Konsep dasar metode parenting efektif
Setidaknya ada empat konsep dasar yang harus diperhatikan
oleh orang tua dalam mengasuh anak-anak mereka, yaitu memelihara fitrah anak (almuhafazoh),
mengembangkan potensi anak (at-tanmiyah), ada arahan yang jelas (at-taujih),
bertahap (at-tadarruj).[1]
1)
Memelihara
fitrah anak (al-muhafazoh)
Upaya
yang dilakukan orang tua untuk mendidik anakanaknya, harus didasarkan bahwa
setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) yaitu telah
beriman kepada Islam.[2]
Fitrah di sini berarti kondisi penciptaan manusia yang cenderung
menerima kebenaran. Secara fitrah, manusia cenderung dan berusaha mencari serta
menerima kebenaran walaupun hanya bersemayam di dalam hati kecilnya.[3]
Orang tua termasuk faktor lingkungan yang dominan bagi anak.
Pendidikan yang diberikan kepada anak harus selalu berupaya untuk menjaga
fitrahnya yaitu berimam kepada Allah Swt, berpegang teguh pada al-Qur'an dan
mengikuti sunnah Rasulullaah Saw. misalnya, mengajari anak untuk membaca basmallah setiap melakukan segala sesuatu dan
ucapkan alhamdulillah ketika
mengakhirinya, mengajarkan anak untuk selalu bersyukur dengan senantiasa
mengucapkan hamdallah ketika
anak berhasil melakukan sesuatu, sekecil apa pun itu. Orang tua harus
senantiasa membimbing dan mengenalkan Allah kepada anak dengan kalimat dzikir.
2)
Mengembangkan
potensi anak (at-tanmiyah)
Anak mempunyai potensi luar biasa jika
distimulasi dengan baik sejak dini, karena perkembangan intelektual anak dapat
mencapai keemasan pada usia 0 sampai 4 tahun. Anak juga memiliki keingintahuan yang
kuat pada usia-usia tersebut, sehingga memungkinkan untuk mjemberikan banyak
hal di usia dini.
3)
Ada
arahan yang jelas
(at-taujih)
Maksudnya mengarahkan anak pada kesempurnaan, mengajarinya
dengan berbagai aturan diniyah, tidak menuruti segala permintaan anak
yang kurang baik untuk dirinya baik di masa kanak-kanak maupun setelah remaja
dan dewasa.[4]
Memanjakan anak dengan menuruti segala permintaannya akan menjadikan anak
bermental diktator. Potensi terpendam dalam diri manusia yang dibawa sejak
lahir akan menjadi pendorong serta penentu bagi kepribadian serta alat untuk
mengabdi kepada Allah sehingga bimbingan terhadap perkembangan fitrah harus
menuju arah yang jelas.[5]
4)
Bertahap
(at-tadaruj)
Mendidik
anak harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketelatenan, tidak tergesa-gesa
ingin melihat hasilnya, namun bertahap sedikit demi sedikit hingga anak
mengerti dan paham akan apa yang kita ajarkan. Pendidikan sebaiknya dilakukan
secara bertahap sesuai dengan tahap kemampuan dan usia perkembangan anak. Anak
akan mudah menerima, memahami, menghafal dan mengamalkan bila pendidikan
dilakukan secara bertahap.[6]
Pendidikan
adalah semua proses yang sangat panjang dan tidak berujung sehingga dalam
pelaksanaannya tidak berujung sehingga dalam pelaksanaannya harus bertahap baik
dalam pendidikan keimanan, ibadah, akhlak, fisik, sosial, psikis maupun yang
lainnya. Pengasuhan anak harus diberikan dengan memperhatikan tahap-tahap perkembangan
dan pertumbuhan anak, sehingga ketika orang tua memberikan bimbingan anak
dengan mudah bisa menerima sesuai kemampuannya.
[1] Ummi Shofi, Agar Cahaya Mata Makin
Bersinar: Kiat-Kiat Mendidik Ala Rasulullah, (Surakarta: Afra Publising,
2007), hlm. 9-11
[3] Muhaimin
dan Abdul Mujib, Pemikiran
Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya, (Bandung : Trigenda Karya, 1993),
hlm. 15.
[6] Irwan
Prayitno, Membangun Potensi
Anak: Tugas Dan Perkembangan Pendidikan Anak Dan Anak Sholeh, (Jakarta : Pustaka Tartibuana, 2003),
cet, II, hlm. 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar