Cari Blog Ini

Minggu, 01 September 2019

Konsep dasar metode parenting efektif


Konsep dasar metode parenting efektif

Setidaknya ada empat konsep dasar yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam mengasuh anak-anak mereka, yaitu memelihara fitrah anak (almuhafazoh), mengembangkan potensi anak (at-tanmiyah), ada arahan yang jelas (at-taujih), bertahap (at-tadarruj).[1]
1)      Memelihara fitrah anak (al-muhafazoh)
Upaya yang dilakukan orang tua untuk mendidik anakanaknya, harus didasarkan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) yaitu telah beriman kepada Islam.[2]
Fitrah di sini berarti kondisi penciptaan manusia yang cenderung menerima kebenaran. Secara fitrah, manusia cenderung dan berusaha mencari serta menerima kebenaran walaupun hanya bersemayam di dalam hati kecilnya.[3]
Orang tua termasuk faktor lingkungan yang dominan bagi anak. Pendidikan yang diberikan kepada anak harus selalu berupaya untuk menjaga fitrahnya yaitu berimam kepada Allah Swt, berpegang teguh pada al-Qur'an dan mengikuti sunnah Rasulullaah Saw. misalnya, mengajari anak untuk membaca basmallah setiap melakukan segala sesuatu dan ucapkan alhamdulillah ketika mengakhirinya, mengajarkan anak untuk selalu bersyukur dengan senantiasa mengucapkan hamdallah ketika anak berhasil melakukan sesuatu, sekecil apa pun itu. Orang tua harus senantiasa membimbing dan mengenalkan Allah kepada anak dengan kalimat dzikir.

2)      Mengembangkan potensi anak (at-tanmiyah)
Anak mempunyai potensi luar biasa jika distimulasi dengan baik sejak dini, karena perkembangan intelektual anak dapat mencapai keemasan pada usia 0 sampai 4 tahun. Anak juga memiliki keingintahuan yang kuat pada usia-usia tersebut, sehingga memungkinkan untuk mjemberikan banyak hal di usia dini.

3)      Ada arahan yang jelas (at-taujih)
Maksudnya mengarahkan anak pada kesempurnaan, mengajarinya dengan berbagai aturan diniyah, tidak menuruti segala permintaan anak yang kurang baik untuk dirinya baik di masa kanak-kanak maupun setelah remaja dan dewasa.[4] Memanjakan anak dengan menuruti segala permintaannya akan menjadikan anak bermental diktator. Potensi terpendam dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir akan menjadi pendorong serta penentu bagi kepribadian serta alat untuk mengabdi kepada Allah sehingga bimbingan terhadap perkembangan fitrah harus menuju arah yang jelas.[5]
4)      Bertahap (at-tadaruj)
Mendidik anak harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketelatenan, tidak tergesa-gesa ingin melihat hasilnya, namun bertahap sedikit demi sedikit hingga anak mengerti dan paham akan apa yang kita ajarkan. Pendidikan sebaiknya dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahap kemampuan dan usia perkembangan anak. Anak akan mudah menerima, memahami, menghafal dan mengamalkan bila pendidikan dilakukan secara bertahap.[6]
Pendidikan adalah semua proses yang sangat panjang dan tidak berujung sehingga dalam pelaksanaannya tidak berujung sehingga dalam pelaksanaannya harus bertahap baik dalam pendidikan keimanan, ibadah, akhlak, fisik, sosial, psikis maupun yang lainnya. Pengasuhan anak harus diberikan dengan memperhatikan tahap-tahap perkembangan dan pertumbuhan anak, sehingga ketika orang tua memberikan bimbingan anak dengan mudah bisa menerima sesuai kemampuannya.


[1] Ummi Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar: Kiat-Kiat Mendidik Ala Rasulullah, (Surakarta: Afra Publising, 2007), hlm. 9-11
[2]  Chabib Thoha, Op. Cit., hlm. 9.
[3] Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya, (Bandung : Trigenda Karya, 1993), hlm. 15.
[4] Ummu Shofi, op. cit., hlm. 11.
[5] Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), cet. 1, h. 1.
[6] Irwan Prayitno, Membangun Potensi Anak: Tugas Dan Perkembangan Pendidikan Anak Dan Anak Sholeh, (Jakarta : Pustaka Tartibuana, 2003), cet, II, hlm. 1.

Tidak ada komentar: