Cari Blog Ini

Rabu, 31 Juli 2019

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja


1.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja
Pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu (remaja) erat kaitannya dengan beberapa aliran psikologi yang pernah membicarakan persoalan tersebut. Dalam hal ini setidaknya ada tiga aliran psikologi, yaitu: aliran nativisme, empirisme dan konvergensi.
a.       Aliran Nativisme
Nativisme (nativism) adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini adalah Arthur Schopenhauer (1788-1860) seorang filosof Jerman. Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kacamata hitam. Sebab para ahli penganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan pandangan tersebut "pesimisme pedagogis".[1]
Aliran nativisme hingga saat ini masih berpengaruh di kalangan beberapa orang ahli, tetapi sudah tidak semutlak dulu lagi. Di antara ahli yang dipandang sebagai nativis adalah Noam A. Chomsky kelahiran 1928, seorang ahli linguistik yang sangat terkenal saat ini. Chomsky menganggap bahwa perkembangan penguasaan bahasa pada manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata oleh proses belajar, tetapi juga (yang lebih penting) oleh adanya "biological predisposition" (kecenderungan biologis) yang dibawa sejak lahir.[2] Namun demikian Chomsky tidak menafikan sama sekali peranan belajar dan pengalaman berbahasa, juga lingkungan. Baginya, semua ini ada pengaruhnya, tetapi pengaruh pembawaan bertata bahasa jauh lebih besar lagi bagi perkembangan bahasa manusia.

b.      Aliran Empirisme
Aliran ini adalah kebalikan dari nativisme.[3] Doktrin aliran empirisme yang termasyhur adalah "tabularasa", sebuah istilah Latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin tabularasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan, dalam arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini, para penganut empirisisme (bukan empirisme) menganggap setiap anak lahir seperti tabularasa, dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa-apa. Hendak menjadi apa seorang anak kelak bergantung pada pengalaman/lingkungan yang mendidiknya.[4]

c.       Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara  empirisme dan nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stern (1871-1938), seorang filosof dan psikolog Jerman.[5]
Aliran filsafat yang dipeloporinya disebut "personalisme", sebuah pemikiran filosofis yang sangat berpengaruh terhadap disiplin-disiplin ilmu yang berkaitan dengan manusia. Di antara disiplin ilmu yang menggunakan asas personalisme adalah "personologi" yang mengembang-kan teori komprehensif (luas dan lengkap) tentang kepribadian manusia.[6]
Dalam menetapkan faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, Stern dan para ahli yang mengikutinya tidak hanya berpegang pada lingkungan/pengalaman, juga tidak berpegang pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada kedua faktor yang sama pentingnya itu. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor bakat pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.[7]
Para penganut aliran konvergensi berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan andilnya sama besar dalam menentukan masa depan seseorang. Jadi, individu (siswa) yang lahir dari keluarga santri atau kiai umpamanya, kelak ia akan menjadi ahli agama apabila ia dididik di lingkungan pendidikan keagamaan.
Mencermati lebih jauh aliran konvergensi di atas, perkembangan remaja pasti bergantung pada pembawaan dan lingkungan pendidikannya. Sampai batas tertentu aliran ini dapat diterima, tetapi tidak secara mutlak. Sebab ada satu hal lagi yang perlu dicatat yakni potensi psikologis tertentu yang tersimpan rapi dalam diri setiap remaja dan sulit diidentifikasi.
Hasil proses perkembangan remaja tidak dapat dijelaskan hanya dengan menyebutkan pembawaan dan lingkungan. Artinya, keberhasilan remaja bukan karena pembawaan dan lingkungan saja, karena remaja tidak hanya dikembangkan oleh kedua faktor tersebut akan tetapi juga oleh diri remaja itu sendiri. Setiap orang, termasuk remaja memiliki potensi self direction dan self discipline yang memungkinkan dirinya bebas memilih antara mengikuti dan menolak sesuatu (aturan atau stimulus) lingkungan tertentu yang hendak mengembangkan dirinya. Hasilnya remaja tersebut memiliki potensi psikologis tersendiri untuk mengembangkan bakat dan pembawaannya dalam konteks lingkungan tertentu.
Berdasarkan pemaparan ketiga aliran filosofis di atas dapat dipahami setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja, yaitu: pertama, faktor intern, yakni faktor yang ada dalam diri remaja itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Kedua, faktor eksternal, yaitu hal-hal yang datang atau ada di luar diri remaja yang meliputi: lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi remaja itu dengan lingkungannya.



[1]Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet.ke-14, h. 44
[2]Ibid.
[3]Tokoh aliran empirisme ini adalah John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah "The School of British Empiricism" (aliran empirisme Inggris). Namun aliran ini lebih berpengaruh terhadap para pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama "environmentalisme" (aliran lingkungan) dan psikologi bernama "environmental psychology" (psikologi lingkungan yang relatif masih baru. Ibid.
[4]Ibid., h. 45
[5]Ibid., h. 46
[6]Ibid.
[7]Ibid.

Tidak ada komentar: