Cari Blog Ini

Rabu, 31 Juli 2019

Remaja dalam Perspektif Kajian Keislaman


1.      Remaja dalam Perspektif Kajian Keislaman
Membicarakan remaja dalam perspektif kajian keislaman sesungguh-nya tidak terlepas dari isyarat-isyarat, baik secara eksplisit maupun implisit yang terdapat dalam al-Quran maupun hadis, kemudian didukung dengan penjelasan dari para ulama dan juga mujtahid dalam menginterpretasikan isyarat-isyarat tentang remaja dalam kedua sumber tersebut.
Seperti telah dipaparkan pada poin tentang pengertian remaja bahwa dalam bahasa istilah ini disebut dengan murâhaqah ( مراهقة ) yang memiliki beragam arti antara lain: proses bertahap menuju kematangan fisik, seksual, rasio, emosi, mendekat kepada kematangan, berkumpul, mengejar atau mendekat, dan pemuda yang mendekat usia dewasa dan sempurna kematangannya”. Keseluruhan pengertian tersebut menunjukkan ciri dan karakteristik yang lazim dialami oleh individu yang menginjak masa remaja.
Kata rahaqa dalam bentuk fi'il madhi dalam al-Quran disebutkan sekitar 8 tempat, sedangkan dalam bentuk fi'il mudhâri' disebutkan sekitar 7 tempat.[1] Seperti firman Allah SWT dalam surat Yunus ayat 26-27:
* tûïÏ%©#Ïj9 (#qãZ|¡ômr& 4Óo_ó¡çtø:$# ×oyŠ$tƒÎur ( Ÿwur ß,ydötƒ öNßgydqã_ãr ׎tIs% Ÿwur î'©!ÏŒ 4 y7Í´¯»s9'ré& Ü=»ptõ¾r& Ïp¨Ypgø:$# ( öNèd $pkŽÏù tbrà$Î#»yz ÇËÏÈ   z`ƒÏ%©!$#ur (#qç7|¡x. ÏN$t«ÍhŠ¡¡9$# âä!#ty_ ¥pt¤ÍhŠy $ygÎ=÷WÏJÎ/ öNßgà)ydös?ur ×'©!ÏŒ ( $¨B Mçlm; z`ÏiB «!$# ô`ÏB 5OϹ%tæ ( !$yJ¯Rr(x. ôMuŠÏ±øîé& óOßgèdqã_ãr $YèsÜÏ% z`ÏiB È@ø©9$# $¸JÎ=ôàãB 4 y7Í´¯»s9'ré& Ü=»ptõ¾r& Í$¨Z9$# ( öNèd $pkŽÏù tbrà$Î#»yz ÇËÐÈ  
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga), dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”[2]

Melalui ayat di atas Allah memberitahukan pahala bagi orang yang berbuat baik dalam amalnya selama di dunia ini, yaitu beriman dan beramal saleh, bahwa mereka mendapat balasan yang baik di negeri akhirat nanti. Pahala amal yang baik itu dilipatgandakan menjadi 10 kali lipat kebaikan sampai dengan 700 kali lipat, bahkan lebih dari itu.[3]
Balasan berupa kebaikan itu mencakup semua kenikmatan yang diberikan Allah kepada ahli surga di dalam surga, berupa gedung-gedung, bidadari-bidadari yang bermata jeli, ridha Allah kepada mereka, dan apa yang disimpan oleh Allah buat mereka hal-hal yang menyejukkan hati dan pandangan mata. Yang paling utama di antara semua nikmat surgawi itu ialah memandang kepada Zat Allah SWT, sehingga nikmat itu jauh lebih besar daripada semua yang telah diberikan Allah kepada mereka. Mereka sebenarnya tidak berhak mendapatkannya karena amal perbuatan yang mereka lakukan, melainkan berkat kemurahan dan rahmat dari Allah semata.[4]
Kata rahaqa dalam bentuk mashdar juga terdapat pada beberapa tempat lainnya dalam al-Quran, seperti: QS. al-Jinn ayat 6 dan 13.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa remaja dalam kajian keislaman juga tidak terlepas dari tinjauan secara fisiologis maupun psikologis. Adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada kedua aspek tersebut juga menjadi karakteristik remaja dalam kajian keislaman.


[1]Al-Za'balawi, op.cit., h. 2
[2]Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1995), h. 310-311
[3]Abu Fida' Ismail ibn Katsir al-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir juz 11, diterjemahkan oleh Bahrun Abu Bakar dari judul asli: Tafsir al-Quran al-'Adzhim, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003), cet.ke-1, h. 190
[4]Ibid.

Tidak ada komentar: