1. Remaja dalam
Perspektif Kajian Keislaman
Membicarakan
remaja dalam perspektif kajian keislaman sesungguh-nya tidak terlepas dari
isyarat-isyarat, baik secara eksplisit maupun implisit yang terdapat dalam
al-Quran maupun hadis, kemudian didukung dengan penjelasan dari para ulama dan
juga mujtahid dalam menginterpretasikan isyarat-isyarat tentang remaja dalam
kedua sumber tersebut.
Seperti
telah dipaparkan pada poin tentang pengertian remaja bahwa dalam bahasa istilah
ini disebut dengan murâhaqah ( مراهقة ) yang memiliki beragam arti antara lain: proses
bertahap menuju kematangan fisik, seksual, rasio, emosi, mendekat kepada
kematangan, berkumpul, mengejar atau mendekat, dan pemuda yang mendekat usia
dewasa dan sempurna kematangannya”. Keseluruhan pengertian tersebut menunjukkan
ciri dan karakteristik yang lazim dialami oleh individu yang menginjak masa
remaja.
Kata rahaqa
dalam bentuk fi'il madhi dalam al-Quran disebutkan sekitar 8 tempat,
sedangkan dalam bentuk fi'il mudhâri' disebutkan sekitar 7 tempat.[1]
Seperti firman Allah SWT dalam surat
Yunus ayat 26-27:
*
tûïÏ%©#Ïj9 (#qãZ|¡ômr& 4Óo_ó¡çtø:$#
×oy$tÎur
(
wur ß,ydöt
öNßgydqã_ãr
×tIs% wur
î'©!Ï 4 y7Í´¯»s9'ré&
Ü=»ptõ¾r&
Ïp¨Ypgø:$# ( öNèd
$pkÏù tbrà$Î#»yz
ÇËÏÈ z`Ï%©!$#ur (#qç7|¡x. ÏN$t«Íh¡¡9$# âä!#ty_
¥pt¤Íhy
$ygÎ=÷WÏJÎ/
öNßgà)ydös?ur ×'©!Ï
(
$¨B
Mçlm;
z`ÏiB
«!$# ô`ÏB
5OϹ%tæ
(
!$yJ¯Rr(x. ôMuϱøîé&
óOßgèdqã_ãr
$YèsÜÏ%
z`ÏiB
È@ø©9$# $¸JÎ=ôàãB 4 y7Í´¯»s9'ré&
Ü=»ptõ¾r&
Í$¨Z9$# ( öNèd
$pkÏù tbrà$Î#»yz
ÇËÐÈ
“Bagi
orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga), dan
tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula)
kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Dan
orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan
mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari
(azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam
yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”[2]
Melalui
ayat di atas Allah memberitahukan pahala bagi orang yang berbuat baik dalam
amalnya selama di dunia ini, yaitu beriman dan beramal saleh, bahwa mereka
mendapat balasan yang baik di negeri akhirat nanti. Pahala amal yang baik itu
dilipatgandakan menjadi 10 kali lipat kebaikan sampai dengan 700 kali lipat,
bahkan lebih dari itu.[3]
Balasan
berupa kebaikan itu mencakup semua kenikmatan yang diberikan Allah kepada ahli
surga di dalam surga, berupa gedung-gedung, bidadari-bidadari yang bermata
jeli, ridha Allah kepada mereka, dan apa yang disimpan oleh Allah buat mereka
hal-hal yang menyejukkan hati dan pandangan mata. Yang paling utama di antara
semua nikmat surgawi itu ialah memandang kepada Zat Allah SWT, sehingga nikmat
itu jauh lebih besar daripada semua yang telah diberikan Allah kepada mereka.
Mereka sebenarnya tidak berhak mendapatkannya karena amal perbuatan yang mereka
lakukan, melainkan berkat kemurahan dan rahmat dari Allah semata.[4]
Kata rahaqa
dalam bentuk mashdar juga terdapat pada beberapa tempat lainnya
dalam al-Quran, seperti: QS. al-Jinn ayat 6 dan 13.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa remaja
dalam kajian keislaman juga tidak terlepas dari tinjauan secara fisiologis
maupun psikologis. Adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada kedua aspek
tersebut juga menjadi karakteristik remaja dalam kajian keislaman.
[2]Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang:
Toha Putra, 1995), h. 310-311
[3]Abu Fida' Ismail ibn Katsir al-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir juz
11, diterjemahkan oleh Bahrun Abu Bakar dari judul asli: Tafsir al-Quran
al-'Adzhim, (Bandung :
Sinar Baru Algesindo, 2003), cet.ke-1, h. 190
Tidak ada komentar:
Posting Komentar