dan Hablun
Minal Jismi.
3. Aktivitas Kerhanian
Islam
Syaikh Ali Makhfudz menyatakan bahwa untuk membentuk karakter,
akhlak siswa diperlukan aktivitas yang dapat membimbing, mengarahkan, dan
mendorong siswa kepada menuju perubahan
akhlak yang mulia sesuai dengan tujuan secara umum baik dalam bentuk organisasi
kerohanian islam.
Kerohanian Islam (Rohis)
sebagai organisasi di sekolah memiliki tujuan yang sama dengan tujuan secara
umum. Tujuan pembinaan itu sendiri dapat dilihat dari defenisi, salah satunya
yang dikemukakan oleh Syaikh Ali Makhfuz yang dikutip oleh Abd Rosyid shaleh,
yaitu ; Mendorong manusia agar memperbuat kebaikan dan menurut petunjuk,
menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka berbuat mungkar agar
mereka mendapat kebahagiaan di dunia akhirat.[5]
Definisi
ini menurut penulis bahwa peranan pendidikan bukan saja dalam
bentuk penyampaian dengan lisan tetapi sebagai ajakan baik dalam bentuk lisan,
tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam
usaha mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun kelompok agar supaya
timbul dalam dirinya suatu kesadaran, sikap penghayatan serta pengamalan ajaran
agama sebagai message yang disampaikan dengan tanpa ada unsur pemaksaan.
Pada
millenium kedua ini, Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan
mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembentukan,
pembangunan.pembinaan, pendidikan, karakter ini dapat diintegrasikan dalam
setiap mata pelajaran dan kegiatan disekolah yang berkaitan dengan nila atau
norma pada setiap mata pelajaran yang perlu dikembangkan dieksplisitkan,
dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran,
pendidikan, pembentukan serta pembinaan nilai-nilai karakter tidak hanya pada
tatanan kognitif saja, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan
nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.[6]
4. Tujuan
Kerohanian Islam dan Sasaran
1.
Tujuan Rohis
Adapun tujuan Rohis yang dalam pembentukan karakter siswa SMA Negeri 2 Padangsidimpuan
di kalangan pelajar adalah terwujudnya
barisan remaja-pelajar yang mendukung dan mempelopori tegaknya nilai-nilai
kebenaran, terampil, kreatif dan mandiri, serta
mampu mengahadapi tantangan masa depan dan menjadi batu bata yang
baik dalam bangunan masyarakat islam.[7]
Dari penjelasan diatas penulis menganalisis bahwa tujuan rohis dan
sejumlah kegiatan yang dilakasanakan dalam rangka membentuk karakter peserta
didik dapat dikemukakan sebagai berikut :
(a). Membangun sekolah sebagai unsur kekuatan moral, keperibadian,
karakter yang dapat menyelamatkan kehidupan remaja ditengah-tengah kehidupan
sekolah dan masyarakat.
(b). Membangun pemikiran dan opini yang ilmiah yang objektif dalam
kehidupan sosial budaya dan masyarakat menuju kepribadian, karakter, akhlak
yang islami.
(c). Mengokohkan langkah-langkah perubahan yang sistematis demi tercapainya tujuan
pendidikan islam yaitu menjadi peserta didk yang berakhlakul karimah,
berkeribadian yang baik, karakter yang baik sesuai dengan harapan sekolah dan
masyarakat.
2.
Sasaran Rohis
Dengan demikian dari tujuan tersebut dapat dilihat bahwa sasaran
aktivitas pembentukan karakter siswa
yang dilaksanakan oleh Rohis yaitu
tumbuh suburnya kader, simpatisan, potensi kepemimpinan, kulitas ilmiah,
ilmuan, akademisi, serta terwujudnya kebangkitan Islam.
a.
Peserta didik, pembentukan
karakter adalah target yang paling khas
sebagai sasaran pertama dalam pembentukan karakter dikalngan pelajar sisiwa. Kader
inilah yang nantinya akan menggerakan aktivitas Rohis di sekolah, yang
merencanakan dan menjalankan program baik secara kolektif, terorganisir maupun
secara individual (membina akhlakul karimah, kepribadian, karakter siswa)
b.
Tumbuh suburnya simpatisan, dalam aktivitas
Rohis berorientasi pada terbentuknya simpatisan nilai-nilai kebenaran dalam
jumlah yang banyak. Simpatisan pembinaan ini dapat disentuh melalui program
yang bersifat umum seperti diskusi keislaman, pengajian umum, pengajian kelas
dan lain sebagainya.
c. Tumbuh suburnya potensi kepemimpinan. Potensi
kepemimpinan yang tumbuh dan berkembang sejak dini adalah berbanding lurus
dengan kematangan pemahamannya tentang Islam dan tanggung jawab bersama. Mulai dari berbicara di depan umum, menjadi pembawa acara,
pemimpin kegiatan dan organisasi dan lain sebagainya. Melalui berbagai sarana
dan aktivitas pelajar dapat menemukan wahana untuk mengasah potensinya itu.
Tumbuh suburnya kualitas ilmiah dan
keterampilan yang dilakukan oleh kerohanian Islam (rohis) juga berkepentingan
untuk memadukan IMTAQ DAN IPTEK. Berilmu dan mengasah keterampilan dengan
bingkai akhlak islami, seperti kemampuan bahasa, kompputer, kepemimpinan,
menejemen dan lain sebagainya sehingga diharapkan generasi muda yang Islami
memiliki daya saing dalam ilmu pengetahuan dan sains.
[1]Koesmarwanri dan
Nugroho Widiyanto, Dakwah Sekolah Di
Era Baru, (Solo, Era Intermedia, 2002), h. 122
[2]
Yahya Jaya, Psikologi Agama, ( IAIN IB Press, 2002), h. 65
[3]Al-Qur’an surat al-Luqman ayat 13 : Dan (ingatlah) ketika Luqman
berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
[4]
Yahya Jaya, op.cit., h. 65
[5]Abd.
Rosyid Shaleh, Menejemen Dakwah Islam, (Jakarta ; Bulan Bintang, 1993),
h. 8
[6]Mansur
Muslich, Pendidikan Karakter MenjawabTangtangan Krisis Multidimensional,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2011), h. 83-86
[7]
Mahfudz Siddiq, Risalah Pendidikan Tarbiyah, (Jakarta : Pustaka
Tarbiatuna, 2001),h. 35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar