A.
Kesulitan
Belajar
1.
Pengertian
Kesulitan Belajar
Pengertian
kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh The United State of Office of Education (USEOU) pada tahun 1997
yang dikenal dengan public law, yaitu
suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup
pemahaman dan penggunaan bahasa uraian atau tulisan.[1]
Adapun The National Joint Committee for
Learning Disabilities (NJCLD) mengemukakan bahwa kesulitan belajar adalah
menunjuk kepada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk
kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan,
bercakap-cakap, membaca menulis, dan nalar. Kesulitan belajar juga dikemukakan
oleh The Board of The Association for
Children and Adult with Learning Disabilities (ACALD), yaitu :
a. Suatu kondisi yang
diduga bersumber neurologis yang secara selektif mengganggu perkembangan,
integrasi dan atau kemampuan verbal atau non verbal.
b. Suatu kondisi,
ketidakmampuan yang nyata pada orang-orang yang memiliki system sensoris yang
cukup dan kesempatan untuk belajar yang cukup pula.
Dari
beberapa definisi tersebut diatas mengemukakan bahwa anak kesulitan belajar
memperoleh prestasi belajar jauh di bawah potensi yang dimilikinya. Selain itu
juga beberapa definisi tersebut juga mengemukakan bahwa pengertian kesulitan
belajar harus disebabkan oleh adanya gangguan fungsi neorologin.[2]
2.
Bentuk-Bentuk Kesulitan Belajar
Secara garis besar yang berhubungan dengan
perkembangan (Developmental Learning
Disabilities) mencakup gangguan motorik dan persepsi kesulitan belajar
bahasa dan komunikasi, kesulitan dalam penyesuaian perilaku sosial.
a. Kesulitan belajar
yang berhubungan dengan perkembangan (Developmental
Learning Disabilities) mencakup gangguan motorik dan persepsi kesulitan
belajar bahasa dan komunikasi, kesulitan dalam penyesuaian perilaku sosial.
Kesulitan tersebut sulit diketahui karena tidak ada pengukuran yang sistematis
dan sering tampak sebagai kesulitan yang disebabkan oleh tidak dikuasainya
ketrampilan prasyarat.
b. Kesulitan belajar
akademik, menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik
yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kesulitan ini dapat diketahui
ketika anak gagal menampilkan salah satu/beberapa kemampuan akademik.[3]
3. Penyebab Kesulitan Belajar
Prestasi
belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Penyebab
utama kesulitan belajar adalah faktor internal, yaitu kemungkinan adanya
disfungsi neurologis. Sedangkan penyebab utama problema belajar adalah faktor
eksternal.
Berbagai
faktor yang menyebabkan disfungsi neurologis yang pada gilirannya dapat menyebabkan
kesulitan belajar;
a. Faktor genetik.
b. Luka pada otak
karena trauma fisik.
c. Biokimia yang
hilang.
d. Biokimia yang
merusak otak.
e. Pencemaran
lingkungan.
f. Gizi yang memadai.
g. Pengaruh-pengaruh
psikologis dan sosial.
Adapun
menurut Oemar Hamalik ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kesulitan
belajar:
a. Faktor-faktor yang
bersumber dari diri sendiri
Faktor ini
timbul dari siswa sendiri yang seringkali tidak disadari oleh siswa yang
bersangkutan atau meski disadari seringkali menganggap remeh dan tidak berusaha
untuk menghilangkan/ memperbaikinya, yang termasuk dalam sebab ini adalah: a) siswa
tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas, b) siswa kurang berminat terhadap
bahan pengajaran, c) kesehatan siswa yang terganggu, dan d) kebiasaan belajar
yang kurang menguntungkan bagi siswa.
a. Faktor-faktor yang
bersumber dari lingkungan keluarga adalah: a) masalah ekonomi dalam keluarga,
b) masalah disharmonis dalam keluarga, c) kurangnya kontrol dalam keluarga.
b. Faktor-faktor yang
bersumber dari masyarakat
c. Gangguan dari jenis
kelamin.
a. Terlalu aktif dalam
organisasi.
b. Tidak mempunyai
teman belajar bersama untuk kesulitan belajar.[4]
4.
Mengatasi
Kesulitan Belajar
Usaha mengatasi kesulitan belajar Dalam rangka usaha
dalam mengatasi kesulitan belajar tidak bisa diabaikan dengan kegiatan mencari faktor-faktor
yang diduga sebagai penyebabnya. Karenaitu, mencari sumber-sumber penyebab utama
dan sumber- sumber penyebab lainnya mutlak dilakukan secara akurat, efektif, dan
efisien.
Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu ditempuh
dalam rangka usaha mengatasi kesulitan belajar anak didik, dapat dilakukan melalui
enam tahap, yaitu Pengumpulan data, pengolahandata, diagnosis, treatment, dan evaluasi.
Adapun usaha yang dilakukan untuk mengatasi belajar sebagai berikut: [5]
a. Pengumpulan data,untuk
mengumpulkan sumber penyebab kesulitan
Belajar diperlukan
banyak informasi. Untuk memperoleh informasi perludi adakan pengamatan langsung
terhadap objek yang bermasalah. Di samping itui, teknik wawancara ataupun teknik
dokumentasi dapat dipakai untuk mengumpulkan data.
b. Pengolahan data,
data yang telah dikumpul tidak akan ada artinya jika tidak diolah secara cermat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik jelas tidak dapat
diketahui, karena data yang terkumpul itu masih mentah, belum dianalisis dengan
seksama.
c. Diagnosis, diagnosis
adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data.Tentu saja keputusan
yang diambil itu setelah dilakukan analisis terhadap data yang diolah.
d. Prognosis
yaitu keputusan yang diambil berdasarkan diagnosis menjadi pijakan dalam kegiatan
prognosis. Dalam prognosis dilakukan kegiatan penyusunan program dan penetapan ramalan
mengenai bantuan yang harus diberikan kepada anak untuk membantunya keluar dari
kesuliatan belajar.
e. Treatment, treatment
adalah perlakuan. Perlakuan disini pemberian bantuan kepada anak didik yang mengalami
kesulitan belajar sesuai dengan program yang disusun pada tahap prognosis.
Evaluasi, evaluasi disini bertujuan untuk mengetahui apakah treatment yang
telah diberikan berhasil dengan baik atau tidak. Artinya ada kemajuan, yaitu anak
dapat dibantu keluar dari lingkungan masalah kesulitan belajar atau gagal sama sekali.
[1]ttp://www.google.com.kesulitan+belajar+Pembelajaran+PAI.
[2] Abdurrahman Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta), h. 6-8.
[3] Ibid, h: 11-12.
[4]Oemar, Hamalik. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung .
Tarsito, hal: 112
[5] Ibid, h. 115
Tidak ada komentar:
Posting Komentar